Berita Jakarta

Refleksi 16 Tahun Tsunami,Azwar Abubakar Biarkan Orang Asing Masuk saat Aceh Berstatus Darurat Sipil

“Saya diprotes, oleh ketika itu Kapolda Aceh Pak Bachrum. Sebab memang Aceh berstatus darurat sipil dan orang asing memiliki ketentuan bila masuk...

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Jalannya refleksi 16 tahun tsunami secara virtual. 

“Saya diprotes, oleh ketika itu Kapolda Aceh Pak Bachrum. Sebab memang Aceh berstatus darurat sipil dan orang asing memiliki ketentuan bila masuk ke Aceh. Namun karena situasi bencana tsunami, maka saya bilang biarkan gubernur yang tanggungjawab,” ujar Azwar Abubakar yang juga mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wagub Aceh dan juga Plt Gubernur Aceh Azwar Abubakar mengaku, pernah diprotes oleh Kapolda Aceh karena membiarkan orang asing masuk ke Aceh pada saat Aceh diterjang tsunami.

Padahal, ketika itu Aceh berstatus darurat sipil.

Pengalaman ini diceritakan Azwar Abubakar dalam “Refleksi 16 Tahun Tsunami”  yang digelar secara virtual oleh Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Jakarta, Kamis (24/12/2020) malam.

“Saya diprotes, oleh ketika itu Kapolda Aceh Pak Bachrum. Sebab memang Aceh berstatus darurat sipil dan orang asing memiliki ketentuan bila masuk ke Aceh. Namun karena situasi bencana tsunami, maka saya bilang biarkan gubernur yang tanggungjawab,” ujar Azwar Abubakar yang juga mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Azwar, setelah itu, baru kemudian Polri mendata orang-orang asing yang sudah berada di Aceh.

“Jadi begitulah cara kita dulu saat tsunami,” ujar Azwar.

Baca juga: Jadi Pendonor Darah Rutin, PMI Ganjar Penghargaan kepada Ketua dan Sekretariat Panwaslih Aceh Utara

Ia kemudian menceritakan kembali, bagaimana situasi tercekam dan keadaan yang sangat mencemaskan saat gempa besar dan disusul tsunami terjadi pada 26 Desember 2004 silam.

Waktu itu, ia berada di Jakarta menghadiri acara halal bi halal masyarakat Aceh.

Merasa sangat cemas dan merasa tidak biasa bahwa “sesuatu” yang besar terjadi di Aceh, Azwar lalu pulang ke Aceh menggunakan pesawat milik Wakil Presiden Jusuf Kalla pada hari itu juga.

Betapa kagetnya Azwar, saat mendarat di Aceh dan menemukan keadaan yang porak poranda, termasuk  rumah pribadinya.

Dua anak lelakinya juga tidak ditemukan.

“Dalam situasi anak yang masih hilang, keadaan begitu rupa, semestinya kita tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi kemudian saya sadari, bahwa ini adalah musibah dan memasrahkan kepada Allah termasuk dua anaknya yang hilang itu,” ujar Azwar hari-hari awal ia menemui situasi Aceh.

Dalam keadaan yang serba tidak menentu, Azwar menggelar rapat, bersama Pangdam, Kapolda dan lain-lain.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved