Berita Abdya
Pemasangan Rangka Jembatan Krueng Teukueh Tuntas, Pengelola Rakit Rela Kehilangan Mata Pencarian
Selesainya pemasangan rangka baja sepanjang 60 meter itu disambut gembira masyarakat Abdya yang sudah bertahun-tahun menggunakan rakit penyeberangan.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Jalur pendek untuk menjangkau kawasan perkebunan di Lama Tuha adalah dari Dusun Drien Leukiet, Desa Blang Makmur, Kecamatan Kuala Batee dengan jarak hanya 8 kilometer (km), dan 12 km dari Desa Pulau Kayu Kecamatan Susoh. Namun, dua jalur ini harus menggunakan jasa rakit penyeberangan Krueng Teukueh.
Memang ada jalur darat yang tembus langsung dari dan ke kawasan Lama Tuha (tanpa menggunakan jasa rakit), yaitu dari Pasar Pantee Rakyat, Kecamatan Babahrot.
Tapi, jalur ini jarak tempuh sangat jauh, mencapai sekitar 37 km. Jalur darat tanpa rakit ini menjadi lintasan angkutan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit produksi Lama Tuha.
Karena waktu tempuh tidak terlalu lama, masyarakat petani memilih jalur dari Drien Leukiet, meskipun harus menggunakan jasa rakit di Krueng Teukueh menuju kawasan perkebunan Lama Tuha.
Khusus hari Sabtu dan Minggu, rakit ini harus melayani ratusan warga menggunakan sepmor menuju lokasi perkebunan di Lama Tuha. Pengguna jasa rakit ini harus antre di dua sisi sungai menunggu giliran untuk menyeberang.
Seperti pernah disampaikan Ismail (24) salah seorang pemilik kebun sawit di lokasi bahwa rakit sejak akhir 2008 lalu, sedikitnya sudah tiga unit rakit hilang diseret arus banjir.
Terparah peristiwa banjir 23 Agustus 2016 lalu, bukan saja menghanyutkan rakit Krueng Teukueh, tapi juga meruntuhkan jembatan rangka baja Krueng Teukueh yang sedang dipasang, saat itu.
Bentang rangka baja yang telah dipasang saat itu sudah mencapai 50 meter, dari total panjang 60 meter, melintang sungai besar tersebut ambruk ke dalam sungai besar itu. Masyarakat tentu sangat kecewa karena harapan kehadran sebuah jembatan menjadi pupus, saat itu.
Pasca ambruk jembatan rangka baca dalam proses pemasangan tiga tahun lalu, masyarakat tetap mengantung harapan besar kepada Pemkab Abdya agar pembangunan jembatan Krueng Teukueh, agar direncanakan kembali.
Harapan tersebut terwujud tahun 2020, setelah Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah turung langsung ke lokasi, didampingi Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH pada malam hari, sekitar bulan Desember 2018, lalu. Rencana kelanjutan proyek jembatan rangka baja Krueng Teukueh sempat hilang timbul.
Bagi masyarakat petani, kehadiran jembatan permanen Krueng Teukueh selain membuka isolasi kawasan sentra pertanian dan perkebunan Lama Tuha, dan menjadi sarana penunjang peningkatan perekonomian masyarakat atau menjadi urat nadi perekonomian ribuan masyarakat Kabupaten Abdya.
Terewujudnya jembatan rangka baja di Krueng Teukueh selain mengakhiri era rakit juga kawasan Lama Tuha yang punya hamparan luas akan berkembang pesat sebagai sentra perkebunan dan pertanian, dan tidak tertutup kemungkinan menjadi daerah pemukiman baru di Abdya.
Terlebih lagi, kawasan Lama Tuha terdapat teluk surien yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Pelabuhan Teluk Surin, sebuah pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) barat selatan Aceh.
Dengan rampungnya jembatan rangka baja Krueng Teukueh, maka akan berfungsi jalan lingkar atau Jalan 30 sepanjang sekitar 82 km. Dari Pulau Kayu Susoh menuju Teluk Surien Kuala Batee sampai ke simpang Desa Ie Mirah Babahrot.
Badan jalan lingkar ini, mulai dibuka sejak tahun 2008 lalu secara bertahap. Menurut keterangan Pemkab Abdya sudah mengusulkan proyek peningkatan Jalan 30 dengan lapisan aspal sebagai pendukung pembangunan Pelabuhan Teluk Surien di Lama Tuha.(*)