Internasional
Kanselir Jerman Menghadapi Pemberontakan Dari Pemimpin Regional dan Pengusaha
Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi pemberontakan dari para pemimpin regional yang menolak pembatasan baru virus Corona.
SERAMBINEWS.COM, BERLI N - Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi pemberontakan dari para pemimpin regional yang menolak pembatasan baru virus Corona.
Kanselir Jerman ingin memberlakukan tindakan baru yang tegas, termasuk mengurangi jam sekolah dan membuat masker wajib bagi anak-anak dari segala usia.
Orang Jerman akan dibatasi kontak sosial dengan satu rumah tangga lain, sedangkan di luar, anak-anak sekolah hanya akan diizinkan bertemu dengan satu teman yang ditunjuk.
Namun proposalnya dirobek oleh 16 kepala negara bagian dalam pembicaraan konferensi video yang berapi-api yang berlangsung lebih dari tiga jam, lansir Reuters, Selasa (17/11/2020).
Merkel berusaha menepis perselisihan ketika konferensi pers yang disiarkan televisi akhirnya berlangsung.
Para pemimpin daerah telah setuju untuk menunda keputusan tentang pembatasan baru hingga minggu depan, katanya.
Tapi tidak ada yang bisa menyembunyikan kekalahan yang jelas, ujarnya..
“Kami sudah sepakat bahwa lockdown yang disepakati pada Oktober 2020 tidak cukup dan kami harus lebih mengurangi kontak," kata Merkel.
Baca juga: Kasus Virus Corona Arab Saudi Stabil, Madinah Jadi Lokasi Lonjakan Kasus Baru
Tetapi langkah-langkah yang disepakati pada pembicaraan itu gagal atas proposal terperinci kanselir Merkel yang bocor sebelumnya.
Merkel dapat mengumumkan rencana untuk mendistribusikan masker FFP2 gratis kepada mereka yang berusia di atas 65 tahun dan yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Tetapi rencana yang lebih ambisius untuk membatasi kontak sosial ditangguhkan melakukan pertemuan lebih lanjut.
Merkel mendesak warga Jerman untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu dengan transportasi umum dan kunjungan ke ruang publik.
Namun usulan untuk memberlakukan batas pertemuan hanya dua orang dari rumah tangga lain dibatalkan.
Di bawah sistem federal Jerman, pemerintah dari 16 negara bagianlah yang memiliki keputusan akhir atas tindakan penguncian.
Para pemimpin regional secara terbuka menuduh Merkel mencoba memaksa mereka menerima tindakan baru tanpa diskusi.
Baca juga: Kasus Virus Corona AS Capai 11 Juta, Michigan dan Washington Tutup Sekolah dan Bisnis