MTQ Nasional Sumbar
Gejolak Batin Rahma, Putri Aceh yang Harus Melawan Kawan Sedaerah di MTQN Sumbar
“Sebagai peserta, saya harus profesional. Namun sebagai sahabat yang sama-sama dari Aceh, hubungan persaudaraan tak akan putus.”
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
“Sebagai peserta, saya harus profesional. Namun sebagai sahabat yang sama-sama dari Aceh, hubungan persaudaraan tak akan putus,” ujar Rahma.
Seusai babak final cabang khat di GOR UNP beberapa hari lalu, Rahma terlihat tak mampu menahan haru ketika bertemu dengan salah seorang sahabatnya, Zunfikriah yang membela Aceh pada cabang khat dekorasi.
Mereka berangkulan sambil saling mengusap air mata haru.
“Saya sangat dekat dengan Kak Zul. Kami satu tim dengan kaligrafer lainnya ketika sama-sama membela Aceh sejak MTQ Bengkulu tahun 2010 hingga MTQ di Medan tahun 2018. Namun di Padang kami harus berlomba sebagai lawan,” kata Rahma, dengan suara tersedak.
Baca juga: Masjid Jokowi Bener Meriah: Pemilik Bersedia Hibahkan 1 Ha, Asal Dibangun Masjid dan Museum Jokowi
Di MTQ Nasional XXVIII Sumbar, Rahmawati meraih juara II cabang khat hiasan mushaf putri. Pasangannya, Ngaliman—juga asal Aceh—juara terbaik I khat hiasan mushaf putra.
Sedangkan kaligrafer duta Aceh, Zunfikriah meraih juara terbaik III cabang khat dekorasi putri dan Syeh Marzawi sebagai juara harapan I khat hiasan mushaf putra.
Rahma yang dimintai komentarnya kenapa banyak putra-putri Aceh yang lebih memilih mewakili provinsi lain di MTQ Nasional, mengatakan, kepindahan itu terjadi ketika mereka sedang mondok di pesantren kaligrafi yang ada di Pulau Jawa.
“Lebih fokus mendalami ilmu kaligrafi karena ada pondok, ada guru juga sering ikut kompetisi. Ketika ada tawaran untuk mewakili provinsi tertentu ke MTQ Nasional, kalau kita siap, langsung saja proses pindah data kependudukan,” pungkas Rahma yang kini ber-KTP Banten. (Serambinews.com)