Breaking News

Tafakkur

Apa Hukumnya Orang Islam Mengucap Selamat Natal? Simak Penjelasan Buya Yahya

Bagi umat Islam, haram mengucapkan selamat natal karena disebut sebagai mengakui Nabi Isa sebagai Tuhan, sebut Buya Yahya dalam postingan Instagram. 

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
YOUTUBE/AL-BAHJAH TV
Buya Yahya 

SERAMBINEWS.COM - Bagi umat Islam, haram mengucapkan selamat natal karena mereka mengakui Nabi Isa sebagai tuhan. Demikian sebut Buya Yahya dalam postingan Instagram.   

Tidak ada kewajiban umat Islam mengucapkan selamat natal kepada umat Nasrani. 

Pun sebaliknya, tidak ada kewajiban bagi umat Nasrani untuk mengucapkan selamat maulid kepada umat Islam. 

Buya Yahya mengatakan, bahwa tidak ada toleransi dalam Islam, yang ada hanya kewajiban.

Kewajiban dimaksudkan yakni, jika tetangga Nasrani sakit, maka umat Islam wajib menjengguk, jika tetangga Nasrani kelaparan, maka muslim wajib memberikan makanan.

Baca juga: Suami Marah dan Curiga sebab LDR dengan Istri serta Khawatir Mantan, Simak Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Pantaskan Menuduh Muslim ‘Riya’ Karena Ibadahnya Terlihat? Berikut ini Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Tahun Baru 2021, Pesan Buya Yahya pada Orang Tua yang Biarkan Anak Rayakan Tahun Baru Masehi

Melalui postingan pada Instagram @buyayahya_albahjah, Buya memjelaskan terkait hukum mengucap selamat natal

"Hukum Mengucapkan Selamat Natal - Buya Yahya

"Cerdas, Beginilah Jawaban Buya Saat ditanya Hukum Mengucapkan Selamat Natal. Simak penjelasannya berikut," demikian tertulis pada postingan. 

Berikut penjelasan Buya Yahya

Mengucap selamat natal, toleransi dalam Islam, sebenarnya dalam Islam tidak mengenal toleransi, yang ada hanya kewajiban.

Kalimat toleransi itu sebenarnya seperti 'Anda tidak boleh masuk di sini karena Anda bukan pegawai sini, ya karena satu hal, jadi boleh' enak gak ? tapi dalam Islam gak toleransi, adanya kewajiban.

Misalnya tetangga sakit, kita wajib mengunjungi dan wajib ngasih, tetangga kita yang Nasrani sakit, wajib kita kasih makan.

Tetangga Nasrani lapar, wajib ngasih makan, itu kewajiban, jadi yang ada di dalam Islam lebih tinggi dari toleransi.

Baca juga: Menikah Beda Agama, Bolehkah Suka pada Lawan Jenis tapi Agama Berbeda ? Simak Penjelasan Buya Yahya

Baik sekarang kita pakai bahasa toleransi, karena sudah di Indonesia.

Toleransi itu bagaimana ? toleransi itu jangan paksa orang lain untuk ngikutin kamu.

Itulah toleransi, kita harus paham makna toleransi, jadi gara-gara salah memaknai toleransi, salah dalam penerapannya dan salah fatwa.

Contoh begini, toleransi itu kalau Anda itu ada acara Hari Raya Idul Fitri, rame-rame, Anda jangan paksa teman Anda yang Nasrani untuk mengucapkan selamat hari raya atau berikan bingkisan.

Seperti pengajian begini, 'karena kamu bekerja di kawasan muslim, kamu harus' gak toleransi dong kalau begitu.

Jadi toleransi itu jangan paksa dia untuk ngikut.

Dan ingat Anda pun tidak boleh memaksa kaum minoritas ngikuti Anda.

Jadi memaksa orang minoritas mengikuti mayoritas saja tidak boleh, apalagi memaksa kaum mayoritas ngikutin kaum minoritas.

Sama tidak boleh. Kalau ada kawan Nasrani, tidak perlu dia mengucapkan selamat hari raya dan semacamnya pada kita, tidak masalah kok, kenapa umat Islam yang tidak mengucapkan selamat natal dipikir 'kamu tidak mengerti toleransi' ada apa dengan ini semuanya.

Jangan salah memahami makna toleransi.

Baca juga: Orang Tua Benci Habaib (Dzurriyah Nabi SAW), Bagaimana Anak Bersikap? Simak Penjelasan Buya Yahya

Kemudian kita harus tahu maknanya, apasih makna dari mengucapkan selamat natal, selamat natal adalah selamat atas kelahiran Yesus, yang dianggap Tuhan oleh dia.

Jadi misalnya ada orang Nasrani, dia punya fatwa 'bahwa haram bagi kita mengucapkan selamat maulid Nabi SAW' kita hargai ? memang itu bukan nabi mu kok, Anda sah-sah saja orang Nasrani.

Mestinya juga harus dibalik disaat ada seorang muslim berfatwa 'haram mengucapkan selamat natal' ya jangan pusing, ya Nabi Isa memang bukan Tuhan saya kok.

Demikian penjelasan Buya Yahya seperti tertera pada video di bawah ini. 

Menurut penjelasan Buya, maka toleransi bukan berarti memberikan ucapan pada kaum Nasrani ketika merayakan natal. 

Sebab, perkara demikian berhubungan dengan aqidah seorang muslim. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Baca juga: BERITA POPULER - Massa Usir Pendemo yang Menolak HRS, Ayah Gilas Anak, hingga Irwandi Pulang Kampung

Baca juga: BERITA POPULER - Aksi Tolak Habib di Banda Aceh, Fakta Prostitusi Artis TA, Wakapolsek Peras Warga

Baca juga: BERITA POPULER - Fakta Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Banda Aceh Hingga FPI Aceh Siap Menerima HRS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved