Internasional
Pemerintah Ethiopia Berjanji Perbaiki Masjid Bersejarah, Rusak Saat Konflik di Tigray
Pemerintah Ethiopia, Selasa (5/1/2021) berjanji memperbaiki masjid berusia berabad-abad yang rusak selama konflik di Tigray.
SERAMBINEWS.COM, ADDIS ABABA - Pemerintah Ethiopia, Selasa (5/1/2021) berjanji memperbaiki masjid berusia berabad-abad yang rusak selama konflik di Tigray.
Masjid al-Nejashi dilaporkan rusak dan dijarah, termasuk makam tokoh Islam bersejarah dirusak.
Pemerintah mengatakan gereja terdekat yang rusak selama konflik juga akan diperbaiki.
Penduduk setempat percaya al-Nejashi dibangun oleh Muslim pertama yang bermigrasi ke Afrika pada masa Nabi Muhammad.
Mereka melarikan diri dari penganiayaan di Mekkah dan diberi perlindungan di tempat yang saat itu bernama Kerajaan Aksum.
Masjid tersebut berada di kota Wukro, sekitar 800 km dari ibukota Ethiopia, Addis Ababa.
Sebuah gereja Kristen Ortodoks bernama Saint Emmanuel juga rusak, tetapi rincian lebih lanjut tidak tersedia.
Sebuah badan bantuan Turki meluncurkan proyek pada 2015 untuk merenovasi masjid.
Baca juga: Polisi Ethiopia Tangkap Juru Kamera Reuters, Tanpa Tuduhan yang Jelas
Turki mengatakan ingin melestarikan warisan monumen tersebut dan menjadikannya tujuan utama wisata religius.
Masjid dan gereja di dekatnya rusak selama operasi militer selama sebulan.
Menyebabkan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) digulingkan dari kekuasaan di wilayah itu pada 28 November 2021.
Sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Belgia, Program Eksternal Eropa dengan Afrika, melaporkan pada 18 Desember, Masjid al-Nejashi pertama kali dibom.
Kemudian dijarah oleh pasukan Ethiopia dan Eritrea.
"Sumber Tigrayan mengatakan bahwa orang-orang tewas saat mencoba melindungi masjid," tambahnya.
Pemerintah belum mengomentari laporan tersebut.
Baik pemerintah Ethiopia dan Eritrea juga menyangkal bahwa pasukan Eritrea berada di Tigray untuk membantu perang melawan TPLF.
Pada Senin (4/1/2021), televisi pemerintah Ethiopia mengatakan pasukan TPLF telah menggali parit di sekitar masjid, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pemerintah telah memberlakukan pembatasan berat pada media di Tigray.
Baca juga: Tentara Ethiopia Bantai 40 Orang Setelah Pembantaian Warga Sipil Benishangul-Gumuz
Sehingga sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Akses ke Tigray juga telah dibatasi untuk pekerja bantuan.
Wakil direktur Otoritas Pelestarian Warisan Ethiopia, Abebaw Ayalew, mengatakan sebuah tim akan dikirim untuk memeriksa kerusakan pada masjid dan gereja sebelum diperbaiki.
"Situs-situs ini bukan hanya tempat peribadatan, tetapi juga warisan bagi rakyat Ethiopia," katanya.
Tidak jelas berapa banyak yang tewas dalam konflik tersebut, tetapi Abiy sebelumnya mengatakan militer tidak membunuh satu warga sipil pun selama operasi.
Baca juga: VIDEO - RIBUAN PENGUNGSI dari Ethiopia Memasuki Sudan, Akibat Perang Saudara di Negaranya
PBB dan badan hak asasi manusia lainnya menyerukan penyelidikan independen atas tuduhan terhadap semua pihak.
Termasuk pembantaian warga sipil dan penembakan serta penjarahan di daerah pemukiman dan rumah sakit.
Lebih dari 50.000 orang telah melarikan diri ke Sudan untuk menghindari pertempuran itu.(*)