Kupi Beungoh
Polemik Hasil MTQ dan Introspeksi Cara Kritik Kita
“Tulisan ini kami tegaskan bukan untuk membungkam para ‘kritikus’ karena kritik adalah suplemen yang sangat dibutuhkan.”
Adapun masalah tersebut, menjadi rahasia umum dan fakta berbicara bahwa peserta dari Papua itu (tidak semuanya) asli putra Papua.
Demikian pula halnya dengan polemik adanya peserta asal Aceh yang menjadi utusan luar daerah. Setelah kami tabayyun, mereka semuanya memang sudah berhijrah dan berkiprah di provinsi yang diwakilinya itu, sudah berdomisili di sana dan sudah mengikuti jenjang seleksi di sana, bukan karena “tidak dipakai” sebagaimana tudingan beberapa pihak selama ini.
Oleh karena itu kita tidak boleh sempit melihat sebuah fakta. Tidak menilai kesuksesan kafilah Aceh dari hanya perolehan juara saja, akan tetapi juga perlu memperhatikan bagaimana perjuangan mereka hingga tembus ke tingkat nasional.
Juga dengan keberangkatan para peserta ke Kota Padang dengan dana yang minim karena kebijakan refocusing oleh Pemerintah Aceh.
Marilah kita saling menghargai, termasuk kepada adik-adik dan teman-teman kita yang telah berupaya maksimal meski akhirnya mereka belum mampu memberikan hasil sebagaimana kita harapkan.
Harus diingat, mental mereka sedang down. Jangan malah semakin dijatuhkan dengan caci maki, hujatan, dan berbagai simbol kebencian.
Di luar itu, Pemerintah Aceh juga perlu mengevaluasi atas apa yang didapatkan hari ini, baik dari segi anggaran maupun hal lainnya untuk perbaikan ke depan.
Pemerintah melalui lembaga maupun organisasi teknisnya tentu lebih tahu apa yang harus dilakukan untuk menutup berbagai sisi lemah agar ke depan bisa tampil lebih baik.
Baca juga: Sholat Dhuha Minimal Dua Rakaat, Menurut Ustadz Abdul Somad, Ini Waktu Tepat & Tata Caranya
Terakhir, tulisan ini kami tegaskan bukan untuk membungkam para ‘kritikus’ karena kritik adalah suplemen yang sangat dibutuhkan.
Tapi harus ada perbedaan antara bahasa kritik (konstruktif) dengan bahasa kebencian apalagi kebencian untuk tujuan membunuh karakter. Ini sangat tidak diharapkan.
Ciri-ciri kritik harus disesuaikan dengan tempat tinggal kita, Serambi Mekkah, di negeri syariah.
*) PENULIS adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Alumni MUQ Pagar Air.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.