Perdamaian Azerbaijan dan Armenia
Konflik Azerbaijan dan Armenia Masuki Tahap Perundingan Damai
Turki dan Rusia akan membahas berbagai hal termasuk di mana pihak Azerbaijan dan Armenia akan ditempatkan, jumlah pasukan, dan tindakan selanjutnya.
SERAMBINEWS.COM, KARABAKH - Sebuah komite Rusia menggelar pertemuan pada Jumat (13/11/2020) dengan pejabat diplomatik dan pertahanan Turki mengenai kesepakatan gencatan senjata di wilayah Nagorno-Karabakh.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengumumkan bahwa diskusi teknis di Ankara dengan komite beranggotakan 20 orang itu adalah yang pertama kali setelah gencatan senjata dicapai antara Armenia-Azerbaijan pada Selasa.
Diskusi Turki-Rusia itu akan membahas berbagai hal termasuk di mana pihak Azerbaijan dan Armenia akan ditempatkan, jumlah pasukan, dan tindakan selanjutnya.
Hubungan antara kedua negara bekas Uni Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Upper Karabakh.
Bentrokan meletus pada 27 September setelah pasukan Armenia menyerang warga sipil dan tentara Azerbaijan, bahkan melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan selama 44 hari.
Selama bentrokan tersebut, tentara Azerbaijan berhasil membebaskan beberapa kota dan 300 permukiman dan desa dari pendudukan Armenia.
Sebelumnya, sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama hampir tiga dekade.
Pada 10 November, kedua negara menandatangani perjanjian yang diperantarai Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja sama menuju solusi yang komprehensif.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev memuji perjanjian itu sebagai kemenangan bagi negaranya dan kekalahan Armenia.
Turki juga menyambut baik gencatan senjata itu, menyebutnya sebagai "kemenangan besar" bagi Azerbaijan.
Baca juga: Azan Kembali Berkumandang di Karabakh Setelah 3 Dekade Pendudukan Armenia
Baca juga: VIDEO - PM Armenia Teken KESEPAKATAN KARABAKH, Disambut Demo dan Protes di Negaranya
Baca juga: VIDEO - Momen Mengerikan Saat BOM CLUSTER Armenia Hantam Kota Barda di Azerbaijan
Sementara itu, warga Armenia memprotes kesepakatan damai tersebut.
Lebih dari 60 orang ditangkap selama protes anti-pemerintah di ibu kota Armenia pada Kamis (12/11/2020), menyusul kesepakatan damai yang mengakhiri konflik bersenjata selama berminggu-minggu di Upper Karabakh.
Ribuan orang berkumpul di Lapangan Kebebasan di Yerevan dan meminta pemerintah untuk mengundurkan diri.
Mereka yang ditangkap antara lain Gagik Tsarukyan, pemimpin Partai Armenia Sejahtera, mantan wakil ketua parlemen Ara Sahakian dan Eduard Sharmazanov serta mantan Direktur Dinas Keamanan Nasional Artur Vanetsyan.
Protes anti-pemerintah telah berlangsung sejak Azerbaijan dan Armenia menandatangani perjanjian untuk menghentikan pertempuran di Nagorno-Karabakh pada 10 November.