Breaking News

Internasional

Kerusuhan Pecah di Sudan, Rakyat Demo Tuntut Kehidupan Lebih Baik

Rakyat Sudan turun ke jalan di ibu kota dan di seluruh negeri pada Rabu (21/10/2020) menuntut kehidupan lebih baik.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Ebrahim HAMID
Kepulaan asap hitam membumbung tinggi dari ban yang dibakar demonstran di Ibu Kota Khartoum, Sudan, Rabu (21/10/2020). 

Pemerintah transisi telah berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi Sudan yang terpukul di tengah defisit anggaran yang sangat besar dan kekurangan barang-barang penting yang meluas, termasuk bahan bakar, roti dan obat-obatan.

Inflasi tahunan melonjak melewati 200% bulan lalu karena harga roti dan bahan pokok lainnya melonjak, menurut angka resmi.

Ekonomi Sudan telah menderita akibat sanksi AS selama beberapa dekade dan salah urus di bawah al-Bashir, yang telah memerintah negara itu sejak kudeta militer sejak 1989.

Baca juga: KNPI Aceh Besar Sumbang Rp 10 Juta untuk Tiket Santri Miskin Kuliah ke Sudan

Negara ini memiliki lebih dari 60 miliar dolar AS utang luar negeri, dan keringanan utang serta akses ke pinjaman luar negeri secara luas dipandang sebagai pintu gerbang menuju pemulihan ekonomi.

Tetapi akses ke pinjaman luar negeri terkait dengan penghapusan sanksi terkait oleh AS sebagai negara sponsor teror.

Presiden Donald Trump baru-baru ini mengatakan Sudan akan dihapus dari daftar hitam jika memenuhi janjinya untuk membayar 335 juta dolar AS kepada para korban teror Amerika dan keluarga mereka.

Para pejabat Sudan menyambut baik pengumuman Trump yang secara luas dipandang sebagai insentif utama bagi negara Afrika timur itu untuk menormalkan hubungan dengan Israel.

Penunjukan teror dimulai pada tahun 1990-an, ketika Sudan secara singkat menjadi tuan rumah Osama bin Laden dan militan lainnya yang diburu AS.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved