Lihat Ayahnya Kencing, Gadis 8 Tahun Teriak ke Ibunya dan Sebut ‘Usus’ Ayah Masih Menggantung

Ketika dia mendengar putrinya menjerit tentang usus suaminya, Tieu Kha benar-benar ketakutan dan bergegas berlari ke toilet.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
PIXABAY
Ilustrasi pria kencing di toilet 

Suami Tieu Kha menghela nafas lega, mengangkat ibu jarinya untuk memuji tingkah lakunya yang cerdas karena menangani situasi yang memalukan itu.

Putri Tieu Kha sangat panik karena kurangnya pemahaman tentang masalah gender.

Padahal, di banyak keluarga ada hal serupa, namun karena kurangnya pengetahuan di bidang ini, akan banyak berdampak negatif pada anak-anak.

ilustrasi
ilustrasi 

Lalu, bagaimana memulai pendidikan seks kepada anak agar sesuai usianya?

Pendidikan seks bisa diawali dengan mengenalkan alat kelamin dan fungsinya kepada anak.

Di usia 16-18 bulan, orangtua dianjurkan untuk mengenalkan alat kelamin kepada anak sebagai salah satu anggota tubuh.

Di usia 2-3 tahun anak bisa mulai dikenalkan dengan gender laki-laki dan perempuan, dan bagaimana keduanya memiliki perbedaan.

Baca juga: Viral Tangisan Haru Mama Sambut 4 Anaknya Datang dari Jauh, Beri Hadiah Ulang Tahun Untuk Ibunya

"Kasih tahu (kalau anak perempuan) itu namanya vagina, kalau laki-laki penis. Itu enggak boleh dipegang dan dilihat sembarang orang dan itu penanda kamu perempuan atau laki-laki," ungkap Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A(K), dikutip dari Kompas.com.

Sedangkan setelah memasuki usia sekolah, beberapa anak mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, misalnya tentang mengapa ada bayi di perut ibu.

Jelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak.

"Dari situ bisa mulai di edukasi seks, sedini itu. Tapi kalau tidak ada pertanyaan kritis ke arah sana, kita bisa kenalkan di usia pubertas," ucap dr. Eva.

Di usia remaja, anak mulai lebih bebas mengakses internet.

Sebagian anak mulai bisa mengakses konten pornografi.

Meski di usia remaja sebetulnya anak sudah boleh menyaksikan tayangan pornografi, itu tetap harus dilakukan dalam batasan yang wajar, serta hanya jika sudah memiliki bekal edukasi seks yang cukup.

"Jadi di usia remaja pun masih banyak batasan dan peringatan, serta perlu banyak panduan bagi mereka untuk mencegah terpapar konten pornografi," pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca juga: Ayah Cabuli Anak Tirinya hingga Hamil, Terbongkar dari Kecurigaan Ibu Lihat Perubahan Tubuh Anaknya

Baca juga: NEKAT! Guru Ini Lakukan Hal Tak Senonoh pada Siswanya Padahal Ibu sang Siswa Tidur di Sampingnya

Baca juga: Viral Video Detik-detik Puting Beliung di Bekasi, Bangunan Porak-poranda dan Motor Tersapu Angin

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved