Breaking News

MTQ Nasional

Sejarah Panjang Kafilah MTQ Aceh, dari Romatisme Juara Hingga Pandemi Corona

"Meski minim persiapan karena terkendala pandemi, namun Aceh tetap berupaya maksmimal untuk menjadi yang terbaik pada MTQ Nasional di Sumbar."

Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
DOK DSI ACEH
Foto Dokumentasi saat Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Dr EMK Alidar SAg MHum (dua kiri) bersama Gubernur Sumut, Edi Rahmayadi (tiga kiri) pada malam penutupan MTQ Nasional ke-27 di Sumatera Utara, 12 Oktober 2018. Pada even nasional tersebut, Aceh masuk peringkat 7 besar. 

Oleh: Nasir Nurdin/Serambinews.com

DARI berbagai referensi yang ditemukan, ternyata Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sudah dilaksanakan di Indonesia sejak 1940-an bersamaan dengan Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama (NU). Sepanjang sejarah MTQ di Indonesia—dengan berbagai plus minus termasuk gejolak di dalam negeri –Aceh tercatat pernah menduduki ranking terbaik bahkan menjadi juara umum. Kini, ketika dunia sedang menghadapi pandemi virus corona—dengan berbagai imbasnya—kafilah Aceh tetap berupaya maksimal memberikan yang terbaik bagi daerah berjuluk Serambi Mekkah ini. Insya Allah, MTQ Nasional ke-28 yang akan dihelat di Ranah Minang, 12-21 November 2020 bisa mengulang berbagai prestasi membanggakan bagi Aceh dalam menebar syiar membumikan Alquran.

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Aceh melalui laman lptqaceh.org pernah menurunkan satu laporan tentang prestasi MTQ Aceh di panggung nasional sejak 1969 hingga 2014.

Menurut laporan itu, pada MTQ Nasional di Bandung, 1969, Aceh mengikutsertakan peserta untuk cabang tilawah semua golongan, yaitu kanak-kanak, remaja, dan dewasa sebanyak enam peserta (putra-putri).

Waktu itu, seorang peserta Aceh (golongan kanak-kanak putri) yaitu Siti Hawa tembus ke babak final dan menjadi juara II nasional. (Prestasi Aceh juara umum).

Selanjutnya, pada 1977, ketika MTQ Nasional dilaksanakan di Manado, Aceh juga mengikuti semua cabang tilawah yang dimusabaqahkan, dan prestasi juara I nasional untuk kelompok dewasa putra diraih Hasanuddin Hasyim. (Prestasi Aceh juara umum).

Pada 1981, Aceh dipercayakan sebagai tuanrumah MTQ Nasional yang digelar di Kota Banda Aceh.

Pada even tersebut, LPTQ Aceh mengikutsertakan seluruh cabang yang dimusabaqahkan yaitu tilawah semua golongan, tahfizh, tafsir, fahmil Quran, syarhil Quran dan khattil Quran dengan jumlah 26 peserta.

Di MTQ Nasional di Banda Aceh, tuanrumah tampil sebagai juara umum.

Rincian para juara masing-masing Zuraida M Din (juara I tilawah remaja putri), M Yahya (juara I tilawah cacat netra putra), M Yanis (juara I tilawah kanak-kanak putra), dan Laina Widad (juara III tilawah dewasa putri).

Baca juga: Gatot Brajamusti Dimakamkan Hari Ini, Begini Kondisinya Terakhirnya Saat Dibawa dari Penjara

Ketika MTQ Nasional dilaksanakan di Padang, Sumatera Barat tahun 1983, tak satu pun dari 26 peserta dari Aceh tembus ke babak final maupun juara harapan.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1985, pada MTQ Nasional di Pontianak, seorang duta Aceh, yaitu Mahyuddin yang mengikuti cabang tilawah kanak-kanak putra berhasil mencapai babak final dan keluar sebagai juara II.

Berikutnya, pada MTQ Nasional di Bandar Lampung tahun 1988, LPTQ Aceh mengirim 26 peserta mengikuti semua cabang yang dimusabaqahkan, yaitu tilawah semua golongan, tahfizh, tafsir, fahmil Quran, syarhil Quran dan khattil Quran.

Dua peserta Aceh mencapai babak final yaitu Nazirah Hasan (tilawah kanak-kanak putri) dan Darmi AR (tilawah kanak-kanak putra). Setelah melalui persaingan ketat, Nazirah dan Darmi harus puas di posisi juara III.

Pada MTQ Nasional tahun 1991 di Yogyakarta, LPTQ Aceh mengirim 36 peserta dan Aceh berhasil masuk tujuh besar nasional dengan rincian juara, Syarifah Rahmah (juara I tilawah remaja putri), Hamli Yunus (juara III tilawah remaja putra), Zamakhsyari (juara III tilawah kanak-kanak putra), dan Mahmudiyah (juara III tahfizh 10 juz putri).

Di Yogyakarta, tiga peserta Aceh juga menjadi juara harapan, yaitu Amin Chuzaini (harapan I tahfizh 20 juz putra), Akhir (juara I tahfizh 1 juz putra), dan Cut Abasiyah (juara II tahfizh 1 juz putri).

Pada 1994, ketika MTQ Nasional digelar di Kota Pekanbaru, Aceh berhasil masuk empat besar.

Dari 36 peserta yang dikirim LPTQ Aceh ke Pekanbaru, delapan peserta mencapai babak final dan menjadi juara.

Rinciannya, T Jafar (juara I tartil putra), Mauliadi AR (juara I tilawah kanak-kanak putra), Win Syuhada dkk (juara II fahmil Quran), Ifan Aulia (juara II 1 juz/tilawah putra).

Berikutnya, M Akhir (juara II 5 juz/tilawah putra), Zamni Yunus (juara III tilawah remaja putra), Rohaya Syahkubat (juara III tilawah dewasa putri), dan Usman Musa (juara III khat hiasan mushaf putra).

Baca juga: BERITA POPULER - Pengemis Punya Tabungan Rp 130 Juta hingga Terima Kasih Nova untuk Irwandi Yusuf

Tahun 1997, pada MTQ Nasional di Kota Jambi, Aceh tidak masuk 10 besar. Dari 38 peserta yang dikirim oleh LPTQ, tiga di antaranya mencapai babak final yaitu Nurhayati (juara II tilawah cacat netra putri), Syukriah Yunus (juara III tahfizh 5 juz putri), dan Tsuwaibatul Aslamiyah (juara III khat hiasan mushaf putri).

Sedangkan juara harapan masing-masing Aida (harapan I khat naskah putri), Mahdani (harapan I khat naskah putra), M Zaini (harapan II tafsir Bahasa Arab putra), Usman Musa (harapan I khat hiasan mushaf putra), Nasruddin (harapan II tahfizh 1 juz putra), dan Fadhliana (harapan II tilawah remaja putri).

Prestasi 10 besar kembali diraih kafilah Aceh pada MTQ Nasional di Kota Palu, Kalteng pada tahun 2000.

Dari 38 peserta yang dikirim ke Palu, empat di antaranya mencapai babak final yaitu Kadarasmadi (juara II tilawah kanak-kanak putra), M Yusuf (juara III tahfizh 10 juz putra), Zulfikar (juara III khat naskah putra), dan M Iqbal dkk (juara III syarhil Quran).

Sedangkan juara harapan diraih Jamilah (harapan I khat naskah putri), Azimar (harapan I khat hiasan mushaf putri), dan Hamli Yunus (harapan II tilawah dewasa putra).

Baca juga: Hari Ini, Lhokseumawe Kembali Terapkan Belajar Tatap Muka

Usaha untuk memperbaiki peringkat terus dilakukan Aceh. Pada MTQ Nasional di Palangkaraya tahun 2003, Aceh sukses bertengger di peringkat empat nasional.

Dari 38 peserta yang berlomba pada berbagai cabang, sembilan di antaranya menjadi finalis dan mengukir prestasi dengan predikat empat juara I dan satu juara harapan I.

Rinciannya, Hamli Yunus (juara I tilawah dewasa putra), Muhtariza (juara I tilawah kanak-kanak putra), M. Iqbal (juara I tartil putra), Fauziah Ya’cub (juara I qiraat sab’ah putri), Rajifandi (juara I tahfizh 1 juz putra).

Berikutnya, Nazirah Hasan (juara II tilawah dewasa putri), Nonong Sasmita (juara III tilawah remaja putri), Zulfikar (juara III khat naskah putra), dan Dhiawati (juara III tafsir Bahasa Indonesia putri).

Sedangkan juara harapan, masing-masing Abd Kahhar (harapan I khat hiasan mushaf putra), dan Ainurrahmah (harapan III tahfizh 10 juz putri).

Baca juga: VIDEO - Rekaman Gempa Turki, GEDUNG AMBRUK dan Warga Melarikan Diri dari Tsunami

Pada MTQ Nasional Tahun 2006 di Kota Kendari, prestasi Aceh melorot ke 9 besar dengan menempatkan empat peserta di babak final.

Prestasi akhirnya, Eva Maulida (juara I tahfizh golongan 1 juz/tilawah putra), Riska Roisalia (juara II tilawah golongan kanak-kanak putri), Nur Hayati (juara III tilawah golongan cacat netra putri), dan juara III grup fahmil Quran).

Sedangkan juara harapan, juara harapan I grup syarhil Quran, M Yusuf (harapan I tafsir Bahasa Inggris putra), Fitriani (harapan II tafsir Bahasa Inggris putri), dan Syamsul Bahri (harapan II tilawah golongan remaja putra).

Prestasi Aceh sebagai 9 besar bertahan pada MTQ Nasional Tahun 2008 di Kota Serang, Banten.

Dari 40 peserta yang dikirim Aceh, gelar juara diraih masing-masing oleh Raihan (juara I tahfizh golongan 5 juz/tilawah putri), Zunfikriah (juara II khath golongan tulisan buku putri), Fadhliana M Daud (harapan III qira’at sab’ah putri), dan Siti Marhamah Kifna (harapan III tartil putri).

Sedangkan grup syarhil Quran ditetapkan sebagai harapan II dan ukhlis (harapan II M2KQ putra/eksibisi).

Baca juga: Keuchik Minta Subsidi Gaji Segera Cair  

Pada tahun 2009, di Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional di Jakarta, LPTQ Aceh mengikutsertakan seluruh cabang yang dimusabaqahkan, yaitu cabang tilawah dewasa, tahfizh semua golongan, dan cabang tafsir Bahasa Arab dengan jumlah seluruhnya 12 peserta.

Pada MTQ Nasional di Bengkulu tahun 2010, Aceh mengirim 40 peserta mengikuti semua cabang yaitu tilawah semua golongan, tahfizh semua golongan, tafsir semua golongan, qiraat sab’ah, fahmil Quran, syarhil Quran, khattil Quran semua golongan, dan M2KQ, (putra-putri).

Posisi Aceh masih tetap di 9 besar dengan maraih satu juara I dan dua juara II yaitu Dhia Al-Abrar (juara I tahfizh golongan 1 juz/tilawah putra), M Yusuf (juara II tafsir Bahasa Inggris putra), dan Masnaria Dewi Rahmah (juara II tahfizh 5 juz/tilawah putri).

Juara harapan masing-masing Fadhliana M Daud (harapan II qiraat sab’ah putri) dan Nurlindawati (harapan III M2KQ putri).

Pada 2012, Aceh mengirim 42 peserta mengikuti semua cabang perlombaan di MTQ Nasional di Ambon.

Prestasi Aceh di Ambon masuk 10 besar dengan rincian juara masing-masing M Iqbal, SHI (juara II qiraat sab’ah putra),  Fadhliana M Daud (juara III qiraat sabah putri), Nursiah Nurdin (juara III tilawah dewasa putri), dan Aqmarina Asarah (juara III tahfizh 10 juz putri).

Juara harapan diraih oleh HM Akhir (harapan I tilawah dewasa putra), Waliya Mursyida (harapan I tilawah kanak-kanan putri), Alfian Nikmat (harapan I tafsir Bahasa Inggris putra), Yusniar (harapan I tafsir Bahasa Inggris putri).

Berikutnya, Zunfikriah (harapan I khath buku/naskah putri), Rahmawati (harapan II khath hiasan mushaf putri), dan Dzia Al-Abrar Rafii (harapan III tahfizh 5 juz putra).

Baca juga: Dinsos Aceh Besar Adakan Bakti Sosial di Kuta Cot Glie

Pada MTQ Nasional tahun 2014 di Batam, Kepulauan Riau, Aceh juga harus puas masuk 9 besar.

Di Batam, dengan kekuatan 42 peserta, Aceh menggondol satu juara I yaitu M Ikhwan untuk cabang tafsir Bahasa Indonesia putra. Sedangkan Zunfikriah juara III cabang khath golongan naskah putri.

Di urutan juara harapan, masing-masing Fadhliana M Daud (harapan I qiraat sab’ah putri), Mauliza Juliantika (harapan I tahfizh 10 juz putri), Khairani (harapan II tartil putri).

Berikutnya, Nisfah Juwita (harapan II kaligrafi hiasan mushaf putri), Munadiyannur (harapan II kaligrafi kontemporer putra), dan Takdir Feriza (harapan III tilawah dewasa putra).

8 Besar di NTB

Pada MTQ Nasional ke-26 Tahun 2016 yang berlangsung pada 30 Juli hingga 8 Agustus 2016 diIslamic Center, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh menduduki peringkat 8.

Di NTB Aceh meraih juara I tafsir Quran Bahasa Inggris putri atas nama Yusniar, juara I tahfiz Quran 1 juz putra (Muhammad Khadafi), juara II khattil Quran golongan khat hiasan mushaf (Syekh Marzawi).

Berikutnya, juara II fahmil Quran (Aulia Rizki, Aguslijar dan Fachrul Radji), juara III tilawah remaja putri (Yassarah), dan juara III tartil Quran 5 Juz putra (M Rajul Fuzari).

Kafilah Aceh juga meraih juara harapan, yaitu harapan II qiraah sab’aah putri (Fik­rika), juara II tartil putra (Syahidul Aulia) dan juara II golongan cacat netra putra (Thantawi).

Berikutnya tiga juara harapan III diraih pada cabang lomba hafalan 10 juz putra (M Hani), lomba bahasa golongan putri (Nanda Anni Safitri), dan cabang hafalan 20 juz putra (Wahyu Ridha).

Peringkat 7 di Sumut

Di MTQ Nasional ke-27 yang digelar di Medan, Sumatera Utara (Sumut) 2018, Aceh mencatat sejumlah prestasi pada berbagai cabang dan masuk peringkat 7 nasional.

Waktu itu, M Ammar Fathani mencatatkan diri sebagai qari harapan I, Najwatul Ulfa sebagai murattillah terbaik II, Romi Saputra sebagai qari harapan II golongan qiraat murattal dewasa, dan Hj Nonong Sasmita qariah harapan II.

Berikutnya, A. Muzayyinul Asyir qari terbaik III golongan qiraat murattal remaja dan Sahula Ruzni qari harapan II.

Baca juga: Joe Biden Percepat Proses Transisi, Donald Trump Tetap Menolak Menyerah

Pada MTQN XXVII, Aceh juga menyabet predikat hafizh terbaik II golongan lima juz dan tilawah atas nama Arsy Yallah.

Sedangkan hafiz harapan II diraih Muhammad Rajul Fuzary dan hafiz harapan II golongan 20 juz Muhammad Rizky Ananda. Mauliza Juliantika sebagai juara harapan III hafizah golongan 30 juz.

Untuk cabang tafsir Alquran golongan Bahasa Arab, M Ikram Abdul Azis menjadi mufasir terbaik I MTQN XXVII. Sedangkan Aslim meraih predikat sebagai mufassir harapan III golongan Bahasa Inggris.

Pada cabang Fahmil Quran MTQN XXVII, regu putra Aceh (Muhammad Hafidz, Arif Maulana, dan Khalil Qusyairi) juara harapan I. Sementara untuk cabang syarhil Quran, Haikal K, M Khamal K, dan M Akbar Miswari juara harapan II kelompok putra.

Baca juga: MPU Aceh Tamiang Dukung Pemboikotan Produk Prancis  

Masih di cabang syarhil Quran, regu putri Aceh (Izzatul Muna, Mildawati, dan Intan Novia) menjadi regu terbaik I kelompok putri.

Pada cabang Khath Alquran golongan hiasan mushaf, Aceh tampil sebagai khaththath terbaik III atas nama  Syech Marzawi. Sedangkan khaththath harapan I atas nama Rahmawati. Aceh juga menyabet gelar juara khaththath harapan III untuk golongan khaththath dekorasi.

MTQ di Tengah Pandemi

Pada MTQ Nasional Ke-28 di Sumatera Barat (Sumbar) yang berlangsung 12-21 November 2020, Aceh mengirim 60 peserta mengikuti semua cabang yang dimusabaqahkan.

Menurut informasi, karena MTQ Nasional ke-28 di Sumbar berlangsung di tengah pandemi Covid-19, pihak panitia meniadakan dua agenda kegiatan yaitu pawai taaruf dan pameran/bazar dengan pertimbangan dapat mengundang kerumunan massa.

Kadis Syariat Islam Aceh, Dr. EMK Alidar, SAg, M.Hum menginformasikan kafilah Aceh dijadwalkan berangkat ke Sumbar pada 13 November 2020 setelah dilakukan penglepasan oleh Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT di Restoran Pendopo Gubernur Aceh, Senin malam, 9 November 2020.

“Persiapan sudah oke, meskipun pembinaan secara tatap muka tidak dapat kita laksanakan karena kendala Covid-19. Anak-anak tetap berlatih rutin secara daring di bawah arahan pelatih masing-masing,” kata Kadis Syariat Islam Aceh didampingi Kasi Bimbingan dan Pelatihan UPTD Pengembangan dan Pemahaman Alquran (PPQ), Ustaz T. Mardhatillah, S. HI, MH.

Ustaz Mardhatillah yang juga pelatih kafilah Aceh, menyampaikan, meskipun persiapan Aceh kurang maksimal karena Covid-19, pihaknya siap mengerahkan kemampuan maksimal demi memberikan hasil terbaik untuk masyarakat Aceh.

"Kami tetap berkeyakinan bahwa peserta akan menampilkan kemampuan maksimal mereka pada MTQ Nasinal di Sumbar. Semoga usaha kita kita ini dipandang oleh Allah SWT dan memperoleh hasil maksimal dengan qudrah dan iradah-Nya," ujar Ustaz Mardhatillah sebagaimana dilansir Serambi Indonesia, Sabtu 7 November 2020. (Serambinews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved