Berita Aceh Barat
Dua Desa di Meulaboh Masih Rawan Diterjang Gelombang Pasang
“Daerah yang banyak penduduk, seperti Jong Kalah dan Suak Ribee ini masih sangat rawan terhadap potensi gelombang pasang yang menyebabkan terjadi...
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nurul Hayati
“Daerah yang banyak penduduk, seperti Jong Kalah dan Suak Ribee ini masih sangat rawan terhadap potensi gelombang pasang yang menyebabkan terjadinya banjir rob,” kata Said Azmi, Camat Johan Pahlawan kepada Serambinews.com, Kamis (12/11/2020).
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Sejumlah desa di kawasan Meulaboh yang berada di daerah pesisir, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat masih rawan gelombang pasang.
Peristiwa itu dapat menyebabkan terjadinya banjir rob yang merendam rumah warga.
Kondisi tersebut, disebabkan di sejumlah pesisir di kawasan desa tersebut belum ada tanggul pengaman pantai yang bisa menahan terjangan gelombang pasang.
Sementara desa yang masih rawan banjir rob tersebut, masing-masing-desa Ujong Kalak dan Suak Ribee.
“Daerah yang banyak penduduk, seperti Jong Kalah dan Suak Ribee ini masih sangat rawan terhadap potensi gelombang pasang yang menyebabkan terjadinya banjir rob,” kata Said Azmi, Camat Johan Pahlawan kepada Serambinews.com, Kamis (12/11/2020).
Disebutkan, sebelumnya Desa Suak Indrapuri dan Gampong Pasir merupakan daerah yang sangat berdampak setiap kali terjadinya banjir rob.
Baca juga: Teuku Hamid Azwar Diusul Jadi Pahlawan Nasional
Namun, setelah dibangun sebagian tanggul pengaman tebing, sehingga hal itu kemungkinan besar tidak akan berdampak lagi.
Kecuali di bagian yang belum ada tanggul pengaman.
Meski belum semuanya dibangun tanggul pengaman untuk kawasan Gampong Pasir, namun untuk sementara sebagian telah ditimbun dengan pasir yang berbentuk tanggul.
Sehingga untuk sementara waktu, tentu akan mampu menahan gelombang pasang agar tidak berimbas ke rumah warga.
Hingga menunggu dibangunnya tanggul permanen.
Disebutkan, menyangkut teknis pembangunan ada dinas terkait yang menanganinya.
Namun sebagai camat setempat, tentunya harus lebih mengetahui kondisi desa yang berada di wilayah kerjanya.
Sebelumnya, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-1, Ir Djaya Sukarno pada, Kamis (28/10/2020) saat meninjau pembangunan Suak Indrapuri-Gampong Pasir di Meulaboh menyebutkan, bahwa Pemerintah Pusat tetap komitmen untuk pembangunan di Aceh Barat.
Tahun 2021 mendatang, akan dibangun kembali sepanjang 500 meter lagi dari Desa Gampong Pasir ke Desa Ujong Kalak.
“Pembangunan tanggul sepanjang 219 meter telah dikerjakan di tahun 2020 ini dan tahun 2021 akan kita lanjutkan kembali sepanjang 500 meter lagi,” jelas Ir Djaya Sukarno.
Desa rawan banjir di Johan Pahlawan
Baca juga: Teuku Hamid Azwar Diusul Jadi Pahlawan Nasional
Camat Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Said Azmi mengungkapkan, bahwa selain ada desa yang rawan gelombang pasang yang berada di kawasan pesisir pantai, saat ini juga ada desa yang rawan terhadap bencana banjir, akibat luapan Krueng Meureubo yang terjadi saat musim hujan.
“Desa yang rawan banjir di Johan Pahlawan, masing-masing Desa Blang Beurandang, Desa Leuhan, dan Desa Gampa,” jelas Said Azmi.
Sementara seperti Desa Leuhan, Lapang, dan Desa Gampang, diduga akibat luapan Krueng Meureubo yang biasanya terjadi pada setiap musim hujan tiba.
Sejumlah desa tersebut tidak semua rumah terendam banjir, akan tetapi hanya sebagian kecil saja.
Sementara rumah yang terendam banjir, karena berada pada dataran rendah arah kawasan sungai.
Sedangkan sebagian besar rumah penduduk lainnya, tetap dalam kondisi aman setiap kali banjir.
Menyangkut dengan dampak dan penanggulangan bencana, tentu ada instansi atau dinas terkait untuk mengatasi masalah tersebut.
Namun pihaknya berharap kepada warga, untuk tetap waspada dalam kondisi apapun, sehingga tetap aman.
“Untuk saat ini terkait dengan gelombang dan pasang banjir akibat luapan sungai masih aman dan belum terjadi, dan soal bencana sangat tidak kita harapkan. Namun demikian, kewaspadaan harus tetap ada,” harap Said Azmi.(*)
Baca juga: Sindir Orang-orang yang Berusaha Ungkit Kembali Kasusnya, Habib Rizieq Singgung Revolusi Berdarah
