Presiden Jokowi Divaksin Pertama Pekan Depan, Vaksin Dipastikan Halal dan Tidak Mengandung Babi
Budi meminta kepala daerah mengikuti proses vaksinasi agar masyarakat percaya dengan vaksin Covid-19.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi Covid-19 perdana akan dimulai Rabu (13/1/2021) mendatang.
Penyuntikan dilakukan secara serentak di 34 provinsi. Program vaksinasi gratis bertahap dengan diawali dengan tiga kelompok, yakni kelompok pejabat publik pusat dan daerah, pengurus Asosiasi Profesi Tenaga Kesehatan dan Key Leader kesehatan daerah, serta tokoh agama daerah.
"Penyuntikan pertama akan dilakukan pada Rabu depan di Jakarta," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin. Selain Jokowi, vaksin akan disuntikkan ke para menteri Kabinet Indonesia Maju. "Pertama Bapak Presiden," kata Budi.
Budi meminta kepala daerah mengikuti proses vaksinasi agar masyarakat percaya dengan vaksin Covid-19. Kepala daerah diminta mengatur jadwal vaksinasi untuk tenaga kesehatan.
Baca juga: Komisi V DPRA Minta Pemerintah Aceh Gandeng MPU Sosialisasi Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Mendagri: Jangan Kendor Patuhi 3M Meski ada Vaksin Covid-19
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Aceh, Begini Cara Cek Nama Penerima Vaksin Gratis
Lantaran kemungkinan dibutuhkan istirahat usai vaksinasi karena ada efek samping. Ia menyontohkan jika di Puskesmas ada empat perawat, maka sebaiknya dua perawat dulu yang divaksinasi sehingga dapat dilakukan bergantian.
"Arahan dari Bapak Presiden, karena kemungkinan akan ada sedikit dampak, misalnya pegel sedikit, demam sedikit, jadi dalam satu Puskesmas, misalnya ada 4 perawat, jangan sampai di hari yang sama kita vaksin semua. Kita antisipasi betul efek itu, maka vaksin dulu untuk 2 orang," ucap Budi.
Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Muti Arintawati menegaskan MUI tidak akan memberikan sertifikasi halal untuk vaksin yang mengandung babi.
Ia memastikan, vaksin Covid-19 yang sudah didistribusikan di Indonesia sejauh ini tidak mengandung babi. Proses sertifikasi halal yang akan diberikan MUI ke Vaksin Covid-19 memang masih dalam proses, tapi MUI belum menemukan kandungan babi sama sekali.
Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Proaktif Sosialisasi Program Vaksinasi
Baca juga: Daftar Provinsi yang Sudah Menerima Vaksin Covid-19, Ini Jumlah Dosisnya
Baca juga: Menlu Arab Saudi Terima Suntikan Vaksin Covid-19, Kasus Virus Corona Terus Turun
"Sertifikasi halal masih dalam proses, tapi sejauh ini kami belum menemukan adanya kandungan babi," ujar Muti.
Apa pun prosesnya, ucap Muti, jika mengandung babi, tidak bisa jadi produk yang disertifikasi. "Alhamdulillah vaksin Sinovac bukan dari babi," sambungnya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Lucia Rizka Andalusia mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan tidak ada efek samping yang serius berkaitan dengan penggunaan vaksin Sinovac.
Hasil itu didapat dari data-data awal uji klinis vaksin Sinovac dari pemantauan selama satu bulan setelah penyuntikan. "Data awal tersebut baru berupa imunogenisitas dan data keamanan, kita belum dapat data efikasi," kata Lucia.
Lucia menerangkan vaksin dikatakan cukup aman dan tidak ada efek samping yang serius yang dilaporkan berkaitan dengan penggunaan vaksin.
Sedangkan untuk imunogenisitas sudah menunjukan pembentukan antibodi yang bagus dalam tubuh, sehingga bisa menunggu pengamatan lebih jauh, yakni 3 bulan setelah penyuntikan.