16 Tahun Tsunami Aceh
Sofyan A Djalil: Tsunami Beri Banyak Malapetaka, Tapi Juga Ada Kemudahan
Itu beberapa kelebihan sebagai skenario Allah, di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Oleh sebab itu, sebetulnya banyak hal lain lagi yang bisa diman
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS.COM,JAKARTA - Menteri ATR/Kepala BPN Dr Sofyan A Djalil mengatakan tsunami memang memberikan banyak malapetaka dan kesulitan.
Tetapi sebagaimana janji Allah bahwa di balik kesulitan, pasti ada kemudahan.
Sofyan A Djalil mengatakan itu dalam refleksi 16 Tsunami Tsunami di Aceh oleh Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Jakarta, Kamis (24/12/2020).
Menurut Sofyan, tsunami di Aceh telah banyak memberikan kemudahan yang baik. Banyak manfaat akibat tsunami kepada Aceh.
"Kita lihat banyak solidaritas dan pembangunan. Secara fisik menjadi lebih baik. Lesson learn yang bagus dari BRR, dana komitmen international bisa diserap hampir 100%. Karena banyak juga komitmen international di banyak kasus, tidak bisa direalisasikan. Paling-paling hanya 35% saja," ujar Sofyan A Djalil mencontohkan.
Hal lain, lanjut Sofyan, dari hikmah tsunami Aceh adalah tercapainya perdamaian Aceh melalui MoU antara RI dan GAM di Helsinki. Konflik panjang itu bisa selesai.
"Itu beberapa kelebihan sebagai skenario Allah, di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Oleh sebab itu, sebetulnya banyak hal lain lagi yang bisa dimanfaatkan setelah tsunami," lanjutnya.
"Kalau hari ini kita lihat pertumbuhan ekonomi Aceh itu rendah karena pembangunan hanya bertumpu pada pengeluaran pemerintah, APBA," ujarnya.
Baca juga: Peringatan Hari Relawan PMI Berbalut Haru, Ledakan Emosi dan Aroma Kuah Beulangong
Baca juga: 16 Tahun Tsunami Aceh - Kisah PLTD Apung dan Cerita Korban Tsunami yang Selamat
Memang setelah MOU Helsinki, Aceh dapat kucuran dana alokasi khusus. Hal ini menyebabkan fokus pada dana pemerintah tersebut. Dana ini adalah easy money, dalam teori ekonomi pembangunan, easy money tidak lebih berhasil.
"Sebagai contoh dalam kehidupan, anak yang dibesarkan dengan segala kesulitan usaha dalam kesulitan, akan lebih berhasil dibandingkan dengan anak yang diberikan dengan berbagai fasilitas banyak, tidak akan berhasil," ujarnya.
Menurut Sofyan, pertumbuhan ekonomi yang di pacu oleh "government spending", tdk baik.
Ada pembelajaran dari orang lain seperti orang Bali belajar mengenai turis dari orang asing pada tahun 1970-an, saat orang pulau dewata tidak bisa urus pariwisata, sekarang orang Bali sudah bisa kelola sendiri.
"Kita harus merubah mindset di Aceh, jangan hanya tergantung pada government spending."
Contoh lain adalah Indonesia belajar dari hadirnya Citibank sebagai bankers.