Banyak Warga Terjebak di Rumah
Warga di Lhoksukon, Aceh Utara, dilaporkan masih banyak yang terjebak banjir. Mereka bertahan di rumah-rumah
* Hampir Semua Daratan Tergenang
* Tim Penyelamat Fokus Evakuasi
LHOKSUKON - Warga di Lhoksukon, Aceh Utara, dilaporkan masih banyak yang terjebak banjir. Mereka bertahan di rumah-rumah bertingkat dan meunasah terdekat. Warga tak bisa mengungsi ke daratan karena nyaris tak ada lagi yang tersisa. Hampir semuanya tenggelam.
Banjir yang terjadi dua hari ini memang merupakan yang terparah sepanjang sejarah banjir yang terjadi di kabupaten tersebut. Informasi sementara yang diperoleh Serambi dari Dinas Sosial Aceh Utara, sebanyak 200 desa dari 17 kecamatan terendam banjir dengan ketinggian hingga mencapai 2 meter. Sementara jumlah korban terdampak sebanyak 13.882 kepala keluarga (KK) atau 45.242 jiwa.
Kondisi yang sama juga terjadi di Aceh Timur. Sangking parahnya banjir kali ini, Simpang Empat Idi ikut tergenang, dan ini baru pertama kali terjadi. Dari Aceh Timur dilaporkan banjir merendam 17 kecamatan dengan jumlah korban terdampak sebanyak 15.441 KK dan yang mengungsi sebanyak 1.911 KK.
Bila ditambahkan dengan data korban banjir di Kota Lhokseumawe, maka secara keseluruhan di tiga kabupaten/kota itu ada 25 kecamatan yang terendam banjir dengan jumlah korban terdampak mencapai 29.998 KK. Terparah Aceh Utara dan Aceh Timur.
Untuk kondisi di Lhoksukon, beberapa warga yang dihubungi Serambi mengatakan banyak warga yang memilih bertahan di rumah bertingkat, baik di rumah sendiri maupun di rumah tetangga. Atau pilihan lainnya adalah mengungsi ke meunasah terdekat.
“Di Meunasah Pante banyak warga yang bertahan di rumah, balai pengajian atau meunasah,” kata warga Lhoksukon, Taufik, saat dihubungi Serambi. Ketika ditanya tentang proses evakuasi, Taufik menjawab “Mereka bukan tidak mau dievakuasi, tetapi tidak ada yang mengevakuasi. Hanya di kampung sebelah yang ada evakuasi,”.
Sementara seorang warga Kampung Baru, dalam sebuah grup WhatsApp mengaku harus mengevakuasi sendiri anggota keluarganya yang tinggal di Kampung Baru. Ia mengevakuasi empat orang dengan menggunakan dua ban besar karena ketinggian air di dalam rumah hampir mencapai 2 meter. “Alhamdulillah berhasil evakuasi. Gawat kali banjir kali ini, seingat aku nggak pernah di dalam rumah tenggelam,” ujarnya.
Seorang anggota Polisi yang dihubungi Serambi juga mengakui masih banyak warga yang terjebak di rumah yang lebih tinggi. Selain itu lokasi untuk mengungsi juga nyaris tidak ada karena semuanya tenggelam. Saat ini ia sebutkan, hanya tersisa beberapa lokasi yang belum tergenang, yaitu Meunasah Reudep dan Alue Buket. Tetapi jaraknya sekitar 1,5-2 kilometer dari pusat kota Lhoksukon.
“Warga awalnya memang sempat memilih bertahan, tetapi karena kemarin malam banjir semakin tinggi, warga mulai dievakuasi. Proses evakuasi berlangsung sampai dini hari, dilakukan oleh TNI-Polri,” sebut warga tersebut.
Pantauan Serambi di lapangan, ketinggian air di jalan nasional Medan-Banda Aceh di Lhoksukon kemarin mencapai 50 sampai 70 centimeter. Biasanya ketika banjir, jalan Nasional ini menjadi tempat pilihan warga untuk mengungsi. Sedangkan ketinggian air di rumah penduduk berkisar antara 1 meter hingga 2 meter lebih.
Akses transportasi juga terputus karena di kawasan Landing, ketinggian air di atas jalan Nasional mencapai 1 meter lebih. Hanya mobil jenis truk yang bisa melintasi jalan tersebut. Akses listrik yang juga ikut terputus membuat warga juga kesulitan melakukan komunikasi.
Fokus evakuasi
Hingga tadi malam tim gabungan yang berada di bawah Posko Utama BPBD Aceh Utara fokus pada upaya evakuasi untuk penyelamatan masyarakat yang diyakini masih banyak terjebak banjir. Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, Sunawardi yang berada di Kecamatan Lhoksukon, melalui Kalak BPBD Aceh Utara, Amir Hamzah, membenarkan hingga tadi malam masih ada warga yang terjebak di lokasi banjir.