Berita Abdya
Harga Cabai Merah di Abdya Tembus Rp 60.000/Kg, Produksi Lokal Berkurang
Pemicunya, persediaan di tingkat pedagang sangat terbatas akibat turun produksi cabai merah lokal selama musim hujan ini.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Pemicunya, persediaan di tingkat pedagang sangat terbatas akibat turun produksi cabai merah lokal selama musim hujan ini.
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Selama tiga hari terakhir, harga cabai merah dan cabai rawit hijau di Pasar Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), naik sangat tajam.
Pemicunya, persediaan di tingkat pedagang sangat terbatas akibat turun produksi cabai merah lokal selama musim hujan ini.
Sementara pasokan cabai merah dan cabai rawit hijau dari Kaban Jahe dan Brastagi, Sumut, hampir tidak ada.
Pantauan Serambinews.com di Pasar Blangpidie, Rabu (23/12/2020), harga cabai merah dalam jumlah terbatas pada kisaran harga Rp 55.000 sampai Rp 60.000 per kilogram (kg).
Harga cabai rawit hijau yang dilepas pedagang setempat juga sangat tinggi mencapai Rp 60.000 per kg.
Baca juga: VIRAL Ibu Panggil Anak dari Dalam Kamar Sambil Ditutup Mata, Ternyata Berikan Hadiah Istimewa
Baca juga: Sudah Dihubungi Real Madrid, Carlo Ancelotti Tolak Tawaran Manchester United
Baca juga: Satlantas Bersama Dinkes Abdya Swab Gratis Sopir Trayek Medan, Juga Terhadap Sejumlah Masyarakat
Kenaikan harga cabai merah sangat signifikan dibandingkan pekan lalu berkisar antara Rp 40.000 sampai Rp 45.000 per kg.
Malahan, cabai rawit hijau, pekan lalu hanya berkisar antara Rp 32.000 sampai Rp 35.000 per kg.
Yun, seorang pedagang di Jalan Cut Meutia Pasar Blangpidie menyebutkan, pasaran harga cabai, terutama cabai merah memang naik turun sesuai persediaan stok.
Beberapa hari terakhir, katanya persediaan cabai merah dan cabai rawit hijau di Pasar Blangpidie berkurang drastis, sehingga memicu lonjakan harga.
Persediaan terbatas disebabkan hasil panen cabai merah lokal (Abdya), berkurang karena faktor curah hujan tinggi.
Sedangkan cabai merah produksi Kaban Jahe, Sumut dan Terangun, Kabupaten Gayo Lues (Galus), hampir tidak ada pasokan ke Abdya, akhir-akhir ini.