PNA akan Gelar Konvensi, PDA Usul Tgk Muhib
Sekjen DPP Partai Nanggroe Aceh (PNA), Miswar Fuady, juga mengatakan, pihaknya berencana menggelar konvensi untuk menentukan calon wakil
Sekjen DPP Partai Nanggroe Aceh (PNA), Miswar Fuady, juga mengatakan, pihaknya berencana menggelar konvensi untuk menentukan calon wakil gubernur Aceh sisa masa jabatan 2017-2022. "Ada ide dari kawan-kawan PNA, rencana mau membuat Konvensi untuk penentuan cawagub dari PNA," ujarnya kepada Serambi, Jumat (6/11/2020).
Menurut Miswar, konvensi itu bertujuan untuk menjaring tokoh-tokoh dari internal partai maupun luar PNA yang memiliki kapasitas. Ia tetap berharap Aceh dapat dipimpin oleh Gubernur dan Wakil Gubernur hingga akhir masa jabatan. "Kami ingin memberi kesempatan kepada seluruh tokoh Aceh, baik dari internal partai aupun luar PNA," timpalnya.
Mekanisme yang direncanakan, sebut Miswar, PNA akan membentuk tim fit and proper test, yang terdiri atas kalangan internal dan eksternal PNA untuk menguji kapasitas dan integritas bakal calon. "Bakal cawagub hasil fit and proper test selanjutnya akan kita bawa ke konvensi. Hasil konvensi inilah yang kemudian kita komunikasikan dengan partai pengusung lainnya," jelas Miswar.
Terkait sisa masa pengusulan wakil gubernur yang tinggal dua bulan lagi, Miswar berharap pihaknya bisa memaksimalkan waktu tersebut hingga menghasilkan nama yang disepakati oleh semua partai pengusung. "Hal yang terpenting adalah, cawagub yang diusulkan oleh partai pengusung mendapat dukungan dari Gubernur. Sehingga proses pemilihan wagub bisa berjalan dalam sisa waktu yang sangat singkat ini," demikian Miswar.
Usul Tgk Muhib
Sementara itu, DPP Partai Daerah Aceh (PDA) mengusulkan Tgk Muhibbussabri A Wahab sebagai calon Wakil Gubernur Aceh Sisa Masa Jabatan 2017-2022 mendampingi Gubernur Nova Iriansyah. Hal itu diputuskan dalam rapat pimpinan harian DPP PDA dan disampaikan kepada Serambi, Sabtu (7/11/2020).
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Harian DPP PDA, Tgk Jamaluddin MA didampingi Ketua DPP Bidang Politik dan Hukum, Abu Syahminan Zakaria SH MH, semua pengurus partai tersebut sepakat untuk mencalonkan ketua umum partainya sebagai wakil gubernur. "Setelah dibahas dalam rapat, kami sepakat agar Ketua Umum PDA ikut mencalonkan diri sebagai Wagub Aceh dalam sisa masa jabatan 2017-2022. Keputusan ini juga sesuai dengan masukan dari DPW PDA kabupaten/kota" tegas Tgk Jamaluddin.
Menurutnya, rapat tersebut sengaja dilaksanakan pihaknya saat Tgk Muhibbussabri berada di luar daerah. Mengingat, sambung Tgk Jamaluddin, Abi Muhib (panggilan akrab Tgk Muhibbussabri) selalu menghindar saat pengurus menananyakan tentang pencalonannya sebagai wakil gubernur. "Jika ketua umum tidak mau mencalonkan diri seperti hasil rapat pengurus yang sudah disepakati, kami akan melakukan mosi tidak percaya terhadap beliau," tegas Jamaluddin yang juga Ketua STAI Teungku Chik Pante Kulu, ini.
Sebagai salah satu partai pengusung pasangan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah dalam Pilkada 2017 lalu, tambah Tgk Jamaluddin, PDA memiliki sikap dan komitmen tegas untuk selalu mendukung dan mengawal Aceh Hebat sebagai misi dan visi Pemerintah Aceh hingga akhir periode.
Tgk Jamaluddin juga berharap agar seluruh partai pengusung dan pendukung untuk solid dan duduk bersama membahas langkah-langkah politik yang lebih tegas ke depan setelah Nova Iriansyah didefinitifkan sebagai Gubernur Aceh. "Bek tanyoe yang meuprang, gop yang jeut keu panglima (Jangan sampai kita yang berperang, tapi orang lain yang jadi panglima," tutup Tgk Jamaluddin memberi tamsilan.
Tgk Muhibbussabri yang dikonfirmasi Serambi, tadi malam, mengatakan mengaku siap menjalankan putusan pengurus partai. "Insya Allah kalau didesak oleh pengurus DPP, saya siap. Tapi, tentu saya perlu saya pikir baik-baik dan istikharah dulu," katanya.
Ia juga meminta didoakan agar diberikan yang terbaik. "Jangan pernah mendoakan jabatan harus untuk saya. Doakanlah, jika itu baik untuk saya, untuk agama, untuk Aceh, mudahkanlah teman-teman di DPRA untuk memberikan pilihannya. Tapi, kalau ini menjadi fitnah bagi saya, bagi partai, bagi agama, dan bagi Aceh, maka jauhkanlah saya dari itu," pungkas Tgk Muhibussabri. (mas)