Janji Presiden Jokowi Turunkan Harga Daging Sapi Rp 80.000 Per Kg, Sampai Sekarang tak Terealisasi
Salah satunya soal janji Jokowi menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000 per kg yang diucapkannya dalam rentan tahun 2015-2016
SERAMBINEWS.COM - Sejak masa pemerintahan periode pertamanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melontarkan sejumlah janji dalam program ketahanan pangan.
Salah satunya soal janji menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000 per kg yang diucapkannya dalam rentan tahun 2015-2016.
Bahkan, Jokowi mempunyai program yang dinilai banyak kalangan saat itu cukup ambisius, yakni melakukan swasembada daging sapi alias nantinya tak lagi mengimpor sapi dari luar negeri dalam jangka panjang.
Jokowi mengaku sangat geram melihat harga daging sapi di Indonesia begitu mahal jika dibandingkan dengan negara tetangga, padahal Malaysia dan Singapura juga sama-sama merupakan importir daging.
Baca juga: VIRAL Gadis Kembar Tukaran Posisi Ikuti Ospek Via Zoom, Kalau Capek Gantian Deh
"Saya sudah pegang daftar harga daging. Di Singapura dan Malaysia, harga daging itu Rp 50.000 sampai Rp 55.000 saja.
Kira-kira tiga minggu lalu saya perintahkan kepada menteri. Caranya saya tidak mau tahu, tetapi sebelum Lebaran harga daging harus di bawah Rp 80.000," ucap Jokowi di UMY Yogyakarta pada 13 April 2016.
Lalu, bagaimana realisasi penerapan harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kg seperti yang dijanjikan Presiden Jokowi hingga saat ini?
Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi ( Pataka) Yeka Hendra Fatika mengungkapkan, janji Jokowi yang diucapkan beberapa tahun lalu tersebut hingga saat ini masih jauh panggang dari api.
Harga daging sapi rata-rata nasional masih di kisaran Rp 110.000 hingga 130.000 per kg.
Daging sapi hampir tak pernah menyentuh harga di bawah Rp 100.000 per kg.
Contohnya saja di Jakarta yang jadi parameter nasional.
Baca juga: Spionase Digital - Peretas Korut dan Rusia Berusaha Curi Rahasia Vaksin Corona Lewat Serangan Siber
Dikutip dari data dari Infopangan.go.id yang dirilis Pemprov DKI Jakarta setiap harinya, harga daging sapi di pasar-pasar Ibu Kota rata-rata sebesar Rp 123.000 per kg.
"Kenapa harga daging sapi tidak turun? Karena masalahnya tingginya harga daging sapi di tahun 2015 dipakai solusi yang salah.
Bagaimana menurunkan harga Rp 130.000 per kg jadi Rp 80.000 per kg dengan cara mengimpor daging kerbau," jelas Yeka dikonfirmasi, Senin (16/11/2020).
Menurut dia, pemerintah keliru jika menurunkan harga daging sapi dengan mengimpor daging kerbau dari India.
Selain itu, proyek kapal ternak yang digagas Presiden Jokowi juga tak menunjukkan hasil.
Baca juga: Mengapa Indonesia Bergantung Impor BBM dari Singapura, Padahal Ladang Minyaknya Saja tak Ada
"Bukan daging sapi diganti dengan kerbau dari India. Itu namanya menyelesaikan masalah dengan masalah. Sapi dengan daging kerbau kan berbeda," ujar Yeka.
Ia melanjutkan, pada praktiknya di lapangan, banyak pedagang daging di pasar yang pada akhirnya menjual daging kerbau impor kisaran harga di atas Rp 100.000 atau hampir sama dengan daging sapi.
Pemerintah menugasi Perum Bulog untuk melakukan impor daging kerbau besar-besaran dari India.
Namun demikian, karena lemahnya pengawasan, harga daging kerbau pada akhirnya dijual pedagang juga dengan harga tinggi.
"Pengawasan tidak ada, konsumen tidak mendapatkan harga daging yang murah.
Harga daging sapi turun karena masyarakat berpindah ke daging kerbau tidak menyelesaikan masalah," tegas Yeka.
Baca juga: Indonesia Masih Impor Daging Ayam dari Brasil? Ini Penjelasan Kemendag
Baca juga: Raih Jutaan Penonton, Ini 10 Film Korea Populer 2020
Kata dia, masalah harga daging sapi yang mahal hanya bisa diselesaikan dengan program jangka panjang yakni swasembada daging sapi.
Bukan dengan impor daging, termasuk daging kerbau dari India.
Namun, yang terjadi di lapangan, program-program swasembada daging sapi pun seolah jalan di tempat.
Padahal, janji menurunkan harga daging sapi sudah diucapkan Jokowi sejak tahun 2015.
Monopoli BUMN
Sementara itu, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Sarman Simanjorang mengatakan, ada sejumlah masalah yang membuat janji Jokowi beberapa tahun silam tersebut tak terealisasi hingga saat ini.
Baca juga: Indonesia Juara 7 Utang Luar Negeri Tertinggi, Berikut Daftarnya
"Pertama, karena kebutuhan konsumsi daging sapi (rumah tangga) terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kedua, kebutuhan dunia industri olahan juga terus naik, seperti horeka (hotel, restoran, dan kafe) juga naik," terang Sarman.
"Nah, bahwasanya stok lokal selalu tidak mencukupi. Sekarang ada alternatif dari pemerintah berupa daging kerbau, tapi yang jadi pertanyaan kenapa daging kerbau juga ikutan mahal," kata dia lagi.
Menurut dia, ada ketidakseimbangan daging kerbau dari sisi suplai.
Hal ini menyebabkan harga daging kerbau yang seharusnya dijual Rp 80.000 per kg malah saat ini dibanderol hampir mendekati harga daging sapi.
Salah satu penyebabnya, kata Sarman, karena impor daging kerbau India dimonopoli perusahaan BUMN.
Baca juga: Miswar, dari Peternak Kambing Ke Sapi Limousin, Hasilnya Mengejutkan
Ia meminta pemerintah melibatkan swasta dalam importasi daging kerbau India agar harga di pasaran bisa bersaing.
"Solusi buat harga daging kerbau bisa murah yakni beri kebebasan siapa yang impor.
Kasih peluang impor ke swasta. Jangan dimonopoli BUMN. Saya yakin swasta impor, bisa kasih harga daging kerbau di bawah Rp 80.000 per kg," ucap Sarman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Kabar Janji Jokowi Turunkan Harga Daging Sapi Jadi Rp 80.000 Per Kg?",