Pelayaran
Penumpang Sabuk Nusantara Diangkut Pakai Boat Saat Menuju ke Kapal, Jasa Angkutan Lebih Mahal
Para penumpang harus mengeluarkan biaya dua kali untuk menuju ke Pulau Simeulue melalui Pelabuhan Jetty Ujung Karang lalu karena mereka di samping mem
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Kondisi penumpang sabuk Nusantara melalui Pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh dinilai sangat memprihatinkan saat ini.
Pasalnya, sejumlah warga yang hendak naik ke kapal untuk penyeberangan menuju ke Pulau Simeulue harus menggunakan jasa boat angkutan dimana biaya jasa angkutan tersebut lebih mahal dari harga tiket kapal.
Para warga yang hendak menuju ke Pulau Simeulue tentu tidak ada pilihan lainnya dengan tetap menggunakan jasa boat angkutan yang dinilai kurang maksimal dan tidak terjaminnya keselamatan dalam pengangkutan tersebut.
Para penumpang harus mengeluarkan biaya dua kali untuk menuju ke Pulau Simeulue melalui Pelabuhan Jetty Ujung Karang lalu karena mereka di samping membayar tiket kapal juga harus membayar jasa angkutan melalui boat di Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Baca juga: Dua Cawabup Bener Meriah Lulus Uji Baca Quran, Yusrol Dapat Nilai 87, Dailami Lulus dengan Nilai 60
Baca juga: Tangan Perawat Anna Mutia Putus, Pelaku Dihantui Ketakukan Tanam Mesin Potong Rumput di Kebun Sawit
Baca juga: Ini Prediksi Tarmizi Age, Mantan GAM Denmark, Muzakir Manaf dan Tu Sop Berpotensi Berpasangan
Sementara biaya angkutan melalui boat menuju kapal lebih tinggi yang mencapai Rp 20.000 per orang, dibanding harga tiket kapal sekitar Rp 16.000.
Kondisi itu terjadi lantaran kapal tidak bisa merapat ke Dermaga Pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh, karena bibir Darmaga dalam kondisi rusak yang hingga saat ini belum diperbaiki.
Ketua Yayasan Advokat Rakyat Aceh (YARA), Hamdani kepada Serambinews.com, Selasa (5/1/2021) mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah atau pihak terkait untuk segera memperbaiki pelabuhan yang telah rusak akibat pengangkutan tiang pancang pada 2020 lalu.
Ia mendesak pihak pengelola Pelabuhan itu untuk bertanggung jawab dan segera memperbaiki pelabuhan yang rusak itu, sebab dengan terbengkalainya kerusakan pelabuhan tersebut justru akan merugikan pemerintah daerah sendiri termasuk pelayanan terhadap masyarakat yang tidak efektif.
Dikatakannya, bahwa pada Senin (4/1/2021) malam, kondisi para penumpang sangat memprihatinkan mereka mengantre untuk menggunakan jasa boat angkutan menuju ke kapal.
Hujan deras yang mengguyur daerah itu pada Senin malam membuat puluhan penumpang dan barang-barang basah disiram hujan.
Para penumpang tidak ada tempat berteduh, sehingga terpaksa bertahan di bawah siraman hujan di samping kepentingan mereka harus pulang ke kampung halamannya di Simeulue.
Para penumpang tersebut kebanyakan pulang dari Banda Aceh dan sejumlah kabupaten lainnya di Aceh, sementara alat transportasi laut hanya ada satu-satunya ada di Pelabuhan Jetty Ujung Karang, sedangkan Kapal Teluk Sinabang tidak berlayar sedang dalam perbaikan.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Barat, Tarfin yang dikonfirmasi Serambinews, terkait dengan kerusakan pelabuhan Jetty Meulaboh pihak berencana akan duduk kembali untuk mengambil langkah penangan pelabuhan tersebut yang hingga saat ini belum ada penanganan perbaikan oleh pihak perusahaan sebagai pengguna jasa dalam pengangkut tiang pancang.
Disebutkan, peran besar terhadap pelabuhan tersebut adalah PD Pakat Beusare sebagai pengelola pelabuhan tersebut, yang nantinya akan duduk kembali dengan pihak terkait lainnya termasuk pihak perusahaan pengguna jasa tersebut.