Buku ‘Kepingan Cerita Negeri’ Diluncurkan, Salah Satunya Bercerita tentang Hutan Wakaf di Jantho

Buku ‘Kepingan Cerita Negeri’ ini merupakan buku yang berisi tentang peran NGO/LSM dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Peluncuran buku berjudul ‘Kepingan Cerita Negeri’ di Dwarels Coffee Shop, Lueng Bata, Banda Aceh, Kamis (26/11/2020). 

Buku ‘Kepingan Cerita Negeri’ Diluncurkan, Salah Satunya Bercerita tentang Hutan Wakaf di Jantho

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEHYayasan Rumbia, Kamis (26/11/2020), meluncurkan buku berjudul ‘Kepingan Cerita Negeri’ di Dwarels Coffee Shop, Lueng Bata, Banda Aceh.

Peluncuran buku dirangkai dengan kegiatan diskusi yang dihadiri Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Aceh, Teuku Ahmad Dadek, Hasfiandi dari Bappeda Aceh, Martunis dari Bainprom, dan sejumlah perwakilan NGO/LSM.

‘Kepingan Cerita Negeri’ ini merupakan buku yang berisi tentang peran NGO/LSM dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Penerbitan buku didanai oleh WWF Indonesia melalui program Leading the Change bersama mitra kerja Benih Matahari yang melibatkan berbagai lembaga di tingkat lokal di seluruh Indonesia.

Untuk Aceh, koordinator wilayah yang ditunjuk untuk menghimpun berbagai tulisan tersebut adalah Yayasan Rumbia. Semua cerita ditulis sendiri oleh masing-masing NGO/LSM.

"Peluncuran buku ini dilakukan di masing-masing daerah, baru nanti dilakukan peluncuran secara nasional,” kata Direktur Yayasan Rumbia, Zulfikar Thahir, kepada Serambinews.com, Kamis (26/11/2020).

Baca juga: 10 Manfaat Luar Biasa dari Teh Kunyit untuk Kesehatan, Cegah Alzheimer hingga Obati Diabetes

Baca juga: Viral Ditegur Tak Pakai Helm, Emak-emak Teriakkan Takbir & Maki Polisi, Ini Kata Polres Bener Meriah

Zulfikar menjelaskan, penggarapan buku ‘Kepingan Cerita Negeri’ ini dimulai dari 2017, didasari atas pemikiran bahwa setiap program yang dilakukan LSM/NGO di tingkat lokal telah ikut menyumbang pencapaian SDGs.

“Selama ini, teman-teman LSM di lapangan itu ada bekerja dan telah memberi manfaat di tingkat lokal, tetapi tidak didokumentasikan. Karena itu kita mencoba menarasikannya,” katanya kepada Serambinews.com.

Buku setebal 174 halaman itu berisi 27 judul cerita yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Di dalamnya termasuk tujuh cerita dari Aceh, salah satunya adalah cerita tentang Hutan Wakaf Aceh yang berada di Jantho, Aceh Besar.

“Ya, hutan wakaf itu salah satunya. Program itu sangat bermanfaat, tetapi banyak yang belum mengetahuinya,” imbuh Zulfikar.

Hutan Wakaf ini sebenarnya merupakan hutan buatan yang digagas oleh empat anak muda yang peduli dengan lingkungan, yaitu Afrizal Akmal, Azhar, Yoesman Nurzaman Tanjung, dan Alit Ferdian.

Untuk memulai program tersebut enam tahun lalu, keempatnya sepakat menginfakkan uangnya sebesar Rp 100.000 setiap bulan.

Baca juga: Belum Bercerai dengan Suami, Wanita Ini Malah Nekat Menikah Lagi, Kini Berbulan Madu di Sel Tahanan

Baca juga: Beasiswa Rp 1 Miliar dari Pemkab Pidie Cair, Mahasiswa Silakan Cek Rekening

Dari hasil infak itu, mereka membeli lahan kritis seluas 1 hektare di Gampong Data Cut, Kecamatan Jantho, Aceh Besar. Lahan kritis itu kemudian ditanami dengan berbagai tanaman bernilai ekonomi hingga menyerupai hutan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved