Berita Internasional

Senjata Makan Tuan! Ranjau yang Dipasang untuk Cegah Pembelot Meledak, Puluhan Tentara Korut Terluka

Ledakan itu terjadi saat pasukan penjaga perbatasan mengubur ranjau untuk menghalangi para pembelot Korea Utara, menurut Radio Free Asia.

Editor: Ibrahim Aji
worldwatchmonitor
Dua tentara Korea Utara berjaga di perbatasan dengan Cina, Yalu River. 

Ledakan itu terjadi saat pasukan penjaga perbatasan mengubur ranjau untuk menghalangi para pembelot Korea Utara, menurut Radio Free Asia.

SERAMBINEWS.COM, PYONGYANG - Bak pribahasa, senjata makan tuan! Itulah yang menimpa militer Korea Utara

Puluhan tentara negara komunis itu dikabarkan terluka akibat ledakan dari ranjau yang mereka pasang di perbatasan dengan Cina.

Ledakan itu terjadi saat pasukan penjaga perbatasan mengubur ranjau untuk menghalangi para pembelot Korea Utara, menurut Radio Free Asia.

Dilansir dari Daily Mail, seorang penduduk Korea Utara mengatakan otoritas militer Kim Jong Un "tidak memberikan pelatihan yang memadai kepada tentara yang memasang ranjau".

Pembelot Korea Utara kebanyakan memilih melarikan dari melalui China daripada pergi ke Korea Selatan dengan menyeberang DMZ yang dijaga ketat.

Tetapi beberapa tahun terakhir Pyongyang dan Beijing memperketat penjagaan di perbatasan dua negara itu.

Baca juga: Dua Bocah Dikurung dalam Kandang Besi di Pasar, Sang Ibu Khawatir Tersesat saat Ditinggal Belanja

Warga Korea Utara yang mengungkapkan insiden ledakan itu mengatakan bahwa pemasangan ranjau di perbatasan dengan Cina itu adalah yang pertama kalinya dilakukan.

"Ini hanya bisa diartikan sebagai upaya untuk menutup total perbatasan dan mencegah penduduk melarikan diri," kata mereka.

Sebaliknya, diketahui ada jutaan ranjau yang dipasang di dekat perbatasan dengan Korea Selatan, beberapa di antaranya merupakan peninggalan Perang Korea yang berakhir buntu pada 1953.

Terlepas dari ledakan yang baru-baru terjadi itu, banyak tentara Korea Utara yang telah ditugaskan untuk memasang ranjau darat, kata sumber tersebut.

Namun, mereka mengaku ledakan itu membuatnya gugup dan gelisah, setelah para pemimpin militer gagal memberikan pelatihan yang tepat.

Baca juga: Pakistan dan India Kembali Tegang, Hanya Gara-Gara Beras

Ledakan itu terjadi di Hamgyong Utara, provinsi paling utara di negara itu, sementara ranjau juga diduga diletakkan di dekat Ryanggang.

Penjagaan di perbatasan dengan Cina yang membentang sejauh 880 mil itu biasanya sangat rapuh di musim dingin.

Saat itu lah, orang-orang dapat melarikan diri dari Korea Utara dengan melintasi sungai yang membeku.

Tetapi awal tahun ini, Korea Utara memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat untuk menangkis virus corona, yang diklaim oleh rezim Kim Jong-un telah dicegah sepenuhnya.

Para ahli mengatakan penguncian merugikan ekonomi yang sudah terpukul oleh sanksi yang dipimpin AS dan biasanya mengandalkan Cina sebagai mitra dagang terbesarnya.

Baca juga: Dua Wanita Rohingya Kabur, Polisi Perketat Pengawasan Kamp Pengungsian Rohingya di Lhokseumawe

Namun, Cina memperingatkan awal tahun ini bahwa orang bisa ditembak jika mereka terlalu dekat dengan perbatasan Korea Utara.

Sementara warga Korea Utara dapat dikirim ke kamp penjara karena mencoba membelot ke Korea Selatan atau bekerja dan tinggal di Cina.

Para pembelot sendiri telah menjadi sumber ketegangan antara kedua negara Korea dan mereka dikecam sebagai 'sampah manusia' oleh media resmi di Utara.

Beberapa pembelot diketahui mengirim selebaran propaganda ke seluruh DMZ, membuat marah Korea Utara yang mengancam pembalasan militer.

Pada bulan Juni, Korea Utara meledakkan kantor penghubung yang dimaksudkan untuk membina hubungan yang lebih baik antara kedua negara setelah menyuarakan kemarahan tentang aktivitas para pembelot.

Baca juga: Puluhan Gepeng Terjaring di Kota Banda Aceh, Ini Harapan Satpol PP ke Masyarakat

Para ahli mengatakan dimulainya rezim Kim Jong Un pada 2011 menyebabkan tindakan keras di perbatasan Cina dengan lebih banyak pagar, pos penjagaan, dan pemantauan panggilan telepon.

Cina juga mengganggu upaya pelarian dalam serangkaian penggerebekan pada 2019 yang menyebabkan setidaknya 30 pembelot Korea Utara ditangkap.

Beberapa penangkapan terjadi bermil-mil jauhnya dari 'zona merah' dekat perbatasan Korea Utara, termasuk penggerebekan di setidaknya dua rumah persembunyian.

Seorang pekerja pengungsi mengatakan Cina ingin menghentikan masuknya pengungsi Korea Utara seperti yang terjadi pada 1990-an akibat kelaparan di negara rahasia itu.(*)

Artikel ini sudah tayang di Sosok.ID dengan judul "Niatnya Pasang Ranjau untuk Cegah Pembelot ke China, Puluhan Tentara Korea Utara Justru Terluka Setelah Ranjau yang Dipasang Tiba-tiba Meledak"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved