Jembatan Putus Diterjang Banjir, Derita Warga Lae Sikala dan Respons Bupati Dulmusrid
Tangan para perempuan yang memiliki berbagai pekerjaan itu menarik sedikit bagian bawah pakaiannya agar tak kebasahan air sungai
Menurut Bupati, pembangunan jembatan permanen belum bisa segera dilakukan lantaran biayanya besar. Langkah realistis yang paling cepat, sebutnya, adalah membangun kembali jembatan darurat. "Saya tidak mau masyarakat terisolasi. Tentu segera ada penanganannya, tapi tetap butuh waktu. Mohon bersabar," tukas Dulmusrid.
Tangan para perempuan yang memiliki berbagai pekerjaan itu menarik sedikit bagian bawah pakaiannya agar tak kebasahan air sungai. Pada waktu bersamaan, mereka juga harus memegang barang bawaan agar tidak jatuh. Hal tersebut harus mereka lakukan sambil menjaga keseimbangan badan, agar tidak terpeleset ke batu tajam yang memenuhi dasar sungai.
Begitulah kegiatan kaum perempuan yang merupakan warga Desa Lae Cikala, Kecamatan Suro, Aceh Singkil. Mereka harus berjalan kaki melewati atau menyeberangi air sungai agar bisa ke luar kampungnya pada Rabu (23/12/2020). Sebab, satu-satunya jembatan darurat yang dibangun di kawasan itu tiga bulan lalu putus diterjang banjir.
Saat banjir mulai surut, warga yang memiliki kebutuhan mendesak di luar kampung harus berjalan di dasar sungai. Sedikit memantau, di pinggir sungai ada Camat Suro, Sumadi SSTP. Ia membantu mengarahkan warganya agar tidak terpeleset. Bukan hanya mobilisasi warga yang terganggu, jika jembatan darurat yang putus itu tak segera ditangani, jug akan mengganggu penjualan kelapa sawit yang merupakan sumber utama perekonomian desa tersebut.
Untuk diketahui, Lae Cikala merupakan sentra penghasil kelapa sawit di Aceh Singkil. Puluhan ton sawit tidak bisa dijual ke pabrik yang berada di luar kampung Lae Cikala jika jembatan darurat itu tak segera ditangani.
Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, mengatakan, jembatan darurat itu harus segera dibangun kembali. Dia mengaku sudah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum setempat turun ke lokasi, untuk menentukan langkah tepat dan cepat dalam pembangunan kembali jembatan darurat di lokasi tersebut. "Anggarannya nanti menggunakan dana tanggap darurat, saya minta cepat diperbaiki," tegas Dulmusrid.
Menurut Bupati, pembangunan jembatan permanen belum bisa segera dilakukan lantaran biayanya besar. Langkah realistis yang paling cepat, sebutnya, adalah membangun kembali jembatan darurat. "Saya tidak mau masyarakat terisolasi. Tentu segera ada penanganannya, tapi tetap butuh waktu. Mohon bersabar," tukas Dulmusrid.
Untuk diketahui, jembatan darurat menuju Lae Cikala putus akibat volume air sungai meluap pada Selasa (22/12/2020) sore. Air itu merupakan kiriman, sebab di lokasi tersebut hujan tidak terlalu deras. Sebelumnya, pada Selasa (8/9/2020) malam, jembatan utama menuju Desa Lae Cikala, putus. Banjir besar ketika itu menmbuat jembatan putus dan jatuh ke sungai.
Padahal, saat itu jembatan tersebut sedang dalam proses pembangunan lantaran miring akibat diterjang banjir 2016 lalu. Sayang, saat pembangunan belum selesai, datang banjir lagi hingga membuat jembatan itu putus dan jatuh ke sungai. Sepekan kemudian,Pemkab Aceh Singkil, berhasil membangun jembatan darurat dari batang kelapa menuju Desa Lae Cikala sepanjang 50 meter. Nahas, sekitar tiga bulan kemudian, jembatan darurat itu kembali putus akibat banjir. (de)