Berita Aceh Timur
Pengembala Kerbau Diduga Hilang Saat Mencari Bunga Keladi di Hutan Simpang Jernih Aceh Timur
Tapi belakangan ada informasi korban hilang diduga karena tersesat di hutan saat mencari bunga janda bolong.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Mursal Ismail
Tapi belakangan ada informasi korban hilang diduga karena tersesat di hutan saat mencari bunga janda bolong.
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Abubakar (40), warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, yang hilang di hutan Simpang Jernih, Jumat (2/10/2020) hingga kini belum ditemukan, Minggu (4/10/2020
Dugaan awal ia hilang saat mengembala kerbaunya di kawasan hutan Dusun Pulo Munta, Desa Ranto Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.
Tapi belakangan ada informasi korban hilang diduga karena tersesat di hutan saat mencari bunga janda bolong.
Ya, seperti diketahui, bunga janda bolong saat ini sedang ngetren, termasuk di kalangan pecinta bunga di Aceh.
Harganya mencapai puluhan juta rupiah.
• Daftar Harga iPhone Bulan Oktober 2020 Terbaru: Ini Jadwal Rilis iPhone 12
• Kasus Perkosaan Butal Hathras, Tidak Ada Perubahan Nasib Wanita Dalit, Kasta Terendah India Modern
• Terlilit Utang 600.000, Dua Gadis Bawah Umur Terpaksa Layani Kakek 70 Tahun hingga Kemaluan Benjol

Mengenai dugaan ini disampaikan Rahmadsyah, Camat Simpang Jernih, Aceh Timur, kepada Serambinews.com, Minggu (4/10/2020).
“Usai sarapan Jumat pagi korban minta izin kepada dua temannya (Adik iparnya) untuk memindahkan kerbau, sambil mencari bunga janda bolong di kawasan hutan.
Tapi usai Shalat Jumat korban tak kunjung kembali, biasanya pukul 11.00 korban sudah kembali untuk shalat, tapi hingga usai shalat Jumat hari itu, korban tak kunjung kembali diduga tersesat,” kata Rahmadsyah.
Berhubung hingga seusai Jumat korban tak kembali ke rumah, baru kemudian adik iparnya berusaha mencari ke lokasi pengembalaan kerbau. Tapi hanya kerbau yang ditemukan di lokasi, sedangkan korban tidak ditemukan.
Didampingi Kapolsek Simpang Jernih, Ipda Ade Candra SH, Rahmadsyah mengatakan saat ini masyarakat Simpang Jernih sedang ngetren mencari bunga janda bolong.
Mereka tergiur dengan harga jual bunga ini mencapai puluhan juta rupiah .
“Jadi saat ini warga Simpang Jernih, banyak tergiur mencarinya (bunga Janda Bolong) karena harganya mahal. Sama seperti saat ngetren batu giok, dan kayu alim,” ungkap Rahmadsyah.
Sebagian warga Simpang Jernih selama ini, jelas Rahmad, sudah ada yang menemukan bunga sejenis bunga janda bolong di kawasan hutan dan dijual dengan harga bervariasi.
Sebelumnya diberitakan, Abubakar (40), warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, dilaporkan hilang di hutan saat pergi mengembala kerbaunya.
Korban hilang di kawasan hutan Dusun Pulo Minta, Desa Ranto Panjang, Kecamatan Simpang Jernih.
Rahmadsyah, Camat Simpang Jernih, Aceh Timur, mengatakan, Keuchik Gampong Batu Sumbang, Wahidin (40) telah melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Simpang Jernih.
Menurut informasi dari Wahidin, korban hilang sejak Jumat (2/10/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Korban pergi mengembala kerbau pada Jumat ke kawasan hutan Pulo Munte, namun korban tak kunjung pulang ke rumahnya,” ungkap Rahmadsyah.
• Keluarga Korban Pemerkosaan Geng Hathras Tidak Bisa Melihat Wajahnya Sebelum Kremasi
Kronologis awal
Seperti diberitakan sebelumnya, Abubakar (40) warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, dinyatakan hilang di hutan saat mengembala kerbaunya Jumat (2/10/2020).
Ternyata, korban sempat minta izin kepada dua teman yang ikut bersamanya saat itu.
Korban minta izin kepada kedua temannya untuk pergi mengembala kerbaunya.
Kedua saksi atau teman korban, menceritakan hal itu, kepada Wahidin Keuchik Gampong Batu Sumbang.
"Kedua saksi ikut bersama korban saat itu, sebelum korban hilang," ungkap Rahmadsyah Camat Simpang Jernih, kepada Serambinews.com, mengutip keterangan Wahidin, saat melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Simpang Jernih.
Berdasarkan keterangan kedua saksi, jelas Rahmad, korban hilang saat sedang mengikat kerbau untuk diberi makan di kawasan hutan.
"Sebelum hilang, korban sempat meminta izin kepada kedua saksi tersebut untuk melihat kerbaunya.
Namun korban tak kunjung kembali setelah mengikat kerbaunya, sehingga kedua saksi pun mengecek ke tempat korban mengikat kerbau. Tapi korban tak ditemukan di tempat korban mengikat kerbaunya," jelas Rahmad.
Kemudian, kedua saksi tersebut mencoba mencari korban hingga pukul 18.30 WIB Jumat sore.
Tapi korban tak juga ditemukan, sehingga kedua saksi kembali ke rumahnya di Desa Batu Sumbang karena hari sudah gelap.
Keesokkan harinya, Sabtu (3/10/2020) korban juga tak kunjung kembali ke rumahnya.
Kedua saksi pun melaporkan kejadian itu, ke keuchik Desa Batu Sumbang Wahidin, dan menjelaskan kronologis kejadiannya.
Kemudian Keuchik Wahidin membuat laporan ke Mapolsek Simpang Jernih.
Kemudian Polsek memerintahkan warga secara bersama-sama melakukan pencarian terhadap korban. (*)
\