Komnas HAM Temukan Proyektil dan Selongsong Peluru dalam Kasus Penembakan Pengawal Habib Rizieq
Selain itu Komnas HAM juga menemukan sejumlah pecahan kaca yang diduga didapat dari gesekan antara mobil polisi dengan mobil milik laskar FPI.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kasus baku tembak antara pengawal pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab dengan polisi terus didalami oleh Komnas HAM.
Dari hasil investigasi sementara di lapangan, Komnas HAM menemukan beberapa barang bukti, di antaranya adalah proyektil dan selongsong peluru.
Ketua Tim Penyelidikan dan Investigasi Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, tim investigas Komnas HAM menemukan setidaknya tujuh proyektil dan empat selongsong peluru di lokasi penembakan 6 anggota Laskar FPI.
Namun, dari tujuh proyektil itu, tim investigasi hanya meyakini enam proyektil yang berkaitan dengan peristiwa itu. Begitu juga dengan temuan selongsong, ada tiga selongsong yang diyakini berkaitan dengan kasus tersebut. Sementara satu selongsong belum bisa dipastikan.
Baca juga: Penampilan Baru Habib Rizieq di Dalam Rutan, Rambut Dicukur Plontos, Ini Penjelasan Kuasa Hukum FPI
Baca juga: Habib Rizieq Shihab: Kami Tidak Merampas Lahan PTPN VIII, Tapi Dibeli dari Para Petani
Baca juga: Arab Saudi Akan Dapatkan 1 Juta Vaksin Pfizer Hingga Februari 2020, Catat Kasus Baru 119 Orang
"Pertama proyektil. Jumlahnya tujuh, satu kami tidak yakin. Jadi dari tujuh itu kami satu tidak yakin, yang yakin enam. Selongsong empat, tiga utuh, satunya kami duga itu ada bagian belakang, yang firm tiga karena bentuk enggak berubah," kata Anam dalam konferensi pers di gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2020).
Selain itu Komnas HAM juga menemukan sejumlah pecahan kaca yang diduga didapat dari gesekan antara mobil polisi dengan mobil milik laskar FPI. "Didapatkan semacam serpihan pecahan bagian mobil yang saling serempetan," ujar Wakil Ketua Komnas HAM, Amiruddin.
Temuan lainnya adalah rekaman CCTV. Menurut Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, tim investigasi telah mengantongi bukti rekaman kamera pengawas atau CCTV di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek yang menjadi lokasi bentrok polisi dengan Laskar FPI.
Bukti ini diperoleh dari pihak Jasa Marga saat memeriksa perusahaan pengelola jalan tol itu berkaitan dengan peristiwa bentrok.
"Terkait bukti CCTV sudah memperoleh bukti rekaman dari Jasa Marga baik sebelum peristiwa, maupun sesudah peristiwa terjadi," kata Beka.
Hanya saja, kata dia, rekaman yang diterima masih berupa rekaman kasar yang perlu dianalisis lebih lanjut. Beka belum dapat memastikan apapun terkait kejadian hanya dengan mendasarkan pada rekaman CCTV.
Baca juga: Staf Kedubes Jerman Datangi Petamburan, Habiburokhman Minta FPI Tak Berkolaborasi dengan Pihak Asing
Baca juga: Teliti Laporan Terhadap Sekretaris Umum FPI Munarman, Polisi akan Panggil Pelapor dan Saksi
Baca juga: Yusril Mengaku Menolak saat Diminta Bantu Habib Rizieq Shihab, Sarankan Hubungi Prabowo Subianto
"Masih butuh dianalisa karena masih kasarlah. Masih umum mana yang terkait, mana yang tidak, masih kami dalami," kata dia.
Oleh karena itu, kata Beka, belum bisa disimpulkan apapun soal CCTV ini. Komnas HAM juga belum pernah memberikan pernyataan apapun berkaitan dengan CCTV ini. "Itu nanti, kesimpulan benar (mati) atau enggak kami tidak pernah merilis kesimpulan," kata dia.
Senada dengan Beka, Choirul Anam menegaskan tim investigasi belum pada kesimpulan. Bukti-bukti yang ada saat ini akan segera dilakukan uji balistik agar bisa diketahui dengan jelas gambaran peristiwa di lapangan. "Bagian mobil sangat banyak, secara kasat mata ada identik tapi yang lain harus dipastikan. Ini semua seperti dijelaskan Mas Amin (Wakil Ketua Komnas HAM) masih membutuhkan apa namanya uji balistik sedang mengupayakan dan sebagainya," kata Anam.
Anam menyebut, selama melakukan investigasi di lapangan Komnas HAM mengambil apapun yang mereka temukan di lokasi. Sebab, Komnas HAM menginvestigasi sebelum pihak polisi mendatangi lokasi.
"Apapun itu kita ambil, entah ada hubungan atau enggak. Kayak earphone, belum tentu ada hubungannya tapi ya kami ambil karena titik itu ada peristiwa. Bisa jadi semua barang ini nyambung, tapi dipastikan ada sekian barang yang gak nyambung. Ini yang butuh info lanjutan," imbuhnya.