Internasional

Polisi Tidak Dapat Memeriksa Penyerang Gereja Nice, Dinyatakan Positif Covid-19

Pria Tunisia yang menikam tiga orang hingga tewas di sebuah gereja di Nice Prancis selatan, telah dites positif Covid-19.

Editor: M Nur Pakar
AP
Penyerang Gereja Nice Prancis, Ibrahim Issaoui 

Turki telah memimpin seruan untuk memboikot barang-barang Prancis setelah Macron mengatakan akan membela hak untuk menerbitkan kartun yang mengejek agama.

Dalam sebuah langkah yang mempertaruhkan hubungan lebih lanjut dengan Ankara, Prancis pada Selasa (3/11/2020) mengatakan akan melarang kelompok ultra-nasionalis Turki yang dikenal sebagai Serigala Abu-abu.

Dipandang sebagai sayap partai yang bersekutu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Langkah itu diumumkan setelah pusat peringatan pembunuhan massal orang-orang Armenia selama Perang Dunia I dirusak dengan grafiti termasuk nama Serigala Abu-abu.

Ketika Prancis menangani ekstrimisme Islam di tanah air, pejabat Gallic mengkonfirmasi pasukan mereka di Afrika Barat telah membunuh lebih dari 50 jihadis dan menahan empat orang dalam operasi di Mali pekan lalu.

Baca juga: Austria Berduka, Serangan Bersenjata Mengerikan Pendukung ISIS Menewaskan Empat Orang

Tentara Prancis di wilayah itu juga menyita senjata dan peralatan dari para pejuang dalam operasi Jumat (29/10/202020).

Menteri Pertahanan Florence Parly men-tweet pada Senin (2/11/2020) malam sekali lagi menunjukkan bahwa kelompok teroris tidak dapat bertindak dengan impunitas.

Prancis mengirimkan serangan udara dan pasukan darat setelah drone yang memantau wilayah di Mali utara melihat konvoi pejuang dengan sepeda motor.

Sumber militer mengatakan operasi militer terpisah yang lebih besar berlangsung selama beberapa minggu di daerah dekat perbatasan Mali dengan Burkina Faso dan Niger.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved