Kesehatan
Ketahuilah, Tips Menjaga Kesehatan Jantung di Tengah Pandemi Covid 19
Sebab kata dia, hal itu dapat menyumbat 90 persen diameter pembuluh darah sehingga infeksi COVID-19 dapat memperparah serangan jantung
Sebab kata dia, hal itu dapat menyumbat 90 persen diameter pembuluh darah sehingga infeksi COVID-19 dapat memperparah serangan jantung
SERAMBINEWS.COM - Di tengah wabah corona atau covid-19 ini harus menjaga kesehatan semaksimalmungkin.
Malah, serangan covid 19 sering dicurigai berawal dari demam hingga sesak nafas.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSA UGM dr. Firman Fauzan Arief L., Sp.JP mengatakan ada keterkaitan antara COVID-19 dengan kesehatan sistem kardiovaskuler manusia.
Sebab kata dia, hal itu dapat menyumbat 90 persen diameter pembuluh darah sehingga infeksi COVID-19 dapat memperparah serangan jantung koroner.
• Pangdam IM Resmikan Lapangan Sanggamara Tenis Club dan Bisa Digunakan oleh Semua Pihak
• Pasien Positif Covid-19 di Langsa Sekarang Sudah 106 Orang
• Cegah Covid-19, Muspika Lhoknga Gencarkan Memakai Masker Bagi Pengguna Jalan Raya
Selain itu, Firman juga menyebut COVID-19 juga dapat mengakibatkan gumpalan di pembuluh darah yang dapat menyumbat di paru-paru.
Kenali 11 Gejala Penyakit Jantung yang Sering Dianggap Sepele (Kompas.com)
"Bagi orang yang memiliki riwayat merokok, apalagi disertai Covid-19 maka akan memperparah serangan jantung coroner dan risiko kematiannya akan berlipat ganda,” kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Ahli Gizi RSA UGM Okta Haksaica Sulistiyo, S.Gz., menambahkan, kondisi pandemi yang membuat pemerintah melakukan berbagai pembatasan bagi warganya juga memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesehatan jantung.
Hal itu karena adanya pembatasan ini menyebabkan perubahan aktivitas fisik dan pola makan.
Perubahan-perubahan tersebut dapat memengaruhi kesehatan, termasuk meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Okta menyebut akibat pandemi ini masyarakat cenderung membeli makanan kemasan yang tahan lama.
Hal itu akhirnya mengakibatkan penambahan berat badan dan pengurangan asupan anti oksidan.
“Pengurangan anti oksidan menyebabkan meningkatnya stres oksidatif yang meningkakan pula risiko hipertensi dan penyakit jantung lainnya,” terangnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Okta menganjurkan beberapa diet sebagai langkah preventif penyakit kardiovaskuler.