Ratusan Tulang Manusia Ditemukan di Menara Tengkorak, Termasuk Wanita dan Anak-anak

Penemuan terbaru ini diumumkan setelah sisi timur Huei Tzompantli, nama situs itu, ditemukan bersama fasad luar lima tahun setelah sisi timur lautnya

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, MEXICO CITY - Arkeolog Meksiko pada Jumat (11/12/2020) mengatakan, mereka menemukan tulang-belulang 119 orang termasuk wanita dan anak-anak, di menara tengkorak suku Aztec yang berusia ratusan tahun.

Penemuan terbaru ini diumumkan setelah sisi timur Huei Tzompantli, nama situs itu, ditemukan bersama fasad luar lima tahun setelah sisi timur lautnya ditemukan.

Dikutip dari AFP, para arkeolog percaya bahwa tengkorak-tengkorak itu milik prajurit musuh yang ditangkap.

Menara dibuat sebagai peringatan bagi saingan kekaisaran Aztec, yang digulingkan oleh penjajah Spanyol pada 1521.

Beberapa tulang-belulang juga kemungkinan adalah sisa orang-orang yang dibunuh dalam ritual tumbal persembahan bagi para dewa, menurut pakar-pakar yang dikutip dalam pernyataan dari National Anthropology and History Institute.

"Walau kami tidak bisa menentukan berapa banyak orang-orang ini yang prajurit, mungkin beberapa adalah tawanan yang disisakan untuk upacara tumbal," ucap arkeolog Barrera Rodriguez.

Menara dengan diameter 4,7 meter ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-15.

s
Sebagian dari struktur menara tengkorak manusia yang ditemukan di Templo Mayor, Tenochtitlan, Mexico City, ibu kota Meksiko.(REUTERS/HENRY ROMERO)

Situs ini berlokasi di kawasan Templo Mayor, salah satu kuil utama ibu kota Aztec, Tenochtitlan, di Mexico City.

Secara total lebih dari 600 tengkorak kini telah ditemukan di situs tersebut, yang oleh otoritas Meksiko digambarkan sebagai salah satu penemuan arkeologi terpenting "Negeri Sombrero" dalam beberapa tahun.

"Di setiap pijakan, Templo Mayor terus mengejutkan kami," ungkap Menteri Kebudayaan Alejandra Frausto.

 "Huei Tzompantli tak diragukan lagi adalah salah satu temuan arkeologi paling mengesankan di negara kami dalam beberapa tahun terakhir," lanjutnya.

Temuan menara tengkorak ini juga mengindikasikan di Mesoamerika, tumbal manusia dipandang sebagai cara untuk memastikan kelangsungan alam semesta.

Dengan alasan itu pula, para ahli menganggap menara tengkorak suku Aztec sebagai bangunan kehidupan, bukan kematian.

Tumbal Anak dalam Ritual Suku Aztec

 Penggalian di Meksiko baru-baru ini menemukan kerangka seorang anak yang dikorbankan untuk Huitzilopochtli, dewa matahari dan perang, di kaki kuil Aztec.

Anak itu dikuburkan di salah satu kuil utama di Tenochtitlan, Templo Mayor, Meksiko. Diperkirakan, anak itu berumur 8–10 tahun ketika dikorbankan.

Lembaga Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko mengatakan masih belum dapat memastikan bagaimana anak itu meninggal, tetapi sang anak berpakaian seperti dewa perang dengan ciri-ciri: manik-manik tergantung di sekitar pergelangan kaki dan lehernya, dan penutup dada dari kayu.

Arkeolog juga menemukan sayap burung yang sering dikaitkan dengan Huitzilopochtli, dewa perang suku Aztec.

Tenochtitlan memang lebih dikenal dengan sistem kanalnya yang canggih.

Di lokasi ini berdiri Templo Mayor, kuil agung suku Aztec yang digunakan untuk pengorbanan rutin di mana para imam mengambil jantung yang masih berdetak dari dada pria dan menendang tubuhnya menuruni ratusan langkah di bawah.

Suku Aztec disebut percaya bahwa jantung akan memuaskan dahaga dewa yang tak pernah puas dengan perang.

 Wikimedia Commons Gambaran Dewa Huitzilopochtli dalam Codex Telleriano-Remensis
 

Menurut National Geographic Espana, "Offering 176" (Persembahan 176), sebutan untuk anak ini, bukanlah yang pertama ditemukan oleh para arkeolog.

Pada tahun 2005, tim lain menemukan sisa-sisa bocah laki-laki berusia 5 tahun yang terbunuh sekitar tahun 1450 untuk merayakan bagian baru Templo Mayor.

Ia diyakini merupakan hadiah untuk Huitzilopochtli.

Pemakaman dua anak laki-laki itu berbeda dari kebanyakan korban pengorbanan Aztec yang tubuhnya biasanya dipotong-potong dan dimasukkan ke lubang tanpa penempatan.

Arkeolog Ximena Chavez mengatakan, meskipun pengorbanan anak bukanlah hal yang biasa, namun suku Aztec menganggapnya sebagai "kegiatan memberi hidup" yang akan memulihkan hujan, panen dan kemakmuran kepada masyarakat dengan memuaskan para dewa.

Selain itu, pada bulan April, para arkeolog menemukan sisa-sisa lebih dari 140 anak dan 200 llamas yang tewas dalam ritual.

Kemungkinan peristiwa ini adalah pengorbanan anak terbesar yang tercatat dalam sejarah.

Pembunuhan mengerikan ini terjadi selama pemerintahan Kekaisaran Chimu, lebih dari 550 tahun yang lalu.

 
 

Baca juga: KAMMI Galang Dana Untuk Korban Banjir Aceh Utara

Baca juga: Manfaat Menggunakan Penutup Mata Saat Tidur, Buat Tidur Lebih Cepat Hingga Cegah Mata Kering

Baca juga: Aceh Tamiang Siapkan Kampung Selamat Sebagai Desa Wisata

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Temuan Menara Tengkorak Berisi Ratusan Tulang Manusia, Termasuk Wanita dan Anak-anak"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved