Nova Pasca Dilantik

Lima Jam Setelah Dilantik, Ini Langkah Strategis Nova untuk Harmonisasi Hubungan dengan Legislatif

Diakuinya bahwa belakangan ini hubungan eksekutif dan legislatif di Aceh sedang kurang harmonis. "Tapi saya sedang berada di jalur untuk mengupayakan

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Ansari Hasyim
Foto: Humas dan Protokoler Setda Aceh
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian melantik dan melakukan pengambilan sumpah Jabatan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sisa masa jabatan 2017-2022 di Gedung Utama DPR Aceh, Kamis (5/11/2020). 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Lima jam setelah dilantik Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof Muhammad Tito Karnavian sebagai Gubernur Aceh ke-19, Kamis (5/11/2020), Nova Iriansyah mengeluarkan pernyataan tentang langkah-langkah apa yang kini sedang dilakukannya untuk membuat hubungan antara eksekutif dan legislatif Aceh menjadi harmonis.

"Dalam kehidupan politik, harmonis dan disharmonis itu sesuatu yang biasa. Terkadang, harmonisnya yang kencang, di lain waktu disharmonisnya yang kencang," kata Nova.

Diakuinya bahwa belakangan ini hubungan eksekutif dan legislatif di Aceh sedang kurang harmonis. "Tapi saya sedang berada di jalur untuk mengupayakan agar harmonisasi itu segera tercapai demi rakyat Aceh," tambah Nova.

Pernyataan itu disampaikan Nova secara daring dari rumah dinasnya dalam Dialog Suara Publik di Stasiun TVRI Aceh, Kamis petang, sekitar pukul 17.20 WIB, selang lima jam setelah berakhirnya acara pelantikan Nova di Gedung DPRA kemarin.

Dalam komentar singkatnya itu Nova mengatakan sangat menghargai nasihat yang disampaikan Mendagri saat pelantikannya. Nasihat Mendagri tersebut adalah meminta gubernur yang baru dilantik membangun komunikasi politik yang baik dengan pihak eksekutif, yudikatif, dan pihak-pihak lainnya.

Nasihat lainnya yang juga disampaikan Mendagri adalah pentingnya menjaga kekompakan dalam membangun, menjaga keamanan, dan merawat perdamaian di Aceh.

Butir-butir nasihat Mendagri itu kemarin sore diulas kembali oleh empat narasumber dalam dialog di TVRI Aceh, terdiri atas Safaruddin (Wakil Ketua DPRA), Taqwaddin Husin (Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh), Taufiq A Rahim (Akademisi Universitas Muhammadiyah Aceh), dan Yarmen Dinamika (Wartawan Serambi Indonesia). Dialog satu jam itu dipandu Muhammad Syuib selaku host.

Ketika host minta komentar Nova secara daring tentang apakah dia akan membentuk tim lobi untuk memuluskan hubungan yang renggang dengan legislatif sehingga berujung ke hak interpelasi, Nova menjawab tangkas.

"Dalam praktik pemerintahan sebetulnya tidak dikenal istilah tim lobi. Lobi itu hanya diperlukan dalam praktik politik. Jadi, kalaupun harus disebut tim lobi, tim lobi Pemerintah Aceh itu adalah TAPA (Tim Anggaran Pemerintah Aceh,)" kata Nova.

Menurutnya, TAPA-lah yang melakukan komunikasi, bukan lobi, secara kelembagaan kepada DPRA, bahkan kalau diperlukan secara personal dengan pimpinan atau anggota DPRA.

Muara akhir yang ingin dicapai dalam komunikasi TAPA ke DPRA atau tepatnya ke Badan Anggaran (Banggar) DPRA itu adalah agar perencanaan anggaran, terutama RAPBA 2021, berjalan dengan lancar dan bisa disahkan tepat waktu.

Dalam kaitan itu, lanjut Nova, tentu saja diperlukan konsultasi dengan Kemendagri.

"Nah, pada intinya, saya sekarang sedang berada di jalur ini, menuju harmonisasi hubungan. Kita minta bantuan Mendagri melalui dirjen-dirjen terkait untuk memperlancarnya," ujar Nova.

Baca juga: HUT Ke-75 Korps Brimob Polri, Satbrimob Polda Aceh Gelar Donor Darah

Baca juga: Kemendagri Minta APBA 2021 Ditetapkan dengan Qanun Aceh

Baca juga: Bupati Sarkawi Usulkan Revitalisasi BLK Bener Meriah ke Kemenaker RI untuk Pusat Latihan Produktif

Gubernur ke-19 Aceh ini mengaku betapa pentingnya harmonisasi dan sinergisitas antarlembaga dalam menyukseskan program-program pembangunan di Aceh.

Ia mengibaratkan relasi antara lembaga eksekutif dan legislatif itu bagaikan sebuah orkestra. Untuk itu, kekompakan antarpemain harus dijaga agar tak ada nada yang sumbang.

"Nah, inilah yang sedang kita upayakan bersama. Tentu butuh waktu. Butuh proses. Tapi saya optimis, apa yang diharapkan Mendagri tadi dan oleh Ketua DPRA, juga menjadi harapan saya, dan harapan kita semua akan segera terwujud," kata Nova.

Semua prioritas

Ketika host menanyakan apa yang menjadi prioritas programnya setelah dilantik jadi Gubernur Aceh, Nova mengatakan, "Semua yang sudah ditetapkan sebagai program unggulan 'Aceh Hebat' itu adalah prioritas."

Ia tambahkan bahwa 15 program unggulan dalam visi Aceh Hebat sudah ditetapkan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2017-2022.

"Jadi, di sisa masa jabatan yang hanya dua tahun ini, semua itulah yang saya jadikan prioritas. Untuk itu, sangat saya harapkan dukungan dari pimpinan dan seluruh anggota DPRA, ulama, akademisi, dan seluruh rakyat Aceh," demikian Nova Iriansyah.

Berdasarkan dokumen yang dipublikasi Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, dalam periode 2017-2022, Pemerintah Aceh akan menjalankan 15 program unggulan sebagai berikut:

Aceh Seujahtra (JKA Plus)

JKA Plus merupakan singkatan dari Jaminan Kesejahteraan Aceh yang meliputi:

Pemenuhan akses layanan kesehatan gratisyang lebih mudah, berkualitas dan terintegrasi bagi seluruh rakyat;

Pemberian santunan untuk kalangan masyarakat usia lanjut; Pembangunan Rumah Sakit Regional tanpa menggunakan hutang luar negeri (Loan); Mengembalikan ruh JKA yang pernah dirasakan oleh rakyat Aceh

AcehSIAT (Sistem Informasi Aceh Terpadu)

SIAT merupakan pengembangan sistem informasi dan database Aceh yang terpadu yang akan digunakan untuk semua sektor pembangunan dan pelayanan masyarakat. Dengan adanya SIAT seluruh informasi yang berguna untuk pembangunan dan pelayanan akan terupdate dengan cepat, dapat diakses oleh semua stakeholder melalui satu pintu, serta menjadi acuan bersama dalam perencanaan pembangunan pada setiap tingkat pemerintahan. Sistem ini perlu dibangun untuk menghindari perencanaan pembangunan yang tidak efektif, tidak efisien, dan tidak tepat sasaran akibat dari ketiadaan data yang valid dan terintegrasi.

Aceh Caròng

Anak Aceh cerdas (caròng) yang mampu bersaing dan mengukir prestasi di tingkat nasional dan regional dapat dicapai melalui pendidikan yang berkualitas.Program-program yang akan dijalankan untuk tujuan tersebut antara lain:

Penguatan keterampilan bagi generasi muda melalui pendidikan vokasional baik formal dan non formal;

Penyediaan fasilitas pendidikan dan pemberian keterampilan bagi peserta didik di dayah-dayah;

Pemerataan rasio guru untuk seluruh bidang studi di seluruh penjuru Acehkhususnya daerah terpencil;

Peningkatan kompetensi guru dalam bidang studi yang diajarkan secara merata di seluruh Aceh;

Penyediaan beasiswa bagi anak yatim dan anak orang miskin mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi Negeri;

Pengiriman putra-putri terbaik Aceh untuk mendapatkan pendidikan di universitas-universitas yang bergengsi di tingkat international dan memberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan ke depan saat kembali ke Aceh.

Aceh Energi

Pemenuhane energi listrik bagi rakyat Aceh dan industri yang berasal dari energi bersih-terbarukan.Agenda-agendastrategis yang akan dilakukan untuk mendukung program ini adalah sebagai berikut:

Penyiapan Masterplan Energi Aceh yang komprehensif dan terintegrasi (validasi data primer dan rencana pengembangan);

Penerapan Public Private Partnership untuk utilisasi sumber daya energi skala menengah dan besarkhususnya panas bumi dan tenaga air tanpa menggunakan hutang luar negeri;

Memastikan komitmen PLN untuk memperbaiki sistem transmisi sehingga tidak sering terjadi pemadaman listrik di Aceh;

Percepatan realisasi pembangkit listrik Geothermal Seulawah dan pembangkit listrik tenaga air (mini dan mikrohidro) dengan kapasitas menengah;

Pemberian kemudahan perizinan bagi pihak swasta yang berminat berinvestasi dalam sektor energi bersih dan terbarukan.

Memperkuat eksistensi Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) sebagai perwujudan amanat yang telah ditetapkan dalam UUPA. 5. Aceh Meugoë dan Meulaôt

Pembangunan pertanian dan ekonomi maritim melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi

Penuntasan penyediaan irigasi yang dapat mengaliri seluruh lahan pertanian rakyatdan pencetakan sawah baru;

Modernisasi teknologi bagi sektor pertanian termasuk teknologi pengolahan pasca panen;

Memperbaiki fasilitas dan teknologi perikanan serta jaringan pemasarannya;

Kemandirian rantai pasok (supply chain) di berbagai tingkatan dalam sektor peternakan rakyat;

Penyediaan sarana pendukung bagi nilai tambah dan akses pasar yang lebih luas terhadap produk pertanian, peternakan dan perikanan

AcèhTroë

Pemenuhan bahan pangan dan gizibagi seluruh rakyat Aceh secara mandirimelalui:

Peningkatan produktifitas pertanian dan kemudahan akses terhadap bahan pangan;

Penertiban distribusi bibit, pupuk dan obat di bagi pertanian rakyat;

Membangun kemandirian pangan melalui penurunan ketergantungan terhadap provinsi tetangga;
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian.

Acèh Kreatif

Mendorong tumbuhnya industri sesuai dengan potensi sumberdaya daerah dan memproteksi produk yang dihasilkannya;

Program ini dilaksanakan melalui:

Penyediaan sentra produksi yang berbasis potensi sumber daya lokal dan berorientasi pada pasar lokal;
Perlindungan produk-produk yang dihasilkanoleh industri lokal agar dapat bersaing dengan produk dari luar Aceh;

Merangsang lahirnya industri-industri kreatif yang potensial terutama di sektor jasa;

Acèh Kaya

Merangsang tumbuhnya entrepreneur yang ditunjang dengan kemudahan akses terhadap modal, keterampilan, dan pasar.

Program ini dilaksanakan melalui:

Peningkatan peran serta lembaga keuangan dan pembiayan lokal untuk terlibat aktif dalam pembinaan dan dukungan modal usaha bagi wirausahawan muda;

Memastikan partisipasi sektor swasta dan BUMN untuk menggunakan dana CSR secara terkoordinir dan satu pintu untuk meningkatkan sumber pembiayaan bagi entrepreneur;

Pelibatan perguruan tinggi dalam pembinaan manajemen bagi wirausaha muda.

Acèh Peumulia

Pemenuhan layanan pemerintahan yang mudah, cepat, berkualitas dan bebas pungutan liar (pungli) akan dijalankan dengan;

Pengembangan sistem pengawasandan penilaiankinerja aparatur berbasis e-kinerja

Penetapan limit waktu pelayanan aparatur untuk setiap jenis dan fungsi layanan

Penempatan pimpinan SKPA yang berkualitas melalui uji kelayakan dan kepatutan. 10.Acèh Damê

Penguatan pelaksanaan UUPA sesuai prinsip-prinsip MoU Helsinki secara konsisten dan komprehensif;

Menjadikan seluruh program pembangunan Aceh berbasis pengarusutamaan damai;

Penuntasan aturan turunan UUPA sehingga dapat diimplementasikan dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat;

Penguatan kapasitas Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh;
Memasukkan pendidikan damai (peace education) dalam kurikulum sekolah

Acèh Meuadab

Mengembalikan khittah Aceh sebagai Serambi Mekkah melalui implementasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari;

Penguatan pendidikan yang berbasis nilai-nilai moral dalam setiap tingkatan pendidikan;

Melakukan penguatan budaya masyarakat adat yang berdampak kepada peningkatan kepekaan sosial;

Penguatan eksistensi kelembagaan institusi keislaman dalam menyebarluaskan nilai-nilai keislaman;

Mendorong sifat ketauladanan yang positif dari pimpinan masyarakat di setiap tingkatan. 12 Acèh Teuga

Mengembalikan dan meningkatkan prestasi olahraga Aceh di tingkat nasional dan regional;

Membangun kerjasama bidang sepak bola dengan klub-klub/pelatih ternama luar negeri untuk membina bibit-bibit pesepak bola dari Aceh

Peningkatan intensitas dan kualitas pembinaan olahraga bagi usia dini

Penyediaan sarana dan prasarana olah raga serta insentif yang mendukung peningkatan prestasi olahragawan;

Meningkatkan frekuensi event kompetisi olahraga untuk menjaring bibit-bibit unggul.

Acèh Green

Menegaskan kembali pembangunan aceh berwawasan lingkungan dan berkelanjutanyang sensitif terhadap resiko bencana alam;

Mendesain rencana pertumbuhan hijau Aceh (Green growthplan)sebagai bagian dari implementasi azas berkelanjutan dalam pembangunan Aceh;

Melakukan langkah-langkah strategis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;

Menerapkan strategi mitigasi dan manajemen resiko bencana melalui penguatan kapasitas tim tanggap darurat dan penyadartahuan masyarakat

Membangun rencana pemulihan spesies kunci yang kritis terancam punah;

Membangun manufaktur bagi penyediaan kayu alternatif (wood polymer composite) dalam rangka mengantisipasi lonjakan kebutuhan kayu dunia untukpencegahan degradasi hutan .

Acèh Seuninya

Penyediaan perumahan bagi masyarakat miskin dan pasangan muda. Pendekatan program ini dilakukan melalui:

a. Pembangunan rumah gratis untuk masyarakat miskin secara bertahap;

b. Penyediaan skema perumahan murah bagi pasangan muda yang kurang mampu;

Acèh Seumeugot

Memastikan tersedianya prasarana dan sarana (infrastruktur)secara cerdasdan berkelanjutan untuk mendukung pencapaian tujuan semua program unggulanterutama yang menjadi daya ungkit pembangunan ekonomi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved