Internasional

Pakar Virus Corona AS, Dr Antony Fauci: 'Tutup Cafe, Buka Sekolah'

Pakar virus Corona AS Dr Antony Fauci mengeluarkan panduan baru dalam mengatasi penyebaran virus Corona.

Editor: M Nur Pakar
Foto: Bloomberg
Dr Anthony Fauci menggelar konferensi pers tentang virus Corona di Gedung Putih pada 19 November 2020. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pakar virus Corona AS Dr Antony Fauci mengeluarkan panduan baru dalam mengatasi penyebaran virus Corona.

Panduan itu muncul beberapa hari setelah New York City, distrik sekolah terbesar di negara itu, mengumumkan menutup ruang kelas dan kembali ke pengajaran jarak jauh.

Dimulainya kembali sekolah tatap muka awal musim gugur ini, meskipun sebagian, secara luas dianggap sebagai keberhasilan.

Sekolah-sekolah di New York ditutup meskipun tingkat positif tetap rendah dalam populasi sekolah, yaitu 0,19 persen.

Sebaliknya, sekolah ditutup karena kota pada umumnya memenuhi tingkat positif 3 persen yang menurut Walikota Bill de Blasio akan memicu penutupan otomatis.

Tingkat kepositifan kota tampaknya didorong oleh orang-orang yang berkumpul di cafe, restoran, dan ruang sosial lainnya.

Dilansir YahooNews, Senin (23/11/2020), dalam akhir pekan ini, misalnya, pihak berwenang menutup pesta seks di Queens .

Baca juga: Pola Kebiasaan Pelajar Berubah, DPRK Minta Pemkab Aktifkan Sekolah di Aceh Tamiang

Banyak distrik lain bergerak ke arah yang sama, berpotensi menurunkan anak-anak ke kelas berbulan-bulan dan lebih banyak di Zoom.

Hal itu membuat beberapa orang bertanya-tanya mengapa sekolah dipaksa menanggung beban pandemi, padahal orang dewasa di ruang dewasa yang tampaknya menyebarkan virus.

Bukti dengan kuat menunjukkan bahwa sekolah bukanlah tempat penularan virus yang signifikan, baik antara anak-anak atau antara anak-anak dan orang dewasa.

Itu terutama berlaku untuk anak-anak yang lebih muda , yang cenderung paling kesulitan dengan pembelajaran online.

Risiko tampaknya meningkat seiring bertambahnya usia, karena alasan yang belum sepenuhnya dipahami.

Dr Fauci menjelaskan kepada Yahoo News bahwa para guru mungkin tidak mau mengajar di zona panas.

Bahkan jika sekolah sendiri tetap menjadi pulau yang bebas dari patogen yang ditularkan melalui udara.

“Mereka prihatin, dapat dimengerti, tentang datang ke sekolah dengan cara orang-ke-orang dan bukan secara virtual,” ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved