Berita Aceh Besar

Hari Ini Hingga Sabtu, ISBI Aceh Gelar Pameran Seni Rupa Se-Sumatra, Usung Tema ‘Tarekat Garis’

Karya seni yang ditampilkan merupakan hasil olah artistik 36 perupa se-Sumatra dengan jumlah 50 karya.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM
Wakil Rektor Bidang Akademik Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Dr Yusri Yusuf MPd (dua dari kiri) seusai membuka pameran seni rupa berbincang dengan pengunjung di Kampus ISBI Aceh, Jantho, Aceh Besar, Kamis (19/11/2020). Pameran seni rupa ini diikuti 35 perupa se-Sumatra, menampilkan 50 karya, berlangsung hingga Sabtu (21/11/2020). 

Karya seni yang ditampilkan merupakan hasil olah artistik 36 perupa se-Sumatra dengan jumlah 50 karya.

Laporan Yarmen Dinamika | Aceh Besar 

SERAMBINEWS.COM,  JANTHO - Jurusan Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menggelar Pameran Seni Rupa bertajuk “Seni Kaligrafi Kontemporer, Tarekat Garis”. 

Pameran seni rupa ini diikuti para perupa se-Sumatra.

Karya seni yang ditampilkan merupakan hasil olah artistik 36 perupa se-Sumatra dengan jumlah 50 karya.

Para perupa tersebut terdiri atas dosen, mahasiswa, seniman, dan kalangan umum.

Wakil Rektor Bidang Akademik ISBI Aceh, Dr Yusri Yusuf MPd kepada Serambinews.com, Kamis (19/11/2020) sore mengatakan, pameran ini merupakan kegiatan tahunan Program Studi Seni Rupa Murni.

Baca juga: Ulmi Tarina Sari, Suarakan Aspirasi Murni dari Bener Meriah via Puisi dalam November Kopi Gayo 2020

Baca juga: Malaysia Mulai Terima Pasien Berobat, Hanya untuk Rumah Sakit Tertentu

Baca juga: Amalan Sunnah Hari Jumat Pahala Berlimpah, Perbanyak Bersedekah hingga Membaca Surat Al Kahfi

“Tahun ini berlangsung mulai hari ini, Kamis, 19 November 2020 hingga Sabtu, 21 November 2020 di Galeri Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh, Kota Jantho,” kata Yusri Yusuf.

Menurutnya, pameran seni rupa ini merupakan pengetahuan tentang berbagai  bahasa rupa yang terkait dengan seni kaligrafi islam, mengingat ISBI Aceh merupakan perguruan tinggi seni yang berada di daerah dengan penyerapan dan penerapan nilai-nilai keislaman yang tinggi.

“Nilai-nilai keislaman itu kemudian dimanifestasikan menjadi peraturan dan perundang-undangan dalam bentuk qanun (aturan) sebagai pedoman bagi masyarakat Aceh dalam menjalankan aktivitas kehidupan sosialnya,” kata Yusri.

Ia juga menjelaskan makna “tarekat” yang diusung sebagai subtema dalam pameran ini. Secara kebahasaan, kata Yusri, “tarekat” berasal dari kata “thariqah” yang artinya adalah jalan. 

Dalam hal ini, “jalan” dipakai sebagai pemaknaan dalam mengungkapkan tentang jalan yang ditempuh oleh seorang dalam menemukan titik persinggungannya dengan Tuhan dan (pada akhirnya) diterjemahkan ke dalam penciptaan karya seni rupa.

Sedangkan kontemporer di sini, lanjut Yusri, dimaknai sebagai penyikapan yang diberikan seluas-luasnya oleh para seniman dalam bereksplorasi dan berekspresi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan alternatif penggunaan media, alat, dan bahan.

Sementara itu, Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Anni Kholilah MSn menyatakan, Prodi Seni Rupa Murni ISBI Aceh tergolong masih muda.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved