Internasional
Antoine Griezmann Putuskan Kontrak dengan Huawei, Protes Penindasan Muslim Uighur
Pesepakbola pemenang Piala Dunia Antoine Griezmann mengakhiri kesepakatan kontrak dengan Huawei.
SERAMBINEWS.COM, PARIS - Pesepakbola pemenang Piala Dunia 2018 Antoine Griezmann mengakhiri kesepakatan kontrak dengan Huawei.
Hal itu diputuskannya setelah ada laporan bahwa raksasa telekomunikasi China itu terlibat dalam pengawasan Muslim Uighur.
Griezmann mengatakan di Instagram ada kecurigaan kuat bahwa Huawei telah berkontribusi pada pengembangan peringatan Uighur melalui penggunaan perangkat lunak pengenal wajah.
"Saya segera mengakhiri kemitraan saya dengan perusahaan China itu," katanya, lansir AFP, Jumat (11/12/2020).
Baca juga: AS Perintahkan Robek dan Ganti Komponen Huawei
Dia meminta Huawei untuk tidak hanya menyangkal tuduhan ini, tetapi mengambil tindakan nyata secepat mungkin untuk mengutuk penindasan massal ini.
Dia berharap dapat menggunakan pengaruhnya untuk berkontribusi pada penghormatan atas hak asasi manusia.
Perusahaan penelitian pengawasan yang berbasis di AS IPVM mengatakan Huawei telah terlibat dalam pengujian perangkat lunak pengenalan wajah di China.
Sehingga, dapat mengirim peringatan ke polisi ketika mengenali wajah minoritas Uighur.
Huawei, awal tahun ini menjadi penjual ponsel top dunia, membantah klaim tersebut.
"Kami tidak mengembangkan algoritme, atau aplikasi di bidang pengenalan wajah atau solusi yang menargetkan kelompok etnis," kata Huawei kepada AFP.
"Produk dan solusi kami sesuai dengan standar industri dan peraturan saat ini. Huawei secara penuh dan ketat mematuhi Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia," tambah Huawei.
"Kami juga telah mematuhi undang-undang di 170 negara tempatnya kami beroperasi," katanya.
Baca juga: China Targetkan Kaum Muda Muslim Uighur, Tidak Kurang 2.000 Orang Ditahan
Human Rights Watch mengatakan orang Uighur di Xinjiang ditangkap setelah dilaporkan oleh perangkat lunak yang mengidentifikasi perilaku mencurigakan.
Pengawasan di Xinjiang telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, dengan pengenalan wajah, pemindai iris, pengumpulan DNA, dan kecerdasan buatan.
Dengan alasan untuk mencegah terorisme di seluruh provinsi
China telah mendapat kecaman internasional yang intens atas kebijakannya di Xinjiang.
Di mana kelompok-kelompok hak asasi mengatakan sebanyak satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp interniran.(*)
Baca juga: Seorang Suami Uighur di Australia Sambut Kembalinya Sang Istri, Sempat Terkurung di Xinjiang