Breaking News

Konservasi Perairan

Upaya Konservasi Perairan Menunjukkan Hasil, Nelayan Butuh Inovasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Perlu kerja keras dan dukungan dari Pemerintah Aceh bahkan Kementerian Kelautan untuk mengatasi persoalan alat bantu penangkapan ikan di Simeulue ini.

Penulis: Taufik Hidayat | Editor: Taufik Hidayat
Dok Pokmaswas Air Pinang
Peta Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Pulau Pinang, Pulau Siumat dan Pulau Simanaha (PiSiSi). 

“Upaya penegakan hukum perlu dilakukan dengan lebih tegas, agar memberi efek jera,” ungkap Edi Saputra, Penasehat Panglima Laot Lhok Air Pinang, kepada Serambinews.com, Jumat (25/12/2020).

Baca juga: Konflik Antarnelayan di Simeulue, Dipicu Soal Penggunaan Kompressor di Kawasan Konservasi Perairan

Baca juga: Mediasi Gagal, Polres Simeulue Lanjutkan Proses Hukum Dugaan Penganiayaan Nelayan

Baca juga: Tim Patroli Polairud, DKP dan Pokmaswas Tertibkan Penggunaan Kompressor, 9 Nelayan Ditangkap

Baca juga: DKP Aceh Dukung Penertiban Kompressor, Perlu Perlakuan Khusus untuk Lindungi Kawasan Konservasi

Keberhasilan Konservasi Perairan

Pihak Panglima Laot Lhok Air Pinang bersama sejumlah Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas) setempat yang rutin melakukan pemantauan di perairan yang masuk dalam wilayah KKP PiSiSi, mengungkapkan bahwa sejak upaya perlindungan (konservasi) ekosistem laut dilakukan sekitar lima tahun lalu, sudah banyak bukti keberhasilan yang terlihat.

Terumbu-terumbu karang yang sebelumnya rusak, kini mulai pulih, khususnya di sub zona rehabilitasi seluas 66 Hektare. Ikan karang hasil tangkapan nelayan pun meningkat baik dari segi jumlah maupun bobotnya.

Produksi lobster dan teripang juga meningkat pesat.

Dari pencatatan yang dilakukan secara swadaya oleh nelayan dan Pokmaswas Air Pinang menunjukkan bahwa pada tahun 2017, bobot teripang yang ditangkap nelayan Air Pinang hanya mencapai 87,2 Kg. Tahun 2018 meningkat drastis menjadi 229,86 Kg.

Kemudian, tahun 2019, produksi teripang nelayan Air Pinang 204,4 Kg, dan terus meningkat di tahun 2020 dengan bobot mencapai 392, 21 Kg.

“Bahkan teripang gajah yang sebelumnya sangat langka, kini sudah mulai banyak ditemukan. Ini menandakan bahwa pemulihan habitat ekosistem laut yang dilakukan selama ini, telah membuat perkembangbiakan teripang di perairan ini semakin baik,” kata Edi Saputra, Penasehat Panglima Laot Lhok Air Pinang.

Selain itu, daya lenting terumbu karang juga terpantau sangat baik. Khususnya di lokasi Gosong Sambay 3, Gosong Jawi-Jawi, Gosong Putih, Pulau Simanaha, dan Pulau Talam, yang memang masuk dalam kategori daya lenting tinggi.

Untuk diketahui, daya lenting terumbu karang merupakan kemampuan suatu ekosistem untuk menjaga fungsi-fungsi ekologis dalam menghadapi tekanan, dengan cara bertahan maupun beradaptasi terhadap perubahan. Terumbu karang yang memiliki kemapuan daya lenting yang tinggi akan membutuhkan waktu lebih cepat dalam proses pemulihan suatu kawasan.

Perairan yang memiliki daya lenting tinggi, akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bertahan terhadap tekanan yang disebabkan oleh iklim maupun aktivitas manusia.

Sehingga, lima lokasi di wilayah KKP PiSiSi ini pun memiliki peran yang sangat penting karena memiliki karakteristik fisik lingkungan yang mendukung dalam meredam dampak kenaikan suhu yang menyebabkan pemutihan karang terjadi.

Bukti keberhasilan lainnya dari upaya konservasi yang telah dilakukan, perairan ini pun mulai sering dikunjungi hewan-hewan kharismatik seperti paus, lumba-lumba, penyu, dugong, hiu paus dan pari manta, yang sebelumnya jarang terlihat.

Padahal, kemunculan beberapa spesies mega fauna dan hewan kharismatik lainnya di Perairan Simeulue ini seharusnya bukan hal yang aneh. Karena, sesuai dengan letak geografisnya yang berada di Samudera Hindia, perairan yang masuk dalam KKP PiSiSi ini merupakan salah satu daerah lintasan mamalia laut.

Dalam periode 2017-2019, nelayan Desa Air Pinang dan Pulau Siumat melaporkan bahwa mereka melihat 4 kali kemunculan Paus (Baleen Whale) yang melintas di perairan Pulau Siumat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved