Berita Lhokseumawe
Petugas Imigrasi Lhokseumawe Kembali Geledah Kamp Pengungsi Rohingya, Petugas Temukan Benda Ini
Petugas Imigrasi mendatangi lokasi pengungsian Rohingya di BLK Kadang, Gampong Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe untuk menggeledah..
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Jalimin
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Petugas Imigrasi mendatangi lokasi pengungsian Rohingya di BLK Kadang, Gampong Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe untuk menggeledah Ponsel, pada Selasa (3/11/2020) pagi kemarin. Dalam razia ketiga kali ini ada puluhan hannphone yang berhasil disita.
Yang pertama operasi terhadap penggunaan handphone oleh pengungsi ditemukan 17 ponsel, kedua 81 ponsel dan yang ketiga 30 ponsel.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambinews.com, Rabu (4/11/2020) di lokasi, penggeledahan berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB.
Semua ruangan tempat pengungsi Rohingya digeledah petugas yang diperkirakan berjumlah belasan orang, termasuk TNI, Kepolisian dan Satgas.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe, Fauzi SH melalui kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Ahmad Jeffry, kepada Serambinews.com, Rabu (4/11/2020).
Jeffry mengatakan, penggeledahan pesawat handphone tersebut untuk mengantisipasi terjadi lagi Rohingya kabur dari kamp penampungan seperti yang terjadi sebelumnya.
“Ini adalah operasi pengawasan yang ketiga kali kita lakukan dalam rangka penertiban di BLK terhadap etnis Rohingya,” terangnya.
Tujuannya adalah, lanjuta Jeffry untuk menertibkan keberadaan orang asing yang ada di kota Lhokseumawe termasuk orang pengungsi Rohingya.
“Hal ini supaya semua tetap aman rapi, dan juga menghindari adanya komunikasi dengan pihak yang tidak bertanggung jawab, yang mungkin seperti itu ada mengarah ke tindak pidana perdagangan orang (TPPO),” papar Jeffry.
Ia menjelaskan, kalau operasi dilakukan secara mendadak atau sidak, jadi untuk hal ini memang sudah sering mungkin ada langkah-langkah mereka juga mencoba menyembunyikan handphone dari razia petugas.
“Tetapi tetap bisa kita temukan ditemukan, walaupun mereka sembunyikan ditempat pakaian, atau tempat lainnya. Sistem operasi ini kita lakukan secara mendadak kebetulan dari pihak imgrasi ada sekitar 12 personel yang ikut menggeledah, dan dibantu personel TNI dan Polisi yang berjaga di kamp tersebut,' ujar Jeffry.
Disambungnya, mereka sebelum di geledah diarahkan terlebih dahulu untuk keluar dari arena penampungan, lalu baru masuk pihak imigrasi untuk mengecek ke dalam ruang tersebut.
“Di setiap gedung kita geledah kita temukan barang handphone, semua handphone kita amankan dan kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut,” pungkas Jeffry.
Untuk sementara, tambah Jeffry mereka tidak diperbolehkan memiliki handphone, agar tidak terjadi komunikasi dengan orang luar, agar tidak bisa melarikan diri dari penampungan.