Video

VIDEO - REAKSI PROTES Masyarakat Dunia untuk Presiden Prancis, Dari Injak Foto Hingga Mengutuk Keras

Selain kecaman dari Turki, Iran, dan Pakistan, antara lain, ada seruan untuk memboikot produk Prancis, protes, serta serangan terhadap laman Prancis.

Penulis: Yuhendra Saputra | Editor: Zaenal

SERAMBINEWS.COM - Perwakilan dan anggota berbagai organisasi non-pemerintah (LSM) berkumpul untuk memprotes terhadap penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis dan menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron atas pernyataan anti-Islamnya.

Unjuk rasa digelar tepat di depan Kedutaan Besar Prancis di Ankara, Turki pada 28 Oktober 2020.

Sebuah toko pakaian di Tripoli, Libya menggunakan foto-foto Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai penanda jarak sosial yang diletakkan di lantai sebagai reaksi atas penghinaannya terhadap Muslim dan Nabi Muhammad.

Pelanggan di toko menginjak foto-foto Macron saat mereka mengantri.

Langkah tersebut merupakan salah satu dari serangkaian reaksi dari semua negara Islam terhadap Macron, yang baru-baru ini menuduh Muslim Prancis melakukan "separatisme", dan menggambarkan Islam sebagai "agama dalam krisis".

Ketegangan semakin meningkat setelah pembunuhan seorang guru sekolah menengah, Samuel Patty pada 16 Oktober 2020 lalu, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad yang dihujat di kelasnya.

Kartun menghina oleh Charlie Hebdo itu juga diproyeksikan ke gedung-gedung di beberapa kota.

Macron membela kartun itu, dengan mengatakan Prancis "tidak akan menyerahkan kartun kami", menyebabkan kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Selain kecaman dari Turki, Iran, dan Pakistan, antara lain, ada seruan untuk memboikot produk Prancis, protes, serta serangan terhadap laman Prancis.

Anggota parlemen Iran pada Selasa, 27 Oktober 2020, mengutuk komentar terbaru yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Muslim.

Sebagai reaksi terhadap rencana Macron untuk menindak apa yang disebut "separatisme Islam", dan meningkatnya gerakan anti-Islam di Prancis, anggota parlemen Iran meminta dunia Muslim untuk memboikot dan memprotes Prancis.

Receb Rahmani, seorang anggota parlemen Iran, mengatakan negara-negara Islam harus menjatuhkan sanksi kepada semua otoritas Prancis.

Tak satu pun dari mereka harus memiliki pengecualian. Kedutaan besar negara-negara Islam (di Prancis) jelas harus menolak (pernyataan dan rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron). Kedutaan dan pemerintah (negara-negara Islam) harus menunjukkan reaksi aktif (ke Prancis). Dunia Islam harus melakukan pembalasan keras terhadap Presiden Prancis dan pemerintahannya. Tidak ada yang berani melakukan sikap tidak hormat, tidak sopan dan menghina mulai dari sekarang, ”ujarnya.

Baca juga: Koran Iran Tampilkan Karikatur Presiden Perancis Emmanuel Macron seperti Iblis

Baca juga: MUI Kecam Macron

Sehriyar Haydari, anggota parlemen lainnya, menunjuk permusuhan jangka panjang Prancis terhadap negara-negara Islam.

“Pada abad terakhir, Prancis bertujuan untuk menciptakan konflik di antara umat Islam terutama tentang sekte dan identitas etnis. Ini fakta yang sudah terbukti, ”ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved