Perawat Putus Tangan
Penyebab Perawat RSUTP Abdya Putus Tangan Belum Terungkap, Ini Penuturan Suami Korban
Tangan korban yang putus itu berhasil disambung kembali oleh tim medis RSUZA Banda Aceh setelah menjalani operasi beberapa jam.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
“Istri saya hanya mendengar suara berdetak. Lalu, separuh tangan sebelah kanan putus dan jatuh. Dia (korban) masih sadar dan sempat menjerit minta tolong kepada temannya yang melaju di depan,” papar Fajri, sesuai pengakuan sang istri.
Hitungan detik, Anna terjatuh ke atas permukaan aspal dan pingsan, sepmor jatuh sebelah kiri jalan. Temannya yang melaju di depan putar arah setelah mendengar jeritan dan ketika menoleh ke belakang, Anna tak terlihat lagi.
Ketika teman dari Anna berbalik arah, kemudian menemukan korban tergeletak tak sadarkan diri di atas aspal dengan kondisi luka sangat mengenaskan.
Akan tetapi berdasarkan keterangan sementara dipereloh dari rekan Anna tersebut bahwa ketika ia menangis, ada pelintas tiba di lokasi, termasuk ada beberapa orang lain yang keluar dari kebun sekitar lokasi. Sekitar lokasi juga ada beberapa sepmor yang parkir dan diperkirakan milik pekerja kebun sawit.
Teman dari korban segera menelpon petugas RSUTP mengabarkan peristiwa tersebut dan meminta mengirimkan mobil ambulan ke lokasi. Tak lama, korban Anna segera dibawa ke Ruang IGD RSUTP Abdya, berjalar sekitar 1,5 km dari TKP.
Baca juga: Sudah Tiga Bulan Abdya Bertahan pada Status Zona Kuning Penyebaran Covid-19
Baca juga: Penambangan Galian C di Krueng Baru Resahkan Warga yang Tinggal di Bantaran Sungai
Baca juga: Ini Dugaan Spesialis Bedah Penyebab Putus Tangan Perawat RSUTP Abdya di Jalan Sepi
Fajri mengaku tidak ada barang istrinya yang hilang. Selain sepmor merek Honda Lexy yang tergeletak lokasi, Handphone (Hp) dan uang masih ada dalam tas kecil.
“Emas perhiasan memang tak pernah dipakai, kecuali kerabu dan baru dibuka menjelang dilaksanakan operasi di RSUZA, Senin malam,” katanya.
Masih menurut Fajri kalau istrinya itu sebenarnya tidak sering melintasi Jalan Desa Ujong Padang menuju Desa Ie Mameh, ketika pulang ke rumah.
“Kadang-kadang ia melewati jalan potong itu. Hari nahas tersebut, barang kali ia melintasi jalan itu karena lebih dekat untuk mengambil anak yang dititip pada neneknya di Simpang Tiga Krueng Batee,” katanya lagi.
Ditanya, apakah ada persoalan tertentu dengan orang lain akhir-akhir ini, Fajri mengaku tidak ada. “Orangnya (Anna) baik semasama teman, tak ada masalah, orangnya memang pendiam. Saya rasa tak ada masalah apa-apa dengan orang lain,” ungkapnya.
Lebih lanjut Fajri menjelaskan, kalau istrinya telah selesai menjalani operasi sambung tangan yang putus Selasa menjelang subuh.
“Kami tiba di IGD RSUZA Banda Aceh sekitar pukul 6 sore. Lalu, diambil tindakan medis, operasi dimulai sekitar pukul 12.00 WIB malam (tengah malam),” katanya.
Operasi yang melibatkan sejumlah dokter spesialis berhasil menyambung kembali tangan yang sudah putus.
“Sekarang, masih di ruang ICCU dan belum sadar karena ekses bius. Mudah-mudah tangan istri saya bisa berfungsi normal kembali. Namun, menurut dokter bisa berhasil (berfungsi) atau tidak, masih perlu waktu,” uangkap Fajri dengan perasaan sedih mendalam.
Baca juga: Mendagri Lantik Sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kemendagri dan BNPP
Baca juga: Rusia Ultimatum Pemimpin Oposisi Alexei Navalny, Segera Kembali atau Menghadapi
Baca juga: Pelajar Putri Sierra Leone Berusia 13 Tahun Hamil Tetap Dapat Sekolah, Tanzania Tetap Melarang
Beberapa anggota keluarganya juga sudah tiba Banda Aceh, termasuk anak laki-laki semata wayang yang memasuki usia tiga tahun pada Januari 2021. “Mohon, doanya agar tangan dari ibu anak saya bisa normal kembali,” katanya.
Seperti diberitakan, tangan Anna Mutia (28), salah seorang perawat di RSUTP Kabupaten Abdya, yang ditemukan di atas permukaan jalan aspal lintasan jalan desa dari Desa Ujong Padang menuju Desa Ie Mameh, Kecamatan Kuala, dalam kondisi luka cukup mengenaskan dikabarkan berhasil disambung kembali.