Internasional
Video Kematian Pasien Virus Corona Mesir di ICU Menjadi Kontroversi
Kematian empat pasien virus Corona pada Minggu (3/1/2021) pagi di sebuah rumah sakit umum Mesir telah memicu kontroversi.
SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Kematian empat pasien virus Corona pada Minggu (3/1/2021) pagi di sebuah rumah sakit umum Mesir telah memicu kontroversi.
Hal itu terjadi setelah video perawat yang berjuang untuk menjaga pasien tetap hidup dibagikan secara luas di media sosial.
Gubernur Provinsi Sharqia membantah tuduhan kerabat salah satu pasien, kematian disebabkan oleh kekurangan oksigen.
Insiden terjadi di unit perawatan intensif yang dikelola pemerintah yang merawat pasien Covid-19.
Gubernur Mamdouh Ghorab mengatakan para pasien meninggal karena menderita penyakit kronis selain virus.
Mesir, negara terpadat di dunia Arab dengan populasi lebih dari 100 juta orang, menghadapi lonjakan kasus virus yang dikonfirmasi.
Baca juga: Seorang Wanita Pulang dari Inggris, Virus Corona Ganas Masuk Vietnam
Bahkan, ada seruan baru kepada pemerintah untuk memberlakukan lockdown untuk menahan gelombang kedua pandemi.
Empat yang tewas adalah dua wanita berusia 60-an dan dua pria, 76 dan 44 tahun, menurut outlet berita lokal.
Jaksa di Sharqia mengatakan kematian itu sedang diselidiki.
Kematian itu menyusul tuduhan serupa oleh seorang kerabat pekan lalu.
Bahwa dua pasien meninggal karena kekurangan oksigen di rumah sakit yang dikelola pemerintah di tempat lain di Delta Nil.
Jaksa di Provinsi Menoufia telah meluncurkan penyelidikan penyebab kematian pada Jumat (1/1/2021).
Otoritas kesehatan tertinggi Mesir telah mengumumkan bahwa China yang dibuat oleh Sinopharm telah disetujui untuk penggunaan darurat, dan inokulasi akan dimulai dalam dua minggu.
Baca juga: California Temukan Empat Kasus Varian Baru Virus Corona, Enam Orang Meninggal Setiap Satu Jam
Dalam komentar yang disiarkan televisi Sabtu (2/1/2021), Menteri Kesehatan Hala Zayed mengatakan negosiasi juga sedang berlangsung untuk mendapatkan dua vaksin lainnya.
Satu dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, serta satu dari Pfizer dan mitra Jermannya BioNTech.