Luar Negeri

2.800 Tentara Azerbaijan dan 2.317 Tentara Armenia Tewas dalam Perang di Nagorno-Karabakh

Sementara itu sekitar 90.000 orang atau 60 persen dari populasi wilayah sengketa tersebut, harus mengungsi.

Editor: Faisal Zamzami
AP/Sipan Gyulumyan
Seorang prajurit Armenia menembakkan meriam ke arah posisi Azerbaijan di wilayah separatis Republik Nagorny-Karabakh yang memproklamirkan diri, Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020. (AP/Sipan Gyulumyan) 

SERAMBINEWS.COM, BAKU - Azerbaijan pada Kamis (3/12/2020) mengumumkan, hampir 2.800 tentaranya tewas dalam perang melawan Armenia di Nagorno-Karabakh.

Pengumuman ini adalah rincian pertama yang dirilis dari kerugian militer Azerbaijan, dalam perang yang berlangsung selama 6 minggu itu.

Kementerian Pertahanan di Baku mengatakan, "2.783 prajurit angkatan bersenjata Azerbaijan tewas dalam perang membela negara," seraya menambahkan bahwa identitas 103 tentara belum didapat melalui analisis DNA.

Usai Perang Azerbaijan-Armenia Kemudian 100 lebih tentara Azerbaijan hilang, kata pernyataan tersebut yang dikutip kantor berita AFP.

Sebelumnya Armenia telah mengumumkan bahwa 2.317 tentaranya tewas dalam perang di Nagorno-Karabakh, yang juga merenggut sedikitnya 93 warga sipil Azerbaijan dan 50 penduduk sipil Armenia.

Sementara itu sekitar 90.000 orang atau 60 persen dari populasi wilayah sengketa tersebut, harus mengungsi.

Perang Azerbaijan-Armenia yang terbaru ini pecah sejak akhir September, menghidupkan kembali konflik dua negara Kaukasus yang bertetangga itu di daerah kantong etnis Armenia di Azerbaijan.

Pertempuran terus berlanjut selama 6 minggu meski berusaha didamaikan oleh Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat melalui gencatan senjata. Kedua pihak yang bertikai kemudian menandatangani kesepakatan damai yang dimediasi Moskwa pada 9 November.

Perjanjian itu ditandatangani setelah tentara Baku mengalahkan pasukan separatis, dan mengancam akan bergerak maju ke kota utama Karabakh, Stepanakert.

Kemenangan tersebut dirayakan Azerbaijan dan sebaliknya memicu kemarahan di Armenia.

PM Nikol Pashinyan dibanjiri kritik karena menyetujui kesepakatan itu.

Sebab dalam perjanjian tersebut Armenia kehilangan kendali atas beberapa bagian Nagorno-Karabakh, serta tujuh distrik berdekatan yang direbut mereka dalam perang 1990-an.

Hampir 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia telah dikerahkan di antara kedua sisi dan di sepanjang koridor Lachin, rute sejauh 60 kilometer yang menghubungkan Stepanakert dengan Armenia.

Karabakh memisahkan diri dari Baku dalam perang di awal 1990-an, yang merenggut sekitar 30.000 nyawa dan puluhan ribu orang Azerbaijan mengungsi.

Lebih dari 900 Tentara Bayaran Suriah Pro-Turki Dipulangkan Usai Perang Azerbaijan-Armenia

Lebih dari 900 milisi Suriah pro-Turki kembali ke Suriah setelah berakhirnya pertempuran Armenia- Azerbaijan di daerah sengketa Nagorno-Karabakh.

Hal itu disampaikan oleh pengawas perang Suriah yang berbasis di Inggris pada Rabu (2/12/2020).

Gencatan senjata yang terjadi pada 9 November mengakhiri lebih dari sebulan pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia, atas daerah kantong etnis Armenia yang memisahkan diri dari kendali Baku dalam perang pada 1990-an.

Turki telah dituduh mengirim ratusan tentara bayaran dari Suriah untuk berperang bersama pasukan Azeri dalam konflik tersebut, meskipun Ankara membantahnya.

Lebih dari 2.580 milisi Suriah telah dikirim ke Baku secara total, 293 di antaranya telah tewas, menurut kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Lebih dari 900 milisi dari faksi pro-Ankara telah kembali ke Suriah dalam beberapa gelombang," kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman, seperti yang dilansir AFP pada Rabu (2/12/2020).

Gelombang telah berlangsung pada 27 November lalu.

Milis lainnya diharapkan pulang dalam beberapa hari mendatang.

Milisi yang kembali, pergi ke bagian utara Suriah yang dilanda perang di bawah kendali pemberontak pro-Turki, seperti kota Afrin, Jarabulus dan Al-Bab, kata Abdel Rahman.

Perancis pada pertengahan November meminta Rusia, yang menjadi perantara kesepakatan gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan, untuk menjernihkan "ambiguitas" terkait kembalinya milisi asing.

Sumber diplomatik Perancis, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, pada saat itu menyebut kepergian milisi asing yang dikerahkan dalam konflik itu sebagai "elemen fundamental untuk stabilitas di kawasan".

Baca juga: Viral Polisi Pukul Petani Tua dalam Aksi Protes di India, Begini Kejadiannya

Baca juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Segera Dipindahkan ke Pulau Tandus Seperti Penjara Terapung

Baca juga: 10 Manfaatnya Minum Kopi Bagi Kesehatan Tubuh, Hilangkan Depresi Hingga Meningkatkan Fisik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hampir 2.800 Tentara Azerbaijan Tewas dalam Perang Lawan Armenia di Nagorno-Karabakh"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved