I’m A Stringer, Autobiografi Nasir Nurdin, 27 Tahun Bersama Serambi Indonesia, 'Babang Tidak Pudar'
Isak haru membisukan suasana, ketika ia mulai menceritakan awal kisahnya mengabdi, memberikan seluruh perhatiannya kepada dunia jurnalistik.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
"Sebagai seorang stringer (wartawan dengan wilayah tugas terbatas dan nyaris tanpa ikatan dengan perusahaan).
"Beliau diuji langsung di lapangan. Kisah awal perjuangan sosok Nasir Nurdin untuk mewujudkan mimpi menjadi wartawan Harian Serambi Indonesia sangat menginspirasi,” Mohd Din menorehkan ungkapannya.
Baca juga: Wali Kota Banda Aceh Ucapkan Terima Kasih kepada Gubernur Aceh
Turut pula Pemred Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, mengungkapkan banyak hal yang patut dicontoh pada diri Nasir Nurdin.
“Menurut saya, autobiografi ini bukan hanya mengangkat tentang siapa Nasir Nurdin, tetapi banyak pelajaran yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya tentang bagaimana menjadi seorang yang tidak cengeng, percaya diri, bertindak cepat dan terukur, bisa masuk ke semua situasi, bertanggungjawab terhadap pekerjaan,” demikian pengakuan Pemred Harian Serambi Indonesia.
Wakil Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia, Mawardi Ibrahim, juga mengakui Nasir Nurdin adalah Stringer, dengan berbagai hal yang ia berikan pada masyarakat secara luas, yakni dengan memberikan informasi bahkan pengalaman pahit yang dialami Nasir sampai membuatnya menjadi sosok patut diberikan apresiasi.
“Begitulah. Autobiografi Nasir Nurdin, I'm a Stringer, 27 Tahun Bersama Serambi Indonesia telah mencatat semuanya, termasuk sisi kelabu sebelum dia menemukan bahtera Serambi. Judul besar I'm a Stringer' untuk autobiografi itu saya pikir adalah bentuk kebanggaan tersendiri bagi seorang Nasir Nurdin yang mampu melewati ujian pada tahap-tahap awal,” ungkapan Mawardi Ibrahim.
Baca juga: Kapal Aceh Hebat Beroperasi Januari, Akan Layari Banda Aceh-Sabang
Pada kesempatan Launching Buku I,m a Stringer, H Sjamsul Kahar ketika memberi sambutan turut mengungkapkan Nasir Nurdin selain memiliki sifat yang kocak, ia juga berdarah tinggi, disambut senyuman dan tertawa hadirin, karena jarang terlihat Babang Nasir meluapkan marah.
Karena, setiap harinya, ia selalu terlihat ramah dan menyapa siapapun rekan kerja, selain itu pula, dirinya turut ramah pada orang lain.
Momen lauching buku sekaligus momen perpisahan Nasir Nurdin dengan Harian Serambi Indonesia, sebagai wujud ungkapan selamat menempuh hidup baru yakni memasuki masa pensiun.
Pada sambutan, Nasir Nurdin mengatakan usianya saat ini telah menginjak kepala enam (60), sehingga telah tiba waktunya ia akan melakukan aktivitas lain.
Meski demikian, kecintaannya pada Harian Serambi Indonesia tidak pudar maupun luntur, dalam sambutan ia mengatakan akan siap hadir dan memberikan waktunya bila sewaktu-waktu perusahaan butuh kehadirannya.
Memasuki usia pensiun bukan menjadi penghalang bagi setiap orang untuk terus berkarya, karena selama nyawa masih dikandung badan, kesempatan untuk meninggalkan jejak di bumi masih bisa dilakukan.
Hal demikian dibuktikan Nasir Nurdin, meski raut wajahnya memperlihatkan kerutan dimakan usia, bukan berarti jiwa mudanya turut pergi.
Ia bahkan masih sering dipanggil Babang, meski dirinya saat ini telah memiliki cucu. (*)
Baca juga: BERITA POPULER - Aksi Tolak Habib di Banda Aceh, Fakta Prostitusi Artis TA, Wakapolsek Peras Warga
Baca juga: BERITA POPULER - Fakta Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Banda Aceh Hingga FPI Aceh Siap Menerima HRS
Baca juga: BERITA POPULER – Kapolda Beri Ultimatum, Wanita BAB di Dalam Bus, Reza Laskar FPI Menyusul Sang Ayah