Pilpres AS 2020

Facebook Blokir Grup yang Serukan Angkat Senjata untuk Dukung Donald Trump

Pasalnya grup facebook ini dilaporkan mengajak anggotanya menyiapkan senjata jika Presiden AS Donald Trump kehilangan upaya mempertahankan

Editor: Mursal Ismail
InsideHook
Bos Facebook, Mark Zuckernberg pada 2018 

Pasalnya grup facebook ini dilaporkan mengajak anggotanya menyiapkan senjata jika Presiden AS Donald Trump kehilangan upaya mempertahankan Gedung Putih.

SERAMBINEWS.COM – Facebook memblokir grup facebook bernama Stop The Steal pada Kamis (5/11/2020). 

Pasalnya grup facebook ini dilaporkan mengajak anggotanya menyiapkan senjata jika Presiden AS Donald Trump kehilangan upaya mempertahankan Gedung Putih.

Facebook menyebut forum tersebut berupaya untuk mendelegitimasi proses pemilu AS.

Perusahaan media sosial itu juga mengkhawatirkan adanya seruan untuk melakukan kekerasan dari beberapa anggota grup tersebut.

Dilansir dari Reuters, upaya seruan kekerasan yang diserukan melalui grup Facebook memang tidak jarang ditemukan menjelang pemilu AS.

Baca juga: Ternyata, Manfaat Daun Seledri Tak Hanya untuk Penyedap Makanan

Baca juga: Untuk Bertahan Saat Pandemi, Maskapai Ini Setelah Jualan Gorengan, Kini Lego 34 Pesawat

Baca juga: Mengatasi Bibir Hitam Jadi Cerah Secara Alami, Manfaatkan Bahan Rumah Ini

Sebuah survei yang berfokus pada grup Facebook di AS antara September dan Oktober menemukan retorika dengan nada kekerasan di ribuan grup publik yang memiliki jutaan anggota dan berorientasi politik.

Survei tersebut dilakukan oleh perusahaan intelijen digital CounterAction atas permintaan Reuters.

Variasi dari dua puluh frasa yang dapat dikaitkan dengan seruan untuk kekerasan muncul bersama dengan referensi hasil pemilu di sekitar 41.000 grup Facebook publik yang berbasis di AS selama dua bulan.

Frasa-frasa tersebut seperti "tembak mereka" dan "bunuh mereka semua" digunakan di dalam grup publik setidaknya masing-masing 7.345 kali dan 1.415 kali, menurut CounterAction.

Frasa "gantung dia" juga muncul di grup-grup Facebook sebanyak 8.132 kali.

Facebook mengatakan sedang meninjau temuan CounterAction, yang dibagikan oleh Reuters dengan perusahaan tersebut.

Juru Bicara Facebook Dani Lever mengatakan pihaknya juga akan mengambil sejumlah tindakan, termasuk di grup Facebook, agar dapat mengurangi kerugian dunia nyata dan kerusuhan sipil.

Perusahaan menolak untuk mengatakan apakah contoh yang dibagikan oleh Reuters melanggar aturan yang ditetapkan Facebook.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved