Internasional
Guru Sejarah Tunjukkan Karikatur Nabi, Remaja Chechnya Jadi Tersangka Pemenggalan Guru di Prancis
Seorang tersangka yang ditembak mati oleh polisi setelah pemenggalan seorang guru sejarah di dekat Paris adalah seorang pengungsi Chechnya berusia 18
Dua perang pada 1990-an memicu gelombang emigrasi, dengan banyak orang Chechnya menuju Eropa barat.
Prancis telah menawarkan suaka kepada banyak orang Chechnya sejak militer Rusia mengobarkan perang melawan separatis Islam di Chechnya pada 1990-an dan awal 2000-an.
Pemimpin wilayah Chechnya Ramzan Kadyrov, yang telah menggunakan subsidi federal besar-besaran untuk membangun kembali provinsi.
Termasuk memadamkan perlawanan dengan pasukan keamanan yang ditakuti, mengutuk pembunuhan guru itu.
Tetapi juga memperingatkan agar tidak menghina perasaan umat Islam.
"Kami mengutuk tindakan teror ini dan menyampaikan belasungkawa kepada kerabat pria yang terbunuh," kata Kadyrov di blognya.
"Saat berbicara secara tegas menentang setiap manifestasi terorisme, saya juga mengimbau untuk tidak memprovokasi umat beriman, untuk tidak menyinggung perasaan keagamaan mereka," harapnya.
Dia kemudian mengkritik masyarakat Prancis karena apa yang dia gambarkan sebagai manifestasi dari provokatif dengan tidak menghormati nilai-nilai Islam.
"Jika Prancis memiliki institusi negara yang tepat untuk hubungan antar etnis dan antaragama, maka negara tersebut akan memiliki masyarakat yang sehat," ujarnya.
Kadyrov mencatat bahwa tersangka Chechnya hanya mengunjungi wilayah itu satu kali ketika berusia 2 tahun.
Ini adalah kedua kalinya dalam tiga minggu teror melanda Prancis terkait dengan karikatur Nabi Muhammad.
Bulan lalu, seorang pemuda dari Pakistan ditangkap setelah menyerang dua orang dengan pisau daging di luar bekas kantor Charlie Hebdo.
Mingguan itu menjadi target serangan ke ruang redaksi yang mematikan pada 2015, dan karikatur nabi diterbitkan ulang bulan ini untuk menggarisbawahi hak atas kebebasan informasi saat persidangan dibuka terkait dengan serangan itu.
Serangan teror Jumat (16/10/2020 terjadi ketika pemerintah Macron mengerjakan RUU untuk mengatasi radikal Islam, yang diklaim pihak berwenang menciptakan masyarakat paralel di luar nilai-nilai Republik Prancis.(*)