Konflik Satwa Liar dengan Masyarakat 10 Gajah Mati, Begini Kata Kepala BKSDA Aceh

Laporan Asnawi Luwi I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 10 ekor gajah dilaporkan mati di Aceh karena terlibat konflik dengan masyarakat.

"103 ekor gajah konflik dengan masyarakat, 10 ekor di antaranya mati," ujar Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto kepada Serambinews.com, Senin (21/12/2020).

Kata dia, 10 ekor gajah yang mati terdiri atas gajah jantan dan betina serta anak gajah.

Gajah yang mati itu untuk gading-gading gajah semuanya dapat diselamatkan oleh pihak BKSDA Aceh.

Menurut dia, gajah yang mati satu ekor di tahun 2020 berasal dari Pidie, Aceh Jaya 5 ekor dan daerah lainnya yang diduga terkena arus listrik dan penyebab konflik lainnya.

Baca juga: Benarkah Presiden Jokowi Segera Reshuffle Kabinet? Ngabalin: Hanya Tuhan dan Pak Jokowi yang Tahu

Baca juga: 2 Nenek di Pidie Jaya Dihipnotis, Diiming-imingi Rumah Bantuan, Emas Melayang, Ini Upaya Polres

Baca juga: Aceh Masih Berpotensi Dilanda Hujan, BMKG: Waspada Longsor untuk Wilayah Tengah

Sedangkan tahun 2019, gajah konflik dengan masyarakat sebanyak 107 ekor. Dari jumlah itu, tiga ekor gajah mati.

Gajah mati akibat konflik dengan masyarakat menurun bila dibandingkan tahun 2020.

Kawanan gajah itu berasal dari Pidie, Aceh Utara, Pidie Jaya, Aceh Timur.

Menurut dia, konflik gajah dengan masyarakat selama ini akibat habitat gajah terganggu dikarenakan daerah lintasan gajah menjadi pemukiman warga, akibat praktek ilegal logging maupun pembukaan lahan perkebunan masyarakat serta suara berisik dari dalam hutan membuatnya terganggu.

Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto mengatakan untuk mengatasi konflik gajah dengan masyarakat, harus melibatkan semua lintas sektor sehingga gajah bisa dihalau kembali ke habitatnya dan tak mengganggu lahan masyarakat.(*)