Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
Shalat Jumat Pertama di Masjid Raya setelah Tsunami Aceh 2004, Sejumlah Jamaah Menangis
Untuk pertama kali setelah gempa dan gelombang tsunami menerjang Aceh, ribuan umat Islam kembali melaksanakan Salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM – Gempa dan Tsunami 26 Desember 2004 menjadi duka lara yang paling memilukan bagi masyarakat Aceh.
Gempa berkekuatan 9,0 SR yang berpusat di Samudera Hindia mengguncang Bumi Serambi Mekkah pada Minggu 26 Desember 2004, sekitar pukul 8 pagi.
Gempa kemudian disusul gelombang laut berkecepatan 360 km/jam setinggi 30 meter.
Gelombang itu menyapu sebagian pesisir wilayah Aceh, menjadi lembaran duka dalam sejarah Bangsa Indonesia.
Ratusan nyawa manusia menjadi korban dari bencana mahadahsyat abad ini.
Sebuah arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Sabtu 8 Januari 2005, menceritakan suasana pelaksanaan Shalat Jumat perdana pasca tsunami meluluh lantakan Kota Banda Aceh.
Artikel ini kami turunkan kembali pada menjelang peringatan 16 tahun bencana Tsunami Aceh 2004, dalam topik “Kilas Balik Tsunami Aceh 2004”.
Baca juga: Refleksi 16 Tahun Tsunami, PP TIM Selenggarakan Diskusi Virtual, Pembicara Kunci M Jusuf Kalla
Baca juga: Syekh Ali Jaber Isi Tausiah Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh, Ini Tempat dan Agenda Lengkap Acara
Shalat Jumat Pertama di Bauturrahman, Sejumlah Jamaah Menangis
Untuk pertama kali setelah gempa dan gelombang tsunami menerjang Aceh, ribuan umat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kembali melaksanakan Salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Jumat (7/1/2004).
Meski masih diselimuti oleh bau yang tak sedap, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Dr Dien Syamsuddin yang tampil sebagai khatib, sempat mengharukan ribuan jamaah, sehingga sebagian diantaranya sempat menitikkan air mata.
Sejak menjelang Jumat, ribuan warga sudah mulai bersiap siap mendatangi masjid bersejarah itu.
Ratusan diantaranya terlihat antre di tempat pengambilan wudhu.
Meski belum begitu bersih, tampilan anggun wajah masjid kebanggaan rakyat Aceh itu sudah mulai terlihat rapi.
Ratusan aparat TNI/Polri, relawan, serta masyarakat, memang bekerja keras dalam beberapa hari terakhir untuk membenahi masjid itu, agar dapat dipakai sebagai tempat Shalat Jumat, layaknya sebelum musibah ini terjadi.
Sekitar pukul 12.50 WIB, azan baru dikumandangkan.
Para jamaah yang duduk memenuhi masjid, terlihat amat beragam.
Selain warga Banda Aceh, juga terlihat sejumlah tamu, bahkan orang asing.
Baca juga: Kado Istimewa Ultah ke-23 Delisa, Gadis Cilik yang Kehilangan Kaki saat Tsunami Aceh
Dalam khutbahnya, Dien mengajak jamaah meningkatkan kesabaran, persatuan, kebersamaan, dan ketaqwaan.
Khususnya dalam menghadapai musibah yang telah merenggut ratusan ribu jiwa warga Aceh.
"Insya Allah, dengan kesabaran, kebersamaan, dan ketaqwaan, kita akan segera melewati musibah ini. Dan yakinlah, Allah SWT akan memberikan yang lebih baik," jelas Dien.
Usai Shalat Jumat, dilaksanakan shalat ghaib yang dipimpin Ketua Permusyawaratan Ulama NAD, Prof H Muslim Ibrahim.
Saat khutbah, sejumlah jamaah tampak terharu.
Bahkan ada yang sampai menggeleng-gelengkan kepala sambil memejamkan mata, bahkan ada yang menangis.
Usai shalat ghaib, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Alwi Shihab juga tampil membesarkan jiwa rakyat Aceh.
Di depan jamaah Alwi menyampaikan salam dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Beliau (Presiden Yudhoyono) berjanji akan terus memperhatikan pembangunan NAD agar bisa cepat pulih, dan bahkan bisa lebih baik dari kondisi sebelumnya," kata Alwi.
Baca juga: Taman Memorial Tsunami Direncanakan Jadi Taman Ramah Anak, Begini Tanggapan Bupati T Irfan TB
Kerusakan kecil
Pantauan Serambi, gempa besar dan gelombang tsunami, merusak sejumlah bagian masjid, namun tidak terlalu parah.
Bagian masjid yang rusak, dianataranya menara depan, dan sebuah menara yang menyatu dengan masjid. Beberapa bagian dinding juga terlihat retak.
Sementara, jam dinding yang terpampang di dinding bagian depan masjid masih menunjukkan pukul 08.48 WIB.
Jam dinding bebentuk bundar beraksara Arab itu memang sudah rusak.
"Jam itu rusak persis saat gempa itu terjadi. Jam itu dirusak oleh musibah ini," ungkap seorang jamaah. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca juga: Surat Gubernur Terkait Perpanjangan Operasional Bank Konvensional, Haji Uma: Sangat Mengecewakan
Baca juga: 5 Tahun Lalu Diselamatkan Sedang Kelaparan dan Kurus Kering, Bagaimana Keadaan Bocah Ini Sekarang?
Baca juga: Siapa Calon Kapolri Pengganti Idham Azis? Presiden Jokowi Sudah Kantongi 2 Nama Komjen