Internasional

Pemimpin Dunia Akhirnya Lega Terpilihnya Joe Biden, Pembuat Onar Akhirnya Tersingkir

Para pemimpin Dunia akhirnya merasa lega setelah tersingkir si pembuat onar Presiden AS Donald Trump.

Editor: M Nur Pakar
AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS
Presiden AS Donald Trump berjalan ke iring-iringan mobilnya di South Lawn Gedung Putih di Washington DC untuk pergi ke sebuah lokasi yang dirahasiakan, Minggu (8/11/2020) pagi. 

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Para pemimpin Dunia akhirnya merasa lega setelah tersingkir si pembuat onar Presiden AS Donald Trump.

Mereka mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS Joe Biden atas kemenangannya.

Mendukungnya sebagai kesempatan untuk memperkuat demokrasi global dan merayakan pentingnya orang Amerika memiliki wakil presiden perempuan pertama mereka.

Meskipun Presiden Donald Trump tidak mengakui kekalahannya, kelegaan adalah tema yang diungkapkan di banyak bagian dunia terkait upaya pemilihannya kembali gagal, lansir AFP, Minggu (8/11/2020).

“Amerika telah memilih Presiden mereka," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron di Twitter, Minggu (8/11/2020).

"Selamat JoeBiden dan KamalaHarris!" katanya.

"Banyak yang harus kita lakukan untuk mengatasi tantangan hari ini, mari bekerja bersama!" harapnya

Baca juga: Warga Arab Sebut Donald Trump Lebih Cocok Jadi Pemimpin Mafia, Memusuhi Hampir Semua Orang

Pemimpin lain yang mengirimkan ucapan selamat termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi.

Presiden Ukraina, yang negaranya menjadi pusat pemakzulan dan upaya kampanye Trump untuk mengecat Biden dan keluarganya sebagai korup, memberi ucapan selamat.

Sebagian besar sekutu Barat dengan cepat menyambut awal yang baru dengan pemerintahan baru di Washington.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah AS berikutnya," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Twitter.
"Kami ingin bekerja sama untuk awal trans-Atlantik baru, Kesepakatan Baru," tambahnya.

Berita kemenangan di Pennsylvania yang mendorong mantan wakil presiden Barack Obama melewati ambang batas 270 suara Electoral College yang diperlukan untuk mengambil alih Oval Office tersebar di seluruh dunia.

Baik di media sosial maupun siaran berita langsung, memicu kegembiraan.

Belum ada reaksi resmi langsung dari China, yang memiliki serangkaian konflik dengan pemerintahan Trump terkait perdagangan, keamanan, dan teknologi.

Namun pengguna media sosial menyambut baik perubahan tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved