Internasional
Wartawan Yaman Kisahkan Kehidupan di Penjara Houthi Selama Lima Tahun, Penuh Dengan Siksaan
Lima wartawan Yaman yang ditahan oleh milisi Houthi yang didukung Iran telah menggambarkan pahitnya hidup di dalam penjara.
SERAMBINEWS.COM, AL-MUKALLA - Lima wartawan Yaman yang ditahan oleh milisi Houthi yang didukung Iran telah menggambarkan pahitnya hidup di dalam penjara.
Mereka secara sistematis disiksa, dipukuli, dan dianiaya oleh penculik mereka selama lebih dari lima tahun.
Dilansir ArabNews, Senin (7/12/2020), sepanjang cobaan berat itu, orang-orang itu dikirim dari sel ke sel, dikurung dalam sel isolasi dan tidak diberi makan, air dan obat-obatan yang cukup.
Para pria tersebut yakin telah tertular Covid-19 pada Mei 2020, ketika menderita kelelahan, kesulitan bernapas, nyeri sendi, dan sakit kepala.
Dokter penjara mereka menyangkal bahwa mereka terinfeksi virus Corona, dan menyarankan para penculiknya untuk menambahkan bawang dan jeruk ke dalam makanan mereka.
Baca juga: Houthi Rudal Komplek Industri Hodeidah Yaman, 10 Pekerja Tewas
Hisham Tarmoum, Hassan Annab, Isam Balghaith, Haytham Al-Shehab dan Hisham Al-Yousofi termasuk di antara sembilan jurnalis yang ditangkap.
Mereka ditangkap dalam penggerebekan di sebuah hotel di Sanaa pada 9 Juni 2015.
Saat itu, Houthi menindak jurnalis, aktivis dan politisi yang menentang aturan mereka.
Balghaith mengatakan lusinan pria Houthi bersenjata berat menyerbu hotel untuk menangkap mereka, dan memperlakukan mereka seperti penjahat berbahaya.
“Saya keluar dari kamar mandi dan melihat orang-orang bersenjata di dalam kamar," ungkapnya.
"Mereka tidak mengatakan apa-apa ketika kami menanyakan identitas mereka," tambahnya.
"Mereka menyita ponsel dan laptop kami dan melemparkan kami ke dalam kendaraan militer," kata Balghaith.
"Mereka berperilaku seolah-olah akan menyerbu pos militer," ujarnya.
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Hancurkan Ranjau Milisi Houthi di Laut Merah
Annab mengatakan dipukuli ketika Houthi menemukan pena di dalam sel selama pencarian.
Direktur penjara Yahiya Sarea dan penjaga lainnya bergantian menyiksanya.