Petugas Kesehatan Komit Yakinkan Orang Tua untuk Imunisasikan Anak  

Tantangan terberat petugas kesehatan dalam menyukseskan program imunisasi adalah meyakinkan orang tua yang sedari awal

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Petugas Kesehatan Komit Yakinkan Orang Tua untuk Imunisasikan Anak   
IST
Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Banda Aceh, Mawardy

BANDA ACEH - Tantangan terberat petugas kesehatan dalam menyukseskan program imunisasi adalah meyakinkan orang tua yang sedari awal sudah menolak untuk mengimunisasikan anaknya. Pun demikian, tenaga medis di Banda Aceh tetap komit tak akan menyerah untuk terus menyosialisasikan pentingnya imunisasi hingga semua masyarakat memahaminya.

"Hingga saat ini, jumlah warga Banda Aceh yang menolak imunisasi lebih banyak dibanding yang mau melengkapi imunisasi anaknya. Kita menduga hal ini terjadi karena masyarakat terlanjur terpengaruh dengan informasi negatif dari berbagai media sosial," ungkap Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Banda Aceh, Mawardy, Senin (2/11/2020).

Contoh informasi negatif, sebutnya, antara lain informasi yang menyebutkan bahwa vaksin itu haram. Hal seperti inilah yang membuat masyarakat tidak mau mengikuti imunisasi. "Contoh lain, informasi yang menyatakan bahwa imunisasi dapat menyebabkan anak sakit. Padahal, hal-hal tersebut tidak benar," jelas Mawardy.

Informasi-informasi seperti itu, sambungnya, membuat masyarakat ragu untuk memberikan imunisasi kepada anaknya. Padahal, kata Mawardy, imunisasi memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit dalam rentang waktu jangka panjang.

Ia juga menyatakan, anak-anak yang sejak bayi sudah memperoleh imunisasi, di masa depannya akan terhindar dari berbagai jenis penyakit. "Mungkin masyarakat melihat setelah anak diimunisasi itu tidak ada dampak positifnya. Padahal, imunisasi adalah perlindungan untuk jangka panjang dari berbagai penularan virus penyakit," tandas Mawardy.

Ditambahkan, anak yang diimunisasi dampak positifnya memang tidak terlihat langsung, melainkan memberi perlindungan panjang dan bahkan bisa seumur hidup. "Ini berbeda dengan anak yang sedang sakit ketika diberi obat akan langsung sehat," imbuhnya.

Ia mencontohkan pada penyakit polio, di mana saat ini sudah tak ada lagi anak yang lumpuh layu akibat virus polio liar. Sebab, mereka sudah terlindungi oleh imunisasi yang cukup tinggi di seluruh dunia. Hingga saat ini, kasus polio akibat virus polio liar hanya tersisa di dua negara yaitu Afghanistan dan Pakistan. Dunia, lanjut Mawardy, bergerak ke arah eradikasi atau menghilangkan virus polio secara global.

Menurut Mawardy, orang tua harus membawa  anaknya untuk diimunisasi sejak bayi hingga usia sekolah. Dampaknya, anak akan terlindungi dari penyakit seperti difteri, hepatitis, campak, dan polio. Hal ini terbukti dengan merebaknya wabah difteri sejak 2017, di mana angka imunisasi anak di Aceh menurun dan makin menurun setiap tahunnya. Pada 2019 misalnya, data dari Dinas Kesehatan Aceh mencatat 131 kasus suspek difteri dan 7 kematian akibat difteri. 

"Kalau memang penyakit seperti itu bisa dicegah dengan vaksinasi, kenapa kita harus menunggu tertular dulu baru diobati. Padahal, lebih baik mencegah daripada mengobati," ujarnya.

Sebagai Pengelola Program Imunisasi di Dinas Kesehatan Banda Aceh, Mawardy bersama petugas lain bertanggung jawab mengenai pelayanan dan pengelolaan program imunisasi di ibu kota provinsi Aceh ini. Sehari-hari, ia terlibat di masyarakat untuk memastikan anak-anak di Banda Aceh mendapatkan imunisasi dengan baik.

Dalam bertugas, tambah Mawardy, pihaknya juga selalu mengampanyekan pernyataan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh yang menyebutkan imunisasi dibolehkan karena sangat bermanfaat dan tidak merugikan masyarakat.

Mawardy menilai kompetensi petugas imunisasi di Banda Aceh sekarang ini sudah cukup baik. Namun, menurutnya, di sisi lain petugas masih mengalami kendala untuk meyakinkan masyarakat yang dari awal sudah menolak imunisasi. "Apalagi masyarakat yang dari awal sudah menolak imunisasi, itu sulit untuk kita ajak. Tapi, kami tetap tidak menyerah," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved