Pemerintah Uni Emirat Arab Sebut Efektivitas Vaksin Sinopharm 86 Persen
Pengumuman terkait efektivitas vaksin Sinopharm itu disampaikan oleh Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) setelah menggelar uji klinis III.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Uji klinis tahap III vaksin Sinopharm di Uni Emirat Arab, telah selesai dilakukan.
Dari hasil uji klinis tahap III itu didapat data interim atau sementara yang memperlihatkan efektivitas vaksin produksi perusahaan Cina itu melawan virus corona mencapai 86 persen.
Pengumuman terkait efektivitas vaksin Sinopharm itu disampaikan oleh Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) setelah menggelar uji klinis III sejak Juli lalu.
"Pejabat kesehatan UEA telah meninjau analisis sementara Sinopharm. Dari uji coba fase ketiga menunjukkan 86 persen efektif melawan virus korona," kata Kementerian Kesehatan UEA seperti dikutip dari Reuters.
Baca juga: Margaret Keenan, Lansia 90 Tahun Menjadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Corona di Dunia
Baca juga: Hari Ini, Warga Inggris Dijadwalkan Akan Disuntik Vaksin Corona Pfizer-BioNTech
Baca juga: Apa itu Vaksin dan Mengapa Ia Begitu Penting? Inilah yang Terjadi Jika Manusia Divaksinasi
"Analisis menunjukkan tingkat antibodi penawar serokonversi sebesar 99 persen dan 100 persen efektif untuk mencegah kasus sedang dan parah," imbuh laporan itu.
Uji coba Sinopharm di UEA merupakan kerja sama antara China National Biotech Group (CNBG) dan perusahaan teknologi UEA G42, dan dinas kesehatan Abu Dhabi.
UEA melakukan uji klinis vaksin Sinopharm dengan melibatkan 31 ribu relawan dari 125 negara, termasuk warga Indonesia. Para relawan itu berusia antara 18 sampai 60 tahun.
Saat digunakan, hampir serupa dengan vaksin corona lainnya, Sinopharm membutuhkan dua dosis untuk satu orang. Para relawan diberikan dua kali suntikan vaksin dengan rentang waktu 28 hari.
"Dari hasil analisis menunjukkan tidak ada hal-hal yang membahayakan," demikian isi pernyataan Kemenkes UEA.
Selain efektivitas yang mencapai 86 persen, dalam pernyataan itu juga disampaikan bahwa pemerintah UEA sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk penggunaan vaksin buatan China itu.
Pemimpin Dubai, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, dilaporkan sudah disuntik dengan vaksin itu sebagai salah satu relawan dalam proses uji klinis.
China sendiri memiliki empat produk vaksin dalam tahap akhir pengembangan, tiga di antaranya termasuk Sinopharm.
Berbeda dengan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Barat seperti Pfizer dan BioNTech atau Moderna, vaksin Sinopharm ini menggunakan bentuk virus corona baru yang tidak aktif untuk meningkatkan kekebalan.
Baca juga: Menkes Terawan: 1,2 Juta Vaksin Covid-19 yang Tiba di Indonesia Jenis Virus SARS-CoV-2
Baca juga: Vaksin Corona Produksi Rusia Mulai Divaksinasi di Negara Itu, Ini Sasarannya, Ribuan Orang Mendaftar
Baca juga: Inggris Amankan Dua Juta Dosis Vaksin Covid-19 Moderna
Itu artinya vaksin hanya perlu didinginkan dan dapat dengan mudah didistribusikan. Sementara vaksin buatan Pfizer, BioNTech atau Moderna, yang telah melaporkan efektivitas masing-masing 95 persen dan 94 persen, tetapi perlu diangkut pada suhu minus 70 hingga 20 derajat Celcius.
Vaksin Covid-19 produksi Sinopharm dibuat dengan cara mematikan virus corona, mirip dengan teknik vaksin polio.
Sedangkan vaksin buata perusahaan farmasi Barat menggunakan teknik produksi vaksin Covid-19 menggunakan protein RNA virus.
Maroko adalah salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang berupaya melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 80 persen penduduk dewasa menggunakan vaksin Sinopharm.(tribun network/mal/dod)