Diduga untuk Siasati Kenaikan Harga, Cabai Rawit Dicat Merah di Banyumas: Mirip Cat Kayu

Penampakan cabai tersebut seperti cat kayu. Diduga cabai tersebut berasal dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Editor: Amirullah
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Bupati Banyumas Achmad Husein menunjukkan cabai rawit yang diduga dicat di kompleks Pendapa Sipanji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (30/12/2020). 

"Sehingga penampakannya seperti cat kayu," kata dia.

Baca juga: Begini Tips Membuat Cabai Jadi Tahan Sampai Berbulan-bulan

Uji laboratorum

Untuk memastikan pewarna apa yang digunakan, petugas POM dan kepolisian akan melakukan uji laboratorium.

"Kandungan kimianya belum dapat kami ketahui, kami akan berkoodinasi dengan kepolisian untuk melakukan uji laboratorium," tutur Suliyanto.

Sementara itu, polisi memastikan akan memproses dan mengusut kasus ini apabila memang ditemukan zat berbahaya.

"Jika memang dari hasil laboratorium ada indikasi zat pewarna mengandung bahan berbahaya, tentunya akan kami proses sesuai dengan undang-undang yang berlaku," kata Kanit IV Satreskrim Polresta Banyumas Iptu Yosua Farin Setiawan.

Baca juga: Selama Ini Kita Salah, Ternyata Begini Cara Sederhana Simpan Cabai Agar Awet Hingga 2-3 Bulan

Diduga dari Temanggung, empat pedagang dipanggil

Yoshua menjelaskan, dari penyelidikan sementara, cabai tersebut berasal dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

"Kami masih melakukan penyelidikan asal muasal cabai tersebut, yaitu di salah satu tempat di Temanggung," kata Yosua.

Polisi telah menyita lima kardus cabai. Satu kardus memiliki berat kurang lebih 30 kilogram.

"Dalam setiap kardus yang berisi 30 kilogram (kg) cabai, ditemukan kisaran satu hingga tiga kg cabai yang dicampur dengan pewarna," ungkap Yosua Terhadap pedagang yang menjual cabai-cabai itu, polisi telah memanggil mereka.

Selain pedagang, pemasok cabai pun akan dimintai keterangan.

"Untuk sementara empat orang saksi, dari pedagang di beberapa pasar, tapi yang bisa hadir hari ini baru dua orang," kata dia.

Diduga untuk siasati kenaikan harga

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Yunianto mengatakan, temuan ini bermula dari laporan UPTD pasar.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved