Viral Medsos
Kisah Seorang Pramugara Pesawat di PHK karena Covid-19, Kini Banting Stir Jadi Tukang Pijat
Fahmi awalnya tidak menyangka dirinya menjadi salah satu staf di maskapai penerbangan yang layanannya harus dihentikan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
“Ibu juga yang paling banyak memberi saya dukungan selama masa sulit ini. Ibu bertanya mengapa tidak menggunakan keterampilan yang saya miliki dari belajar di universitas sebelumnya,” katanya.
Sang ibu selalu khawatir ketika sosok anaknya tersebut memberi kabar kalau hendak bertugas.
“Meski ibuku selalu menganggap karirku sebagai pramugara sangat berisiko tapi dia tetap mendorongku untuk tidak menyerah dan terus berusaha,” ucapnya.
Baca juga: Viral Kisah Ibu Rindu Pada Anaknya, Tapi tak Bisa Jumpa Karena Dihalangi Mantan Suami
Berkat ilmu sarjananya itu, Fahmi mengambil langkah dengan menempuh fisioterapi untuk evaluasi, pengobatan dan rehabilitasi.
Pemuda asal tanah Klang ini menuturkan, ia seharusnya sudah sedari dulu mulai menawarkan jasa terapi fisik atau pijat untuk menghasilkan pendapatan sampingan.
“Selain sebagai layanan fisioterapi, saya juga sudah memulai layanan perawatan wajah dari awal bulan (Oktober) ini. Sebelumnya saya sudah berlatih selama dua bulan terakhir ini,” ungkapnya.
“Saya menyadari dampak pandemi di industri penerbangan. Jam kerja saya juga menurun, memberi saya banyak waktu untuk kegiatan lain,” tambahnya.
Fahmi mengataan, dari pada dirinya duduk diam, lebih baik ia melakukan sesuatu karena tidak akan bisa mendapatkan uang hanya dengan duduk.
Anak kelima dari enam bersaudara ini mengatakan, perawatan facial spa dilakukan di kediamannya di Sepang.
Ia juga menerima jasa panggilan ke rumah yang berada sekitarnya termasuk Cyberjaya dan Nilai, Negeri Sembilan.
Baca juga: Kisah Pilu Wanita Mantan TKI yang Tewas dalam Kamar, Mulutnya Berbusa Setelah Dikasih Air Kelapa
Membagi pengalamnya menjadi terapi fisik, ia pernah mendapat pesan dari seorang wanita yang ingin mendapatkan layanan spa untuk perawatan wajahnya.
“Wanita itu minta saya ke rumahnya. Jadi saya bilang, perawatan ini hanya untuk kaum laki-laki saja. Jadi, saya meminta wanita itu untuk mencari jasa pijat yang ditawarkan perempuan,” ungkapnya.
Menjadi tungkang terapi fisik penuh dengan tantangan.
Hal itu diungkapkan Fahmi ketika pelanggan sudah membuat janji, tapi ternyata tidak muncul.
“Saya telpon dan kirim pesan, pelanggan itu diam dan tak menjawab sama sekali,” ujarnya