Media Gathering

OJK dan SRO Gelar Media Gathering Pasar Modal

Selain itu pula, terdapat peningkatan signifikan pada jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang telah mencapai 3 juta investor

Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
(KOMPAS.com/BAMBANG P. JATMIKO)
Logo Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) 

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dalam rangka memberikan informasi terkini kepada Wartawan Pasar Modal, serta memperingati 43 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan media gathering Pasar Modal 2020 pada Selasa (1/12/2020).

Dalam media gathering yang diselenggarakan secara semi virtual menggunakan zoom tersebut menghadirkan narasumber Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK, Luthfy Zain Fuady, Direktur Utama BE,I Inarno Djajadi, Direktur Utama KPEI, Sunandar, dan Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo.

Sejak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada Maret tahun ini, kalangan investor global dan domestik menunjukkan respon yang kurang baik terhadap pasar keuangan, di dalam maupun luar negeri. Titik terendah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini terjadi pada Selasa (24/3/2020) dengan penurunan sebesar -37,49 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Serambinews.com, Selasa (1/12/2020) disampaikan meskipun demikian, aktivitas perdagangan kian menunjukkan perbaikan yang tercermin dari peningkatan IHSG yang mencapai level 5.612,42 pada 30 November 2020. Tidak hanya itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di bulan November 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp 12,9 triliun per hari.

Peningkatan juga terlihat pada jumlah pencatatan efek baru yang masih bertumbuh di tengah Pandemi Covid-19. Sampai dengan 30 November 2020, telah dicatatkan sebagai 708 Perusahaan Tercatat di BEI.

Pada 2020, sudah tercatat 46 Initial Public Offering (IPO) Saham, 8 Exchange Traded Fund (ETF), 95 Emisi Obligasi/Sukuk Korporasi, dan 1 Efek Beragun Aset (EBA) dengan total fund raised sebesar Rp 108,71 triliun. Tidak hanya itu, masih terdapat 20 Perusahaan yang masuk ke dalam pipeline calon Perusahaan Tercatat baru.

Baca juga: Masa Kecil Kim Jong Un Terungkap, Nilai Ujiannya Selalu Jelek dan Takut Bertemu Gadis Muda

Baca juga: Bersihkan Saluran Irigasi, Babinsa dan Warga Gotong-royong di Pulo U Baro

Selain itu pula, terdapat peningkatan signifikan pada jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang telah mencapai 3 juta investor pada Juli 2020 atau meningkat sebanyak 3,8 kali dari 2016. Sampai dengan 19 November 2020, Pasar Modal Indonesia telah mengantongi 3,53 juta investor.

Selama tahun 2020, BEI sudah meluncurkan sejumlah program, seperti peluncuran layanan elektronik e-IPO untuk meningkatkan efisiensi proses IPO serta meningkatkan perlindungan investor. Selain itu, BEI juga meluncurkan aplikasi IDX Virtual Trading yang dapat digunakan sebagai media untuk melakukan simulasi trading bagi calon investor, serta dapat membantu Anggota Bursa dalam mengedukasi calon investor.

BEI secara resmi telah merilis indeks baru, yaitu Indeks IDX Quality30 yang dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu panduan untuk berinvestasi. BEI juga mengikuti arahan pengembangan Pasar Modal Syariah sesuai dengan Roadmap Pasar Modal Syariah 2020 - 2024.

Pada 27 Oktober 2020 yang lalu, BEI meluncurkan IDX DNA atau Sistem Distribusi Keterbukaan Informasi Perusahaan Tercatat Terintegrasi. Perkembangan terbaru, BEI telah merilis sistem perdagangan obligasi secara elektronik yaitu Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan melakukan perubahan Maximum Price Movement produk ETF pada 9 November 2020.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved