Kiprah Bawadi, UMKM yang Memasarkan Kopi Aceh Ke Cina hingga Benua Amerika
Bawadi merupakan salah satu UMKM di Banda Aceh yang bergerak dalam memasarkan kopi Aceh dengan melirik pasar internasional
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Meskipun usia usahanya masih tergolong muda, namun Bawadi Coffe sudah mampu melebarkan sayap bisnis berbagai belahan dunia dalam memasarkan kopi Aceh.
Bawadi merupakan salah satu UMKM di Banda Aceh yang bergerak dalam memasarkan kopi Aceh dengan melirik pasar internasional.
Nama usaha ini diambil dari nama sang pemilik, T Dhahrul Bawadi, salah seorang anak muda yang kini banyak menularkan motivasi bisnis ke anak muda lainnya.
Awalnya T Dhahrul Bawadi merupakan pemuda seperti kebanyakan lainnya, yang hobi traveling dengan mengunjungi berbagai negara.
Dalam perjalanan ke sejumlah tempat inilah yang memunculkan idenya untuk menjual kopi Aceh yang sudah terkenal ini ke luar negeri.
Akhirnya, pada 2015 ia mendirikan usaha dengan brand sendiri, Bawadi Coffee.
Baca juga: AS Percepat Jual 50 Jet Tempur F-35 ke Uni Emirat Arab, Inikah Hasil Hubungan UEA Dengan Israel?
Untuk meracik kopi, Bawadi tak memiliki banyak kendala, karena Aceh yang merupakan salah satu surga kopi, sudah tersedia sumber daya dan bahan baku kopi yang melimpah.
Awalnya Bawadi berjalan sendiri, dengan memanfaatkan kemampuan pribadi dan jejaringnya, ia memasarkan kopi Malaysia dan beberapa negara tetangga lainnya.
“Sejak awal kita memang ingin pemasaran kopinya ke internasional,” ujar T Dhahrul Bawadi.
Sekitar 2019 lalu, Bawadi Coffee menjalin kemitraan dengan Pertamina, untuk menunjang ekspansi usaha kopi ke dunia internasional.
Salah satu bentuk kemitraan, Pertamina memberikan dukungan dalam promosi.
Wujud dari kemitraan Pertamina dengan Bawadi Coffee, usaha kopi ini dibawa mengikuti pameran atau event di Nanning, Cina pada September 2019.
Hasilnya, dalam kunjungan ke China itu, Bawadi berhasil menjalin kontrak penjualan kopi dengan perusahaan lokal di sana.
Baca juga: Update Harga Emas Naik, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram Hari Ini
Sejak kontrak itu dimulai, Bawadi pun rutin kopi Aceh ke China dalam jumlah yang besar. Meskipun, pandemi Covid-19 ini sempat menganggu suplai kopi dari UMKM ini ke negeri tirai bambu.
Kini, meskipun hanya UMKM, Bawadi telah mampu memasarkan produknya ke Malaysia, Singapura, China, dan negara di utara benua Amerika, Kanada.
Kini, T Dhahrul pun terus berusaha mengembangkan pemasaran ke negara-negara lainnya.
Selama ini penjualan Bawadi ke luar negeri memanfaatkan berbagai platform dan metode, mulai Market Place, reseller, distributor, maupun penjualan offline.
Selain menjual, Bawadi juga sangat rajin mempromosikan kopi Aceh ke pasar internasioanl.
Tercatat ia sudah mengikuti beragam pameran, mulai di Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Filipina, China, Korea Selatan, Rusia, dan Uni Emirat Arab.
“Alhamdulillah, setiap selesai event kita selalu dapat buyer baik itu dari pihak restoran atau kafe kafe. Saat ini juga ada pelanggan kita dari beberapa negara yang selalu order,” ujar CEO Bawadi, T Dhahrul Bawadi.
T Dhahrul Bawadi menceritakan, awalnya ia yang hobi traveling ini hanya ingin membuka usaha yang bisa membawa dirinya melatg-lang buana ke sejumlah negara.
Karena kopi Aceh sudah mendunia, akhirnya ini pun memilih komoditi ini.
Apalagi sebelumnya dirinya sempat bekerja di perusahaan produsen bubuk kopi. Sehingga dirinya sedikit paham dalam dunia kopi ini.
Usaha ini didirikan dengan modal awal Rp 30 juta yang digunakan untuk membeli beberapa unit mesin kopi.
Menariknya, pada tahun pertama produksi, pemasarannya langsung membidik Malaysia.
Saat itu di negara tersebut sedang berlangsung sebuah pameran, sehingga momen itu dimanfaatkan oleh Teuku Dhahrul Bawadi yang merupakan CEO untuk menembus pasar internasional.
Baca juga: Waduh, Wajah Gadis Cantik Karyawati Bank Ini Mendadak Penuh Jerawat, Begini Awal Ceritanya
“Awal start Bawadi Coffee, kita langsung mencoba pemasarannya ke Malaysia. Memang produksi tahun pertama kita langsung ikut pameran di negara tersebut.
Alhamdulillah sambutannya bagus, dan pada bulan selanjutnya kita langsung dapat tawaran ke Cina. Saat itu yang dibawa kopi arabica gayo dan robusta,” kata Teuku Dhahrul Bawadi.
Ia menyampaikan alasannya memilih pasar internasional sebagai start dari usahanya itu, karena apabila ia mengangkat produk Bawadi di tingkat lokal atau nasional maka akan kalah dengan branding produk-produk yang sudah lama dipasarkan di Aceh.
“Sehingga saya mengambil langkah ke sana (luar negeri,red) untuk mengangkat brand Bawadi itu sendiri,” sebutnya.
Dalam memasarkan produkproduknya ke pasar internasional, kini Bawadi Coffee sudah memiliki perusahaan di Singapura yang khusus mendistribusikannya ke berbagai negara, bahkan hingga ke Eropa.
“Kantor pemasaran untuk internasional saat ini di Singapura. Ada beberapa pengusaha yang bergabung, kita join buat perusahaan di sana (Singapura, red),” ujarnya.
Meskipun fokus ke pasar internasional, Bawadi tak juga lemah di dalam negeri. Bawadi Coffee menjadi produk kopi Aceh pertama yang masuk ke retail terbesar, yaitu Indomaret. Kini di dalam negeri, produknya juga mudah dijumpai.
Ia menyampaikan, awalnya banyak rintangan yang harus dilalui saat membangun usaha tersebut, bahkan sampai hampir gulung tikar.
Baca juga: Tanah Wakaf di Indonesia Luas Sekali, Ternyata Potensi Wakaf Rp 180 Triliun per Tahun
Namun, katanya Bawadi Coffee juga mempunyai visi misi, karena usaha tanpa visi misi seperti sayur tanpa garam.
"Bawadi Coffee mempunyai visi bagaimana menjadi pelopor perusahaan minuman terkemuka tingkat nasional dan internasional.
Apa yang harus saya kerjakan? Maka di situ saya menyusun program-program, SOP perusahaan. Dan saya punya misi bagaimana mengembangkan petani kopi yang ada di Aceh," katanya.
Pada Desember lalu, Bawadi bersama tujuh pungusaha lokal lainnnya, yang tergabung dalam Asosiasi IKM Aceh (ASIA) bertandang ke Singapura dan Malaysia.
Berbekal keberanian dan produk khas Aceh berkualitas, para pengusaha industri kecil dan menengah (IKM) Aceh kembali melakukan misi dagang ke negara jiran.
“Alhamdulillah, 4 dari 8 Pengusaha ASIA melakukan MoU di Singapore Bersama Dapur Aminah Grup,” tulis Ketua ASIA, T Dhahrul Bawadi.
T Dhahrul Bawadi mengatakan, misi dagang ini dirintis secara mandiri oleh para pengusaha IKM Aceh untuk mencari pasar di luar negeri, terutama di wilayah Asia Tenggara. (*)
Baca juga: Waspada 8 Ciri Ciri Kanker Serviks yang Wajib Diwaspadai. Gejalanya Sepele, Tetapi Mematikan!